School of Information Systems

Ethereum 2.0 : Pembaharuan Teknologi Blockchain Hemat Energi

Seperti yang telah diketahui, Ethereum merupakan teknologi blockchain yang berada di belakang mata uang digital atau cryptocurrency jenis Ether. Kritisme yang sering didapat mengenai cryptocurrency adalah pemakaian energi yang sangat besar untuk menjalankan proses komputer rumit dalam pembuatan mata uang tersebut. Namun Ethereum sendiri setidaknya telah menjawab kritik tersebut dengan efisiensi energi yang digunakan selama proses.  

Pada dasarnya belum terdapat statistik konkret tentang konsumsi energi (atau bahkan perangkat keras apa yang digunakan), jadi yang berikut adalah estimasi secara umum dari konsumsi energi masa depan Ethereum.  Untuk menjalankan node suar (BN), klien validator 5.4 (VC), dan eth1 full-node dibutuhkan sekitar 15 watt. Jika jumlah ini dikalikan dengan 87.000 validator berarti setara dengan pemilik rumah yang mengonsumsi 1,64 megawatt. Jika memperkirakan daya yang dikonsumsi oleh staker kustodian hal tersebut sedikit lebih sulit, mereka menjalankan puluhan ribu klien validator dengan redundansi dan cadangan. Secara total, Ethereum Proof-of-Stake mengkonsumsi listrik sejumlah 2,62 megawatt yang mana bukan pada skala negara, provinsi, atau bahkan kota, tetapi kota kecil (sekitar 2100 rumah Amerika). 

Sebagai referensi, konsensus Proof-of-Work (PoW) pada Ethereum saat ini mengkonsumsi energi yang setara dengan negara berukuran sedang, namun hal ini diperlukan untuk menjaga rantai PoW tetap aman. PoW merupakan kompetisi komputasional dimana semua partisipan beradu untuk membuat keamanan transaksi cryptographically. Di bawah PoW, harga ETH dan hashrate berkorelasi positif. Oleh karena itu, seiring kenaikan harga, terjadi kenaikan daya yang dikonsumsi oleh jaringan. Di bawah Proof-of-Stake, ketika harga ETH meningkat, keamanan jaringan juga meningkat, tetapi penggunaan energi tetap tidak berubah. 

Digiconomist memperkirakan bahwa pembuat Ethereum saat ini mengkonsumsi 44,49 TWh per tahun yang berhasil mencapai daya 5,13 gigawatt secara berkelanjutan. Ini berarti bahwa PoS memiliki 2000x lebih hemat energi berdasarkan perkiraan konservatif di atas, yang mencerminkan pengurangan setidaknya 99,95% dalam total penggunaan energi. Jika konsumsi energi per transaksi adalah 35Wh/tx (rata-rata ~ 60K gas / tx) atau sekitar 20 menit listrik untuk menyalakan TV. Sebaliknya, Ethereum PoW menggunakan energi rumah yang setara selama 2,8 hari per transaksi dan Bitcoin mengkonsumsi energi setara 38 rumah satu hari hari per transaksi.  

Ethereum yang saat ini melonjak tinggi dan menjadi kapitalisasi pasar mencapai 10 miliar dollar menjadikan Ethereum sedikit disorot karena meninggalkan jejak pemakaian energi yang sangat besar. Namun begitu, konsumsi energi yang digunakan dalam proses Ethereum hanyalah seperempat hingga setengah dari Bitcoin. Meskipun konsumsi energi Ethereum yang lebih rendah dari Bitcoin, transaksi Ethereum masih tergolong membutuhkan suplai energi listrik yang besar daripada rata-rata penggunaan listrik harian di rumah-rumah Amerika Serikat. Maka dengan mempertimbangkan hal tersebut, Butterin (Founder ETH) meningkatkan sistem Ethereum menjadi Ethereum 2.0 dengan efisiensi energi sebesar 99,95%.

 

Referensi :

Beekhuizen, C. 2021. A country’s worth of power no more. https://blog.ethereum.org/2021/05/18/country-power-no-more/ Diakses 4 Juni 2021 

Fairley, P. 2019. Ethereum plans to cut its absurd energy consumption by 99 percent. https://spectrum.ieee.org/computing/networks/ethereum-plans-to-cut-its-absurd-energy-consumption-by-99-percent Diakses 4 Juni 2021 

Frost, L. 2021. Ethereum foundation : ETH 2.0 will use 99.5% less energy. https://decrypt.co/71353/ethereum-foundation-eth-2-0-will-use-99-95-less-energy. Diakses 4 Juni 2021 

 

Richard