School of Information Systems

Jenis – Jenis Organization Culture Pada Knowledge Management

Menurut Robbins, organization culture adalah suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan yang lain. Seperti yang dapat diketahui, bahwa masing-masing orang memiliki ciri khasnya dan tidak selalu berperilaku seperti yang diharapkan. Sama halnya dengan organizational culture, meskipun secara keseluruhan organisasi dapat dicirikan memiliki jenis budaya tertentu, pada kenyataannya akan ada banyak jenis budaya mikro yang terbukti di seluruh perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan untuk mempelajari culture yang ada lebih dalam. Salah satu caranya adalah dengan mengklasifikasikannya menjadi beberapa jenis sehingga culture tersebut dapat digali lebih dalam. Pada tahun 2000, Goffee dan Jones mengidentifikasi empat jenis organizational culture menggunakan dua dimensi sebagai berikut:

  1. Dimensi pertama, sociability adalah ukuran untuk keramahan. Dimana culture dengan sociability yang tinggi menunjukkan bahwa orang-orang dalam budaya tersebut cenderung ramah satu sama lain tanpa mengharapkan imbalan apapun.
  2. Dimensi kedua, solidarity adalah ukuran untuk orientasi tugas. Dimana culture dengan solidarity yang tinggi menunjukkan bahwa orang-orang dalam budaya tersebut dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dengan sangat baik, meskipun kemungkinan mereka memiliki konflik pribadi atau perselisihan.

Kemudian, dalam skema klasifikasi tersebut dihasilkan empat jenis organizational culture yang dijelaskan secara lebih rinci dibawah ini:

  1. Communal culture – anggotanya memiliki rasa memiliki meskipun juga didorong oleh tugas. Biasanya mempunyai pemimpin karismatik yang penuh inspirasi. Namun, sisi negatifnya adalah pemimpin seringkali memberikan pengaruh yang terlalu besar.
  2. Networked culture – anggota dianggap sebagai teman dan keluarga sehingga orang-orang memiliki kontak yang dekat dan peduli satu sama lainnya. Selain itu, orang-orang juga bersedia membantu satu sama lain dan saling berbagi informasi. Namun, dikarenakan orang-orang begitu baik sama lainnya membuat mereka enggan untuk mengkritik kinerja yang buruk dari anggota lain.
  3. Mercenary culture – budaya ini berfokus pada tujuan yang ketat sehingga anggota diharapkan dapat mencapai tujuan dan menyelesaikan pekerjaan dengan cepat. Kelompok politik juga hanya memiliki sedikit ruang karena setiap orang berfokus pada tujuan dan objektivitas. Namun, sisi negatifnya adalah siapapun yang memiliki kinerja buruk mungkin diperlakukan dengan buruk atau tidak manusiawi.
  1. Fragmented culture – berbanding terbalik dengan communal culture dimana rasa memiliki dalam suatu organisasi sangat lemah. Setiap individu berfokus pada tugasnya masing-masing, sehingga mengakibatkan kurangnya kerja sama satu sama lain.

Source:

Dalkir, K. (2017). Knowledge Management in Theory & Practice, 3rd edition. MIT Press

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-budaya-organisasi/

Nur Anisa