School of Information Systems

Memilih Perangkat Elektronik yang Ramah Lingkungan

Perangkat elektronik yang dimaksud disini adalah perangkat yang biasa dipakai oleh kita untuk melakukan komunikasi, mencari data dan informasi, hiburan, menciptakan perangkat lunak maupun permainan, dsb. Pendeknya perangkat yang terkait dengan kemampuan untuk komputasi seperti komputer, telepon seluler, notebook, dsb. Ramah lingkungan tentunya terkait dengan seberapa dekat perangkat itu dengan alam sehingga perangkat itu akan mengurangi pemakaian atau sehemat mungkin menggunkan listrik, sampah atau buangannya akan mudah terurai oleh bumi dan sampah atau rongsokannya tidak menimbulkan racun kepada manusia.

Pada umumnya panduan untuk memilih perangkat elektronik ini bisa dilihat pada berbagai majalah, brosur pameran atau komentar/ulasan para pakarnya. Karena itu pemilihan ditentukan dengan berbagai kriteria yang umum diinginkan oleh para pemakai, seperti: jenis prosesor, besarnya RAM, Chipaet, Kartu grafis, Hard disk, Optical drive, fasilitas, layar, sistem operasi, batere, bobot, garansi dan harga kisaran. Kriteria itu kemudian diberi bobot tertentu yang sudah standar yang menjadi kriteria yang lebih sederhana seperti Kinerja, Fasilitas, Penggunaan dan Harga. Karena itu para pembacapun tinggal membandingkan kriteria itu dengan kriteria yang diinginkan. Pengamatan penulis atas pola pengambilan keputusan di sebagian besar masyarakat Indonesia adalah jatuh pada harga, kualitas dalam arti cukup bandel, mudah dijual kembali dan dukungan penjual terhadap layanan purna jual. Namun sedikit sekali panduan dan masyarakat yang memperhatikan perangkat elektronik yang ramah lingkungan.

Masih jarang panduan maupun pengambilan keputusan memilih perangkat elektronik yang mendasarkan pada kriteria ramah lingkungan. Untuk bisa ramah lingkungan pada umumnya perangkat lunak itu dimulai dengan melakukan perencanaan yang seksama, proses produksi yang baik, dan juga layanan purna jual yang baik yang berarti penjual akan mengumpulkan rongsokan ini untuk diproses secara benar agar tidak mencemari lingkungan. Sebagai konsekuensi logisnya maka harga produk itu menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang proses perencanaan, produksi dan kebijakan purna jualnya tidak seperti itu. Untuk jangka panjang pemilihan perangkat elektronik yang ramah lingkungan akan berdampak pada penyelamatan bumi ini dari berbagai ancaman kerusakan akibat salah penggunaan atau pemilihan perangkat tersebut.

Sebenarnya sudah ada sejak tahun 2005’an tentang panduan perangkat lunak yang ramah lingkungan ini. Salah satunya panduan yang dikeluarkan oleh kelompok Green Peace. Dari mulai dikeluarkan dan sampai sekarang kriteria persyaratan ramah lingkungan itu diperbaiki dan ditingkatkan. Sebaliknya para produsen perangkat elektronik ternyata mengimbanginya dan mulai menyadari pentingnya faktor ramah lingkungan tersebut melekat pada kualitas produknya. Terlihat tahun demi tahun mereka berlomba untuk membuat produk yang paling ramah lingkungan. Paling tidak mereka mendekatkan kriteria yang diacu oleh kelompok Green Peace atau Gartner. Mengingat tidak mudah untuk mendapatkan hasil perbandingan produk ramah lingkungan dari Gartner maka pada tulisan ini akan disampaikan perbandingan yang telah diunggah oleh kelompok Green Peace.

