School of Information Systems

Cara Kerja Face Recognition

Face recognition adalah sebuah teknologi yang mampu untuk mengindentifikasi dan mengkonfirmasi indentitas seseorang menggunakan wajah mereka. Face recognition menjadi salah satu sistem identifikasi biometrik yang paling baik dalam mengindentifikasi seseorang dengan fitur-fitur khusus pada tubuh maupun DNA yang menjadi pembeda antara satu orang dengan orang lainnya. Menurut US Government Accountability Office, ada 4 komponen yang dibutuhkan untuk melakukan face recognition, yaitu: kamera, faceprint, Database dan terakhir Algoritme untuk membandingkan faceprint dari wajah target dengan faceprint dalam database.

Setelah komponen diatas terpenuhi, maka kita bisa mulai melakukan face recognition. Ada 3 tahapan yang biasanya dilewati, yaitu:

  1. Detection – Sistem akan mengekstraksi pola dalam sebuah gambar lalu membandingkannya. Jika polanya sama, sistem akan mengasumsikan bahwa ada wajah dalam gambar tersebut.
  2. Faceprint creationAdalah ‘cetakan’ atau ‘model’ wajah. Kami akan menjelaskan detailnya di bawah. Untuk membuat faceprint, ada dua cara yang biasanya dilakukan, yaitu:
    • Pendekatan geometris (geometric approach)

Mengukur jarak dan relasi special antara fitur wajah seperti titik pusat mata, bagian ujung hidung, atau garis bibir untuk mengenali wajah.

  • Pendeketan Fotometrik (photometric approach)

Menganalisis foto dan membandingkannya dengan database untuk mengenali identitas seseorang berdasarkan statatistiknya.

  • Analisis tekstur wajah (skin texture analysis)

Memetakan lokasi unik pori-pori, garis atau bercak pada kulit yang berbeda antara seseorang dengan yang lainnya.

  1. Verifikasi atau Identifikasi

Verifikasi berbeda dengan identifikasi. Jadi, outputnya akan berbeda.

  • Verifikasi (autentikasi)

Cara ini membandingkan input foto wajah dengan data foto pengguna yang membutuhkan autentikasi. Agar lebih mudah diingat, perbandingannya 1×1.

  • Identifikasi

Perbenadingan 1xN. Jadi, input foto wajah dibandingkan dengan seluruh foto wajah yang ada dalam database untuk menemukan orang yang cicik dengan input foto tersebut.

Prinsip kerja face recognition sebenarnya sangat sederhana dan mudah dimengerti. Kamera dan kecerdasan buatan akan melakukan scan wajah terdahap orang secara mendetail. Scan ini akan menyimpan semua data mulai dari bentuk mata, rahang, bibir, mulut, hidung, ukuran wajah, dan lain – lain yang ada di dalam wajah orang tersebut. Kemudian, datanya disimpan di dalam server khusus milik perusahaan atau pemilik face recognition ini.

Berikut ini adalah cara kerja pada device face recognition system yaitu:

  1. Pendeteksian wajah – Pendeteksian wajah dilakukan dengan pengambilan foto wajah dari manusia dengan memindai foto 2D secara digital, atau bisa juga menggunakan video untuk mengambil foto wajah 3D.
  2. Penjajaran – Setelah wajah berhasil dideteksi, softwareakan dapat menentukan posisi, ukuran, dan sikap kepala. Pada software 3D foto wajah mampu dikenali hingga 90 derajat, sedangkan untuk software 2D posisi kepala harus menghadap kamera paling tidak 35 derajat.
  3. Pengukuran – Selanjutnya softwaredapat mengukur lekukan yang ada pada wajah dengan menggunakan skala sub-milimeter (microwave) dan membuat template.
  4. Representasi – Kemudian jika templatesudah jadi maka template tersebut dapat diterjemahkan kedalam sebuah kode yang unik, yang mempresentasikan setiap wajah.
  5. Pencocokan – Jika foto wajah yang telah direpresentasikan dan ketersediaan foto wajah dalam basis data sama-sama 3D, proses pencocokan dapat langsung dilakukan. Namun, saat ini masih ada tantangan untuk mencocokkan representasi 3D dengan basis data foto 2D. Teknologi baru kini tengah menjawab tantangan ini. Ketika foto wajah 3D diambil, softwareakan mengidentifikasikan beberapa titik (biasanya tiga titik) yaitu mata bagian luar dan dalam, serta ujung hidung. Berdasarkan hasil pengukuran ini software akan mengubah gambar 3D menjadi 2D, dan membandingkannya dengan gambar wajah 2D yang sudah ada di dalam basis data.
  6. Verifikasi atau identifikasi – Verifikasi merupakan proses pencocokkan satu berbanding satu. Sedangkan identifikasi adalah perbandingan foto wajah yang diambil dengan seluruh gambar yang memiliki kemiripan dalam database.
  7. Analisis tekstur wajah – Kemajuan dalam software face recognition adalah penggunaan biometrik kulit atau keunikan tekstur kulit untuk meningkatkan akurasi hasil pencocokkan. Namun terdapat beberapa faktor yang menyebabkan proses analisis tekstur ini tidak dapat bekerja, misalnya pantulan cahaya dari kacamata atau foto wajah yang menggunakan kacamata matahari. Faktor penghambat analisis lainnya adalah rambut panjang yang menutupi bagian tengah wajah, pencahayaan yang kurang tepat (yang mengakibatkan foto wajah menjadi kelebihan atau kekurangan cahaya), serta resolusi yang rendah (foto diambil dari kejauhan).

Referensi:

https://www.asliri.id/2018/12/12/mengenal-cara-kerja-face-recognition/

https://algorit.ma/blog/behind-data-science-cara-kerja-facial-recognition/

Monica Putri Mutiara