Pentingnya UX dalam Produk Digital di Masa Pandemi
User Experience atau yang biasa disebut UX adalah suatu proses pengalaman yang dirasakan atau didapatkan oleh pengguna (user) ketika menggunakan suatu produk, sistem, atau jasa. Adanya design User Experience akan membantu perusahaan dalam menganalisis kepuasan pelanggan/pengguna. Jika UX suatu produk dirancang secara baik dan tepat, maka pengguna akan merasa puas dan nyaman ketika menggunakan produk tersebut dan akan cenderung kembali menggunakan produk itu. Akan tetapi, sebaliknya, jika UX tidak dirancang deengan baik, maka meskipun produk tersebut mempunyai nilai yang cukup unggul, konsumen tetap tidak akan merasa puas dan nyaman sehingga memungkinkan mereka untuk beralih ke produk lain yang serupa.
Dengan demikian, kita bisa melihat bahwa dalam mengembangkan suatu produk, penting bagi perusahaan untuk mampu merancang UX yang baik. Suatu UX akan dikatakan baik apabila pengguna dapat mencapai tujuan penggunaan dengan mudah dan disertai dengan desain UI yang friendly, produk yang ringan untuk diakses, dan menu yang tidak berbelit-belit. Oleh karena itu, design UI memegang peranan yang cukup penting pula dalam suatu UX.
Namun, seperti yang kita tahu, saat ini seluruh belahan dunia sedang terus mengalami transformasi ke arah digital. Terlebih lagi dengan adanya pandemi Covid-19, transformasi digital menjadi jauh lebih cepat. Semua warga dunia “dipaksa” untuk beralih dari metode konvensional ke metode digital. Pertemuan yang biasa dilakukan secara tatap muka (onsite), kini harus dilakukan secara online. Berbagai kegiatan belanja yang sebelumnya harus datang ke tempat (toko), sekarang bisa dilakukan secara online melalui e-commerce. Berbagai aktivitas lainnya seperti belajar, membeli makanan, dan sebagainya mulai dilakukan secara online. Artinya, berbagai produk digital mulai muncul dan berkembang, dan UX menjadi salah satu komponen yang sangat penting dalam produk-produk digital tersebut.
Sebagai salah satu contoh sederhana, misalnya kita akan melihat peran UX dalam aplikasi/website video conference. Ada berbagai aplikasi video conference yang bisa digunakan dalam mengadakan pertemuan secara virtual, misalnya Zoom Meeting, Google Meet, Microsoft Teams, Skype, Cisco Webex, Lifesize, Bluejeans, Awor, Join.me, Cyberlink U Meeting, Zoho Meeting, Any Meeting, RingCentral Meeting, Adobe Connect Meeting, dan masih banyak lagi. Dari sekian banyak aplikasi video conference yang bisa digunakan, hanya ada beberapa saja yang kita kenal dan biasa pakai, seperti Zoom, Google Meet, dan Microsoft Teams. Mengapa demikian? Karena aplikasi yang lain kalah dalam hal User Experience-nya. Contoh nyata terlihat dari Zoom Meeting. Zoom sudah ada sejak tahun 2011, namun ketika pandemi, penggunaan Zoom menjadi sangat meningkat drastis karena dirasa paling praktis dan nyaman dibandingkan aplikasi yang lain. Jika dibandingkan dengan Google Meet, Google Meet menang dalam hal penggunaannya yang gratis, namun dari fitur sharescreen, background, dan sebagainya, Google Meet jauh lebih rumit dan fitur background hanya compatible pada browser Chrome saja.
Dari contoh nyata tersebut, terlihat bahwa produk yang menawarkan penggunaan yang gratis belum tentu menang dalam pasar jika UX produk tersebut tidak baik atau kurang baik dibandingkan produk lain. Meskipun Zoom harus berbayar jika ingin digunakan tanpa batasan waktu, namun karena design UI dan UX yang baik, maka ada rasa nyaman yang dirasakan pengguna. Lalu, kelemahan dari UI/UX Google Meet adalah pada bagian participant dan chat. Pengguna tidak dapat melihat participant dan chat secara bersamaan, sedangkan pada Zoom Meeting hal ini dimungkinkan. Selain itu, dari segi posisi pengguna dalam layar, Zoom sangat baik dalam memposisikan pengguna, di mana pengguna tidak ditempatkan dalam pojok kiri atas, tetapi pada kotak ke-2 dari kiri (seperti pada panah kuning di gambar kiri). Hal ini bertujuan supaya posisi pengguna bisa lebih sejajar dengan kamera sehingga arah pandang dapat tetap ke depan. Berbeda pada Google Meet, di mana pengguna diposisikan di kanan bawah (pada versi terbaru), yang mana ini akan membuat pengguna seolah melihat ke bawah karena kamera pada laptop berada di atas monitor
Lalu, apa yang harus dilakukan perusahaan dalam meningkatkan keunggulan produknya di bidang UX? Ada 4 hal yang harus menjadi fokus perusahaan dalam mendesain User Experience yang baik, yaitu:
· People.