Agar tidak terlalu berkepanjangan maka diambil hasil penelitian di tahun 2008 dan paling akhir adalah tahun 2012. Pembaca juga dapat memperhatikan versi dari laporan ini dikeluarkan. Terlihat pada gambar 1 yaitu posisi di Maret tahun 2008 bahwa Nintendo, Philips, Panasonic, Microsoft, Sharp, Acer adalah penghasil produk elektronik yang paling tidak ramah lingkungan. Produk buatan Toshiba, Samsung, Nokia, Sony, Dell dan Lenovo meskipun masih belum terlalu ramah lingkungan tetapi sudah mulai menuju ke arah sana. Perlu dicatat bahwa produk yang dijadikan penelitian adalah hasil produsen kelas atas dunia yang produknya ada dan hampir selalu menjadi produk teratas diminati masyarakat di seluruh negara.

MEMILIH PERANGKAT ELEKTRONIK YANG RAMAH LINGKUNGAN 1

Gambar 1 Panduan pemilihan perangkat lunak yang ramah lingkungan tahun 2008

Hanya dalam waktu kurang dari dua tahun, versi Desember 2009, ternyata para produsen sanggup merubah proses desain, cara pabrikasi maupun kebijakan yang lain sehingga posisi menjadi berubah. Nokia dan Sony Erickson jauh meninggalkan pabrikan lainnya. Sedangkan yang mengalami pengunduran adalah LGE, Samsung, Dell dan yang makin terpuruk adalah Lenovo.

Dua tahun kemudian, versi November 2011, produsen HP, Dell dan Nokia mampu produknya meraih posisi paling atas dan yang  paling tidak ramah adalah RIM (produsen Black Berry), yang mengalami kemunduran adalah LGE, Acer, Toshiba dan Sharp. Namun ternyata ada juga yang tetap berada di tengah, seperti Apple dan Samsung.

MEMILIH PERANGKAT ELEKTRONIK YANG RAMAH LINGKUNGAN 2

Gambar 2 Panduan pemilihan perangkat lunak yang ramah lingkungan tahun 2009

MEMILIH PERANGKAT ELEKTRONIK YANG RAMAH LINGKUNGAN 3

Gambar 3 Panduan pemilihan perangkat lunak yang ramah lingkungan tahun 2011

MEMILIH PERANGKAT ELEKTRONIK YANG RAMAH LINGKUNGAN 4

Gambar 4 Panduan pemilihan perangkat lunak yang ramah lingkungan tahun 2012

Untuk tahun 2012, versi November, yang unggul adalah WIPRO, HP Nokia dan Acer sedangkan yang terbelakang adalah RIM, Toshiba, dan Sharp. WIPRO adalah produsen elektronik terbesar nomor tiga di India yang baru masuk ke bidang itu tahun 1980 dan awalnya adalah perusahaan minyak kelapa di tahun 1945. Laporan tahun 2013 belum dikeluarkan sampai saat ini. Pembaca dapat lebih rinci membaca laporan dari kelompok ini melalui internet secara gratis.

Apa yang ingin disampaikan pada artikel ini adalah terlihat jelas perubahan posisi produk dari berbagai produsen yang menginginkannya produknya punya label hijau. Meningkatnya kesadaran masyarakat di negara maju untuk memilih dan membeli produk yang ramah lingkungan telah ikut mendorong produsen untuk membuat produknya makin ramah lingkungan. Yang mengagumkan adalah HP yang pada awalnya ada di zona merah tetapi pada tahun 2012 ada di urutan atas pada zona hijau. Demikian juga Acer, yang pada awalnya produknya dinilai masyarakat Indonesia adalah produk murahan dan kurang ramah lingkungan ternyata saat ini sudah mampu untuk berada di urutan atas baik sebagai produk yang ramah lingkungan maupun kualias.

Bagaimana dengan produk elektronik buatan Tiongkok? Produk elektronik buatan negara ini banyak diminati bukan saja oleh masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat negara-negara yang berkembang karena alasan murah dan fitur yang ada pada produk elektronik unggulan hampir semua melekat pada produk elektronik buatan Tiongkok. Dengan tidak masuknya produk elektronik dari negara Tiongkok ini pada laporan Kelompok Green Peace berarti dapat dianggap bahwa produk-produk elektronik tersebut belum bisa masuk katagori ramah lingkungan sama sekali. Akankah kita terjebak hanya karena kriteria murah, fitur lengkap dan umur pendek agar kita punya gengsi sedangkan untuk jangka panjang akan merusak lingkungan ini? (HD, Maret 2014).(HD)