Sistem Informasi Manajemen Transportasi Udara
Penggunaan teknologi Sistem Informasi Manajemen sebagai tools perusahaan di era digitalisasi saat ini merupakan tuntutan setiap perusahaan penerbangan untuk meningkatkan pelayanan baik preflight, inflight, maupun post flight services terhadap para penumpang. Diantaranya dengan cara percepatan informasi sehingga dapat memudahkan pelayanan dan dapat meminimize waktu respon terhadap layanan pelanggan.
Teknologi Informasi juga mampu melakukan efisiensi di berbagai bidang antara lain penghematan penggunaan kertas (paperless), tiket (ticketless), namun dapat menjangkau channel distribusi yang lebih luas, misalnya penggunaan teknologi e-commerce dan SMS booking atau WAP booking yang termasuk teknologi Mobile.
Perusahaan penerbangan dituntut untuk memenuhi segala macam penghematan biaya perusahaan melalui inovasi teknologi informasi. Perubahan ini sejalan akibat didorong oleh pesatnya perkembangan teknologi informasi dibidang airlines dewasa ini.
Pada umumnya dinamika dunia dari sisi transportasi udara di Indonesia ditandai oleh dua kecenderungan, yaitu:
- Liberalisasi bisnis penerbangan, yaitu adanya kebijakan open sky pemerintah di Indonesia dan meningkatnya jumlah aliansi perusahaan lokal dengan maskapai asing untuk memperluas cakupan pelayanan bisnis penerbangan.
- Adanya kemajuan teknologi baik hardware dan software yang dapat mendukung pesatnya perkembangan bisnis airlines terutama untuk aplikasi SIM Transportasi Udara.
Dengan adanya liberalisasi, otomatis terjadi persaingan yang sangat kompetitif antar maskapai sehingga maskapai dituntut untuk selalu melakukan langkah-langkah penghematan cost. Salah satu cara penghematan cost adalah dengan pemanfaatan teknologi SIM.
Development infrastruktur SIM adalah investasi yang cukup mahal. Di awal pengembangan SIM, perlu pengkajian yang dalam dalam memilih jenis hardware maupun software yang sesuai dengan karakteristik perusahaan sehingga tidak salah dalam pengembangan selanjutnya. SIM Transportasi Udara telah mengalami berbagai kecenderungan perubahan aplikasi untuk meninggkatkan efisiensi dan efektivitas dalam proses penjualan produk jasa.
Sistem di perusahaan maskapai sangat kompleks, system harus mampu mengintegrasikan system Front Office dan Sistem Back Office. Sistem Teknologi Informasi pada bisnis penerbangan, secara umum dibagi dalam dua system, yaitu;
- Sistem Front Office, yang menyangkut dan bersentuhan langsung dengan pelanggan, contohnya Sistem reservasi, Check in System, Boarding system, Website online, Payment Online, E-ticketing system, SMS Booking, Global Distribution System, dll.
- Sistem Back Office, yang mendukung jalannya operasional perusahaan, misalnya software accounting, Human Resources Information system, ERP system, Kontrol maintenance Aircraft, Aircraft Schedule Software, Customer Database, Air Crew Monitoring System, dll.
Contoh penerapan SIM Transportasi Udara
Pada beberapa perusahaan penerbangan system di Indonesia seperti Garuda dan Merpati menggunakan system ERP. Garuda mengembangkan sistem informasi ERP dimulai sejak 1999 sejalan dengan pelaksanaan program rehabiltasi perusahaan yang bertujuan menyehatkan perusahaan dari lilitan utang yang besar dengan menerapkan Software Applications and Product in Data Processing (SAP). Sedangkan pada tahun 2004, menyusul Merpati Airlines mulai mengimplementasikan software SAP yang merupakan software pengelolaan perusahaan yang lengkap dan terintegrasi terutama dibidang keuangan dan warehouse untuk mengontrol dan memonitor pergerakan sparepart pesawat dan memonitor penjualan tiket di seluruh Kantor Cabang Penjualan.
Sumber: