Apa itu Use Case dan Use Case Diagram?
Pernahkah kalian mengembangkan sebuah aplikasi atau software? Untuk mengembangkan sebuah software dibutuhkan beberapa analisis seperti analisis kebutuhan software, dll. Sebagai seorang sistem analis biasanya akan membuat use case diagram. Use case adalah aktivitas yang dilakukan sistem dalam menanggapi permintaan oleh pengguna. Sedangkan use case diagram adalah diagram yang menggambarkan hubungan antara aktor dengan sistem.
Cara mengidentifikasi Use Case
Sebelum membuat use case diagram alangkah baiknya untuk mengidentifikasi kejadian use case terlebih dahulu. Ada beberapa pendekatan yang dapat diambil untuk mengidentifikasi sebuah use case salah satunya user goal technique. Teknik tujuan pengguna adalah untuk meminta pengguna menjelaskan tujuan mereka menggunakan sistem baru atau yang diperbarui. Analis pertama – tama mengidentifikasi semua pengguna, mengkategorikannya berdasarkan jenis pengguna, dan kemudian melakukan wawancara dengan terstruktur kesetiap pengguna. Dengan berfokus pada satu jenis pengguna pada satu waktu, analis dapat secara sistematis mengatasi masalah mengidentifikasi use case.
Selama wawancara analis memandu pengguna untuk mengidentifikasi cara – cara tertentu dalam sistem untuk dapat membantu pengguna melakukan tugas yang diberikan pada sistem. Tujuan dari wawancara tersebut adalah untuk mengidentifikasi apa yang dapat dilakukan sistem untuk meningkatkan kinerja dan produktivitas pengguna. Dapat juga memungkinkan untuk menyederhanakan tugas yang sedang dilakukan oleh pengguna atau menambahkan tugas baru pada sistem yang akan dibuat. Tujuan dari teknik ini analis menyelidiki permintaan khusus dari pengguna dan tanggapan yang diinginkan dari sistem yang diusulkan, lalu didokumentasikan oleh analis sebagai use case.
8 tahap menggunakan user goal technique untuk mengidentifikasi use case:
- Identifikasi user potensial untuk sistem baru.
- Klasifikasikan user potensial berdasarkan fungsi peran (pengiriman, marketing, sales).
- Klasifikasikan user potensial dari organisasi (operasional, manajemen, eksekutif, dll).
- Wawancara setiap tipe user untuk menentukan tujuan spesifik.
- Membuat daftar use case awal yang disusun menurut jenis pengguna.
- Mencari duplikat dengan nama use case yang serupa dan atasi inkonsistensi.
- Identifikasikan untuk jenis pengguna yang berbeda yang membutuhkan use case yang sama.
- Tinjau daftar lengkap use case dengan setiap jenis pengguna dan pemangku kepentingan.
Teknik kedua yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi use case adalah event decomposition technique. Teknik dekomposisi peristiwa dapat dimulai dengan mengidentifikasi semua peristiwa bisnis yang ditanggapi oleh sistem informasi yang mana setiap peristiwa tersebut mengarah ke use case. Teknik dekomposisi peristiwa fokus pada elementary business process (EBP) singkatnya EBP adalah tugas yang dikerjakan oleh satu orang pada satu tempat sebagai respons terhadap peristiwa bisnis. Peristiwa pada EBP harus memiliki waktu dan tempat yang spesifik.
Bagian – Bagian Use Case Diagram
Use case diagram memiliki 3 komponen, yaitu:
- Sistem
Menyatakan batasan sistem dalam relasi dengan aktor yang menggunakannya (diluar sistem) dan fitur yang harus disediakan (dalam sistem).
- Aktor
Segala hal diluar sistem yang akan menggunakan sistem untuk melakukan sesuatu. Bisa merupakan manusia, sistem atau device yang memiliki peranan.
- Use case
Use case adalah gambaran fungsional dari sebuah sistem.
Use case diagram juga memiliki beberapa relasi, yaitu:
- Association
Digambarkan dengan garis antara aktor terhadap use case. Relasi ini mengidentifikasi interaksi yang dilakukan oleh aktor dengan use case tertentu.
- Generalization
Relasi ini mendefinisikan relasi antara dua aktor dengan dua use case yang mana salah satunya menurunkan sifat dari yang lainnya.
- Dependency
Dependency terbagi dalam 2 macam, yaitu include dan juga extend.
Include adalah relasi use case tambahan ke sebuah use case. Use case yang ditambahkan memerlukan use case ini untuk menjalankan fungsinya.
Extend adalah relasi use case tambahan ke sebuah use case. Use case yang ditambahkan dapat berdiri sendiri walau tanpa use case tambahan tersebut.
Contoh use case diagram:
Contoh use case diagram menggunakan include dan extend:
Mengembangkan Use Case Diagram
Beberapa langkah untuk membuat use case diagram:
- Identifikasi semua pemangku kepentingan dan pengguna yang akan mendapatkan keuntungan dengan memiliki use case diagram.
- Tentukan pemangku kepentingan atau pengguna yang membutuhkan review use case diagram.
- Pilih use case dan aktor untuk menunjukan dan menggambar use case diagram.
- Berhati – hatilah menamai setiap use case diagram dan selanjutnya catat bagaimana dan kapan diagram harus digunakan untuk di review dengan pemangku kepentingan dan users.
Sumber:
John W. Satzinger, Robert B. Jackson, Stephen D. Burd (2015). Systems Analysis and Design in a Changing World. United States of America: Cengage Learning.
https://socs.binus.ac.id/2019/11/26/uml-diagram-use-case-diagram/