Teknik-Teknik Business Process Improvement
Sebelum mengenal mengenai Teknik-Teknik Business Process Improvement, mari membahas terlebih dahulu mengenai apa itu Business Process Improvement. Business Process Improvement (BPI) adalah sebuah kombinasi dari berbagai langkah, mencakup proses analisa, identifikasi masalah, dan mengimplementasikan peningkatan dari bisnis yang telah berjalan. Perusahaan biasanya akan menggunakan BPI untuk mencari tahu potensial keutungan yang belum dilakukan oleh perusahaan, serta yang dapat berdampak pada optimalisasi biaya. BPI juga akan membantu perusahaan untuk menghadapi kemungkinan perubahan akibat berbagai tantangan ke depannya.
Dikarenakan dampak postifi dari BPI, tak jarang perusahaan memilih untuk membuat BPI untuk proses bisnis mereka. Berikut adalah beberapa pilihan teknik yang merupakan teknik pembuatan BPI.
- Six Sigma: Siz sigma merupakan sebuah metodologi manajemen proses yang sifatnya pintar dan populer khususnya pada tahun 1980an. Teknik ini menggunakan pendekatan data dalam rangka menemukan error serta menghapus ketidakefisienan suatu bagian proses bisnis. Terdapat 2 pendekatan six sigma, yaitu DMAIC (define, measure, analyze, improve and control) dan DMADV (define, measure, analyze, design and verify).
- Lean Management/Lean Thinking: Sebuah teknik untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi hal-hal kurang penting bagi konsumen. Tujuannya adalah untuk memberikan nilai lebih kepada konsumen sehingga nantinya akan meningkatkan produktivitas bisnis disamping memenuhi kebutuhan konsumen secara utuh.
- Agile Management: Teknik satu ini sangat cocok diimplementasikan pada perusahaan yang memiliki proses bisnis dalam cakupan kecil. Hal ini disebabkan pada fokus teknik ini, yaitu fleksibel dan hanya mengandalkan persyaratan paling penting untuk meningkatkan kinerja bisnis.
- Total Quality Management (TQM): Merupakan sebuah teknik yang mendukung sebuah bisnis untuk beradaptasi dengan permintaan konsumen. Penggunaan teknik ini berfokus pada tujuan kesuksesan bisnis perusahaan jangka panjang karena kepuasan konsumen. Teknik ini mungkin dengan lean management namun teknik ini berfokus pada tujuan seluruh perusahaan.
- 5S: 5S merupakan singkatan dari sort, straighten, shine, standardize, dan sustain. Sebagai bagian dari lean thinking dan Kaizen techniques, teknik ini memberikan konsistensi bagi proses bisnis dan optimisasi regulasi proses.
- PDCA: PDCA merupakan singkatan dari plan, do, check, dan act. Plan berkaitan dengan proses identifikasi masalah dan perumusan masalah. Do berkaitan dengan pembangunan solusi dan tes. Sedangkan check berkaitan dengan proses analisa dan evaluasi tingkat efektivitas penggunaan sistem. Terakhir, act merupakan hasil laporan dengan nilai akhir dari implementasi rencana.
- Value Stream Mapping (VSM): VSM memberikan prioritas dalam mengurangi sampah, pengulangan, dan kecacatan pada prosedur bisnis yang telah berjalan. VSM mampu mendefinisikan pandangan dan harapan konsumen terhadap proses bisnis perusahaan. Selain itu perusahaan dapat lebih menitikberatkan pada pendekatan nilai perusahaan, produk, dan jasa.
- Process Mapping: Teknik ini dapat membantu berbagai perusahaan mendefinisikan rencana penignkatan proses. Seringkali teknik ini disebut dengan berbagai nama seperti process chart, functional flowhart and process model, maupun flowchart. Namun, inti dari teknik ini adalah membuat diagram yang menggambarkan alur bisnis yang melibatkan identifikasi kebutuhan, informasi, penelitian, dan analisa atas hasil penelitian.
Sehingga, sebuah perusahaan yang ingin meningkatkan performa perusahaan mereka dapat memilih salah satu teknik Business Process Improvement yang paling cocok untuk digunakan sehingga mampu membawa dampak positif bagi perusahaan.
Referensi: https://www.zenflowchart.com/guides/business-process-improvements