Revolusi Industri 4.0: Tantangan dan Stategi untuk Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Pengertian revolusi industry 4.0
Adalah Prof Klaus Schwab, Ekonom terkenal dunia asal Jerman, Pendiri dan Ketua Eksekutif World Economic Forum (WEF) yang mengenalkan konsep Revolusi Industri 4.0. Dalam bukunya yang berjudul “The Fourth Industrial Revolution”, Prof Schawab (2017) menjelaskan revolusi industri 4.0 telah mengubah hidup dan kerja manusia secara fundamental. Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi industri generasi ke-4 ini memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang lebih luas. Kemajuan teknologi baru yang mengintegrasikan dunia fisik, digital dan biologis telah mempengaruhi semua disiplin ilmu, ekonomi, industri dan pemerintah.
Gambar 1. Revolusi Industri 4.0 (Sumber: www.kompasiana.com)
Tantangan
- Masalah keamanan TI, yang sangat diperburuk oleh kebutuhan yang melekat untuk membuka toko produksi yang sebelumnya ditutup
- Keandalan dan stabilitas yang diperlukan untuk komunikasi kritis mesin-ke-mesin (M2M), termasuk waktu latensi yang sangat singkat dan stabil
- Perlu menjaga integritas proses produksi
- Perlu menghindari hambatan TI, karena hal itu akan menyebabkan pemadaman produksi yang mahal
- Perlu untuk melindungi pengetahuan industri (terkandung juga dalam file kontrol untuk peralatan otomasi industri)
- Kurangnya keterampilan yang memadai untuk mempercepat perjalanan menuju revolusi industri keempat
- Ancaman redundansi departemen TI perusahaan
- Keengganan umum untuk berubah oleh pemangku kepentingan
- Kehilangan banyak pekerjaan karena proses otomatis dan proses yang dikontrol TI, terutama untuk bagian masyarakat yang berpendidikan rendah
- Komitmen manajemen tingkat atas yang rendah
- Masalah hukum dan keamanan data yang tidak jelas
- Manfaat ekonomi yang tidak jelas / Investasi berlebihan
- Kurangnya peraturan, standar dan bentuk sertifikasi
- Kurangnya kualifikasi karyawan
Strategi pemerintah Indonesia menghadapi revolusi industri 4.0
Dikutip dari laman resmi Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Menteri Perindustrian Airlangga Hartartodi mengatakan pemerintah telah menyiapkan empat strategi.
- Mendorong supaya angkatan kerja di Indonesia terus belajar dan meningkatkan keterampilannya untuk memahami penggunaan teknologi Internet of things atau mengintegrasikan kemampuan Internet dengan lini produksi di industri.
- Pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi Industri Kecil dan Menengah (IKM) sehingga mampu menembus pasar ekspor melalui program e-smart IKM.
- Meminta kepada industri nasional supaya dapat menggunakan teknologi digital seperti Big Data, Autonomous Robots, Cybersecurity, Cloud, dan Augmented Reality.
- Inovasi teknologi melalui pengembangan startup dengan memfasilitasi tempat inkubasi bisnis. Upaya ini telah dilakukan Kementerian Perindustrian dengan mendorong penciptaan wirausaha berbasis teknologi yang dihasilkan dari beberapa technopark yang dibangun di beberapa wilayah di Indonesia, seperti di Bandung (Bandung Techno Park), Denpasar (TohpaTI Center), Semarang (Incubator Business Center Semarang), Makassar (Makassar Techno Park-Rumah Software Indonesia), dan Batam (Pusat Desain Ponsel).
Empat strategi pemerintah ini tentu saja harus fleksibel dan butuh kerja sama berkelanjutan yang solid dengan semua pihak. Jika ini bisa diwujudkan, Indonesia pasti siap mengucapkan, “Selamat datang era Industri 4.0.”
Sumber
https://www.researchgate.net/publication/324220813_REVOLUSI_INDUSTRI_40
https://en.wikipedia.org/wiki/Industry_4.0