School of Information Systems

Model-Model Metodologi System Development

System development atau pengembangan sistem adalah proses mendefinisikan, merancang, menguji, dan mengimplementasikan aplikasi perangkat lunak baru atau program. Proses dapat mencakup pengembangan internal sistem khusus, pembuatan sistem basis data, atau akuisisi perangkat lunak yang dikembangkan pihak ketiga (Farm Credit Administration, 2007). Terdapat 6 jenis strategi dalam akusisi sebuah aplikasi yakni:

  • Buy the Application
  • Lease the Application
  • Software-as-a-Service
  • Use Open-Source Software
  • Outsourcing
  • Develop the Application In-house

Pada artikel ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai strategi in-house application development. In-house mengacu pada melakukan kegiatan atau operasi di dalam perusahaan, alih-alih mengandalkan outsourcing. Suatu perusahaan menggunakan karyawannya sendiri dan waktu untuk menjaga divisi atau kegiatan bisnis, seperti pembiayaan atau perantara, in-house. Pendekatan ini biasanya memakan waktu dan biaya, tetapi biasanya menghasilkan aplikasi yang lebih sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Berikut merupakan model-model metodologi pengembangan sistem (Rainer & Cegielski, 2011):

  1. System Development Life Cycle. Merupakan pengembangan sistem tradisional yang digunakan perusahaan untuk large-scale IT Informasi diolah secara sekuensial dalam SDLC. Secara umum, SDLC dibagi menjadi 6 tahapan yakni: system investigation, system analysis, system design, programming and test, implementation, dan operation and maintenance.

Selengkapnya dapat diakses pada:

  1. Salah satu metode alternatif yang dapat digunakan dalam pengembangan sistem. Pendekatan prototyping mendefinisikan daftar awal kebutuhan pengguna, membangun model sistem, dan kemudian meningkatkan sistem dalam beberapa iterasi berdasarkan feedback pengguna. Developers tidak mencoba untuk membuat secara lengkap spesifikasi pengguna untuk sistem pada awalnya, dan tidak berencana untuk mengembangkan sistem sekaligus. Prototype merupakan versi kecil dari sistem yang dikembangkan oleh developers.

Selengkapnya dapat diakses pada:

  1. Joint Application Design. Metode alternatif lainnya adalah Joint Application Design atau JAD. JAD adalah metode berbasis kelompok dalam mengumpulkan kebutuhan pengguna dan membuat desain sistem. JAD sering digunakan pada tahap analisis dan desain dari tahapan SDLC. JAD melibatkan pertemuan kelompok yang dihadiri oleh para analis dan semua pengguna. JAD dasarnya adalah proses pengambilan keputusan kelompok yang dapat dilakukan secara manual atau otomatis melalui komputer. Pertemuan ini diperuntukan untuk mendefinisikan dan menyetujui persyaratan sistem secara bersama.
  2. Integrated Computer – Assisted Software Engineering. Model alternative lain adalah CASE. CASE adalah pendekatan pengembangan yang menggunakan alat khusus untuk mengotomatisasi tugas-tugas di SDLC.

Selengkapnya dapat diakses pada:

  1. Rapid Application Development. RAD adalah metode pengembangan sistem yang dapat menggabungkan alat JAD, prototyping, dan ICASE untuk menghasilkan sistem berkualitas tinggi. Pada tahap pertama RAD, developers menggunakan sesi JAD untuk mengumpulkan persyaratan sistem, memastikan bahwa pengguna terlibat secara intensif sejak dini. Proses pengembangan di RAD terjadi secara berulang, mirip dengan prototyping. Artinya, persyaratan, desain, dan sistem itu sendiri dikembangkan dan kemudian mengalami serangkaian, atau urutan, perbaikan. RAD menggunakan ICASE untuk dengan menyusun persyaratan dan mengembangkan prototipe. Ketika prototipe dikembangkan dan disempurnakan, pengguna meninjaunya dalam sesi JAD tambahan. RAD menghasilkan komponen fungsional dari sistem final, bukan versi skala terbatas.

Selengkapnya dapat diakses pada:

  1. Agile Development. Agile development merupakan metodologi pengembangan perangkat lunak yang memberikan fungsionalitas dalam interaksi cepat, yang biasanya diukur dalam beberapa minggu. untuk menjadi sukses, metode ini membutuhkan komunikasi, pengembangan, pengujian, dan pengiriman yang sering. pengembangan tangkas fokus pada perkembangan cepat dan kontak pengguna yang sering untuk membuat perangkat lunak yang menjawab kebutuhan pengguna bisnis. Prinsip inti dari pengembangan gesit adalah melakukan hanya apa yang harus Anda lakukan untuk menjadi sukses saat ini.

Selengkapnya dapat diakses pada:

  1. End-User Development. End-User Development mengacu pada pengguna akhir organisasi yang mengembangkan aplikasi mereka sendiri dengan sedikit atau tanpa bantuan formal dari departemen TI.
  2. Object-Oriented Development. OOD didasarkan pada pandangan yang berbeda secara fundamental dari sistem komputer dalam persepsi yang menjadi ciri pendekatan pengembangan SDLC tradisional. Pendekatan tradisional memberikan instruksi langkah demi langkah spesifik dalam bentuk program komputer, di mana programmer harus menentukan setiap detail prosedural. Program-program ini biasanya menghasilkan sistem yang melakukan tugas asli tetapi mungkin tidak cocok untuk menangani tugas-tugas lain. Sebaliknya, sistem berorientasi objek dimulai bukan dengan tugas yang harus dilakukan, tetapi dengan aspek-aspek dunia nyata yang harus dimodelkan untuk melakukan tugas itu.

Referensi

Farm Credit Administration. (2007). FCA Essential Practices for Information Technology . Retrieved from fca: https://www.fca.gov/template-fca/download/ITManual/itsystemsdevelopment.pdf

Rainer, R. K., & Cegielski, C. G. (2011). Introduction to Information Systems. United States: John WIley & Sons, Inc.

Inggried Kurniawan