People di sini maksudnya adalah bahwa dalam merancang UX suatu produk, kita harus tahu terlebih dahulu siapa yang akan menggunakan produk kita. Dengan mengetahui karakteristik dan kepribadian pengguna dengan baik, maka kita akan dapat merancang UX
yang lebih tepat sasaran, karena setiap orang mempunyai preferensi yang berbeda-beda. Misalnya, jika kita tahu bahwa aplikasi yang ingin kita buat lebih ditujukan untuk remaja dan dewasa muda, maka tampilan app harus lebih stylish dan menarik, serta mempunyai fitur yang cukup lengkap. Sebaliknya, jika target user kita adalah orang dewasa yang mana pada umumnya orang dewasa ini terkenal cukup awam dalam menggunakan teknologi (gaptek), maka tampilan app sebaiknya to the point dan mudah untuk dipahami, serta fitur tidak dibuat berlebihan (sesuai kebutuhan saja).
· Technologies.
Seorang desainer UX tentunya harus memahami teknologi dengan baik, terlebih lagi apabila ingin merancang UX produk digital. Perancang harus bisa membuat UX yang interaktif, dengan proses penggunaan yang cepat dan tidak memberatkan sistem.
· Activities and context.
Untuk mendesain UX dengan baik, maka kita harus bisa memahami apa yang ingin user lakukan dalam produk/aplikasi kita, lalu apa yang menjadi tujuan penggunaannya, perasaan yang dirasakan user saat menggunakan aplikasi kita, dan apakah ada kepuasan yang bisa didapatkan ketika user menggunakan produk kita. Pada dasarnya, kita harus tahu konteks penggunaan aplikasi kita. Misalnya pada aplikasi PeduliLindungi, fitur map bisa saja dihilangkan atau dibuat tidak terbuka otomatis supaya tidak memberatkan sistem, karena pada dasarnya orang menggunakan aplikasi ini untuk melihat sertifikat vaksin dan scan QR Code.
· Design.
Design menjadi salah satu komponen yang cukup penting dalam merancang UX suatu produk khususnya aplikasi. Sebaik apa pun aplikasi kita (misalnya karena fiturnya yang sangat lengkap dan juga inovatif), namun jika tidak diikuti dengan desain atau tampilan UI yang baik, maka user akan sulit memahami kegunaan aplikasi tersebut. Jika user tidak memahami cara penggunaan aplikasi tersebut, atau merasa tidak nyaman saat menggunakannya, maka keunggulan dari aplikasi tersebut tidak akan dapat dirasakan dan dinikmati oleh pengguna. Misalnya pada aplikasi pembelajaran. Aplikasi pembelajaran harus dibuat dengan tampilan yang menarik supaya para pengguna (pelajar di sekolah) bisa semangat dalam menggunakan aplikasi tersebut untuk belajar. Begitu pula pada bidang-
bidang yang lain, tampilan aplikasi harus bisa sesuai dan mendorong minat user dalam menggunakan aplikasi tersebut.
Dengan memperhatikan 4 aspek di atas, maka diharapkan seorang desainer UX dapat merancang User Experience suatu produk dengan baik. Hal ini diperlukan mengingat bahwa UX berperan penting dalam kesuksesan produk digital, khususnya di tengah pandemi seperti saat ini. Oleh karena itu, dengan UX yang baik, maka pengguna akan merasa nyaman dan puas dalam menggunakan produk kita, sehingga value dari produk tersebut dapat tersampaikan dengan baik kepada para penggunanya.
Referensi:
· Benyon, D. (2019). Designing User Experience: A guide to HCI, UX and interaction design (4th ed.). Pearson. United Kingdom. ISBN-13: 978-1292155517.
· Haekal, M. M. (2020). User Experience (UX): Pengertian dan tips penerapannya untuk pemula [Terlengkap]. URL: https://www.niagahoster.co.id/blog/user-experience-adalah/