School of Information Systems

PRINSIP LAYERING DALAM JARINGAN DAN PERBANDINGAN MODEL OSI VS. TCP/IP VS. KUROSE Networking series

Dalam dunia jaringan komputer, model layering digunakan untuk mengorganisir komunikasi data secara sistematis. Layering memisahkan proses komunikasi ke dalam beberapa tingkatan, masing-masing dengan fungsi spesifik, sehingga mempermudah pengelolaan, pengembangan, dan standarisasi protokol jaringan. Prinsip ini diterapkan dalam berbagai model jaringan, tiga yang paling terkenal adalah Model OSI (Open Systems Interconnection), Model TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol), dan Model Kurose & Ross. 

Pentingnya konsep layering dalam jaringan tidak bisa diabaikan karena memberikan struktur yang jelas dalam komunikasi data. Dengan adanya layering, sistem jaringan menjadi lebih modular, memungkinkan setiap lapisan berkembang tanpa harus mengubah keseluruhan arsitektur. Selain itu, layering juga membantu dalam interoperabilitas antar perangkat dan sistem yang berbeda, memastikan bahwa jaringan dapat bekerja dengan lancar meskipun menggunakan teknologi dari berbagai vendor. Hal ini juga memudahkan pemecahan masalah karena setiap lapisan memiliki tanggung jawab yang terdefinisi dengan baik. 

Prinsip Dasar Layering dalam Jaringan 

Konsep layering dalam jaringan didasarkan pada prinsip modularitas, abstraksi, dan interoperabilitas. Setiap lapisan bekerja secara independen, tetapi saling terhubung melalui antarmuka yang telah ditentukan. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam pengembangan protokol baru tanpa harus mengubah seluruh sistem. Terdapat beberapa alasan utama mengapa layering digunakan dalam desain jaringan: 

  1. Abstraksi – Setiap lapisan memiliki tugas spesifik tanpa perlu memahami detail implementasi lapisan lainnya. 
  1. Modularitas – Dengan membagi sistem menjadi beberapa lapisan, pembaruan atau perbaikan dapat dilakukan pada satu lapisan tanpa mengganggu keseluruhan sistem. 
  1. Interoperabilitas – Memungkinkan perangkat dan protokol dari berbagai vendor untuk saling berkomunikasi dengan baik. 
  1. Reduksi Kompleksitas – Memecah proses komunikasi jaringan menjadi bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. 

Model OSI: Struktur dan Fungsinya 

Model OSI adalah model konseptual yang dikembangkan oleh International Organization for Standardization (ISO) untuk mendefinisikan standar komunikasi jaringan. Model ini terdiri dari tujuh lapisan, masing-masing memiliki tugas spesifik: 

  1. Physical Layer – Mengurus transmisi bit mentah melalui media fisik seperti kabel atau sinyal nirkabel. 
  1. Data Link Layer – Mengatur pengiriman frame dalam satu jaringan lokal dan menangani deteksi kesalahan. 
  1. Network Layer – Bertanggung jawab atas routing paket antar jaringan dan pengalamatan IP. 
  1. Transport Layer – Memastikan pengiriman data yang andal melalui mekanisme segmentasi dan kontrol error. 
  1. Session Layer – Mengelola sesi komunikasi antara aplikasi yang berjalan pada perangkat berbeda. 
  1. Presentation Layer – Bertanggung jawab atas enkripsi, kompresi, dan format data. 
  1. Application Layer – Menyediakan antarmuka langsung bagi aplikasi untuk berkomunikasi dengan jaringan. 

Model TCP/IP: Struktur dan Perbandingannya dengan OSI 

Model TCP/IP dikembangkan oleh Departemen Pertahanan AS untuk mendukung komunikasi di jaringan internet. Model ini lebih praktis dibandingkan model OSI dan terdiri dari empat lapisan utama: 

  1. Network Access Layer (setara dengan Physical dan Data Link Layer OSI) – Menangani transmisi data di jaringan lokal. 
  1. Internet Layer (setara dengan Network Layer OSI) – Mengelola pengalamatan IP dan routing antar jaringan. 
  1. Transport Layer (setara dengan Transport Layer OSI) – Memastikan pengiriman data dengan protokol TCP dan UDP. 
  1. Application Layer (menggabungkan Application, Presentation, dan Session Layer OSI) – Menangani interaksi langsung dengan aplikasi pengguna. 

Model Kurose & Ross: Pendekatan Berorientasi Fungsional 

James F. Kurose dan Keith W. Ross memperkenalkan model jaringan dalam buku “Computer Networking: A Top-Down Approach.” Model ini mengambil pendekatan yang lebih fungsional dibandingkan OSI dan TCP/IP, dengan membagi komunikasi jaringan ke dalam lima lapisan, yaitu: 

  1. Application Layer – Bertanggung jawab atas komunikasi antara aplikasi pengguna dan layanan jaringan. Contohnya adalah protokol HTTP, FTP, SMTP, dan DNS. 
  1. Transport Layer – Memastikan pengiriman data yang handal dengan menggunakan TCP atau UDP. 
  1. Network Layer – Mengelola pergerakan paket melalui jaringan, termasuk pengalamatan dan routing menggunakan IP. 
  1. Link Layer – Menghubungkan perangkat dalam jaringan lokal dan menangani pengiriman data antar node dalam satu jaringan fisik. 
  1. Physical Layer – Mengontrol transmisi bit individu melalui media komunikasi seperti kabel atau nirkabel. 

Perbedaan utama model Kurose & Ross dengan model lainnya adalah pendekatan top-down, yang memulai pembahasan dari aplikasi pengguna sebelum masuk ke detail teknis jaringan di lapisan bawah. Model ini lebih intuitif bagi pemula dalam studi jaringan karena langsung menyoroti aplikasi yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari sebelum menjelaskan detail teknis komunikasi data. 

Perbandingan Model OSI, TCP/IP, dan Kurose & Ross 

Aspek  Model OSI  Model TCP/IP  Model Kurose & Ross 
Jumlah Lapisan  7  4  5 
Pendekatan  Konseptual, berorientasi standarisasi  Praktis, digunakan dalam jaringan internet  Top-down, fokus pada aplikasi jaringan 
Kompleksitas  Lebih kompleks dengan detail spesifik  Lebih sederhana dan langsung diterapkan  Lebih fleksibel dan berorientasi pengguna 
Lapisan Aplikasi  Memisahkan aplikasi, sesi, dan presentasi  Menggabungkan sesi, presentasi, dan aplikasi  Memulai dari aplikasi dan turun ke jaringan 
Penggunaan Praktis  Digunakan sebagai model referensi akademik  Digunakan secara luas dalam internet modern  Digunakan dalam pendekatan pengajaran jaringan 

 

Kesimpulan 

Konsep layering dalam jaringan sangat penting untuk memahami bagaimana data dikomunikasikan dalam sistem terdistribusi. Model OSI memberikan kerangka kerja konseptual yang detail, sementara model TCP/IP lebih praktis dan banyak digunakan dalam implementasi jaringan modern. Model Kurose & Ross menambahkan pendekatan fungsional yang lebih mudah dipahami oleh mahasiswa dan pemula dalam bidang jaringan. Dengan memahami ketiga model ini, profesional IT dan mahasiswa jaringan komputer dapat lebih mudah mengidentifikasi, menganalisis, dan mengoptimalkan infrastruktur jaringan sesuai dengan kebutuhan aplikasi dan organisasi. 

Dedy Syamsuar