Source Code Control
Source code management (version control) adalah salah satu tools yang bisa digunakan untuk berkolaborasi antara developer. Perusahaan-perusahaan besar di dunia sudah pasti menggunakan version control untuk mengelola produk aplikasinya contohnya seperti Facebook yang menggunakan Mercurial, Quora yang menggunakan Git, dan Twitter yang menggunakan Git. Version control adalah kemampuan untuk mengatur perubahan dan konfigurasi dari suatu aplikasi. Setiap perubahan yang dilakukan oleh individu akan dicatat sehingga memperjelas siapa yang melakukan perubahan terhadap suatu berkas. Version control bisa berfungsi sebagai backup files ketika terjadi kesalahan dan mempermudah pencarian bug dengan adanya fitur pencatatan perubahan.
Version Control System (VCS) juga bisa merupakan sebuah infrastruktur yang dapat mendukung pengembangan software secara kolaboratif. Setiap anggota yang berada di dalam sebuah tim pengembangan software dapat menulis kode programnya masing – masing kemudian digabungkan ke server yang sudah memiliki VCS yang digunakan.
Selain mengandalkan konkurensi yang dapat mempercepat pengembangan software, VCS juga mempunyai kemampuan untuk kembali ke versi software sebelumnya jika terjadi suatu bencana terhadap versi software yang sedang dikembangkan saat ini. Kemampuan ini disebut reversibility. Selain itu, dengan menggunakan VCS setiap perubahan pada software seperti penambahan file atau pengubahan isi file dapat dipantau bagian mana yang diubah dan siapa yang mengubah. Sehingga pengerjaan software akan lebih transparan dan terukur.
Beruntunglah saat ini banyak kita temui vendor yang menyediakan tools untuk melakukan kolaborasi pengembangan sistem. Tool ini sering disebut dengan Version Control System (VCS). VCS yang ada saat ini secara garis besar ada 2 yaitu Git dan SVN (Subversion)
Git adalah sistem kendali kode sumber (revision control system, atau version control system, atau VCS). Git pertama kali didesain dan dikoding oleh Bapak Linux sendiri, Linus Torvalds, tahun 2005 untuk menggantikan VCS komersial BitKeeper yang kala itu digunakan untuk mengatur kode sumber Linux.
Subversion, atau dikenal juga dengan nama SVN, adalah suatu perangkat lunak sumber terbuka pengontrol versi yang dapat mengatur proses pengembangan perangkat lunak yang dilakukan oleh suatu kelompok pemrogram yang terpisah menjadi runut dan teratur. Subversion diciptakan oleh CollabNet yang memegang merek dagang “Subversion” dan sampai sekarang masih memelihara proyek ini.
Secara garis besar keduanya memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai Version control, sebuah sistem yang mencatat semua perubahan yang terjadi pada file atau sekumpulan file seiring dengan waktu, jadi dengan demikian kamu dapat memanggil versi spesifiknya dilain waktu.
Source Code Hosting dengan Fasilitas Git
Beberapa vendor menyediakan akses bebas untuk hosting source code, terutama untuk proyek-proyek opensource atau proyek-proyek software bebas. Beberapa diantaranya adalah:
- GitHub (http://www.github.com)
- Gitorious (http://www.gitorius.org)
- GNU Savannah (http://savannah.gnu.org)
- Project Kenai (http://www.kenai.com)
- Sourceforge (http://sourceforge.net)
Proyek-proyek Pengguna Git
Git digunakan oleh banyak proyek pengembangan software, diantaranya adalah Linux kernel, Arch Linux, Merb, Ruby on Rails, Samba, GNOME, GTK, Fedora, dan lain-lain. KDE saat ini sedang mengevaluasi kemungkinan untuk menggunakan Git. Proyek dibawah KDE yang sudah berimigrasi ke Git adalah Amarok. Migrasi ini kemungkinan akan segera diikuti oleh berbagai proyek KDE lainnya.
Referensi :
https://www.codepolitan.com/10-version-control-system-yang-harus-kamu-kenal
https://medium.com/mahasiswaonline/source-code-management-scm-dengan-gitkraken-gratis-video-tutorial-9e4815350dd2
https://www.dicoding.com/academies/116
https://www.codepolitan.com/perbedaan-antara-git-dan-svn-57bbec19c6bb3-17340