Threat Competitive Rivalry dalam Industri Bumbu Racik Indofood

- Existing Competitors (Kompetitor yang Ada)
Industri bumbu racik memiliki banyak pemain, mulai dari merek lokal hingga merek besar seperti Indofood. Persaingan di sektor ini sangat ketat, dengan banyaknya produk sejenis yang tersedia di pasar. Hal ini menyebabkan ancaman persaingan yang tinggi, terutama bagi pemain baru atau kecil yang harus bersaing dengan perusahaan mapan yang memiliki sumber daya lebih besar.
- Industry Growth (Pertumbuhan Industri)
Pertumbuhan industri bumbu racik tergolong moderat. Meski permintaan akan bumbu racik tetap stabil, pertumbuhan industri ini tidak terlalu cepat. Ada peluang untuk pertumbuhan lebih lanjut, khususnya dengan meningkatnya tren makanan rumahan dan penggunaan bahan alami. Namun, pertumbuhan ini tetap berada dalam tingkat yang tidak terlalu signifikan.
- Fixed and/or Storage Costs (Biaya Tetap/Penyimpanan)
Produksi dan penyimpanan bahan mentah seperti rempah-rempah memerlukan biaya tetap yang cukup besar. Apalagi jika perusahaan menggunakan bahan premium atau organik. Rempah-rempah juga memerlukan perlakuan khusus untuk menjaga kualitasnya, sehingga biaya penyimpanan bisa meningkat.
- Product Differentiation (Diferensiasi Produk)
Diferensiasi produk adalah salah satu strategi penting dalam industri bumbu racik. Produk dengan ciri khas tertentu, rasa unik, atau yang menggunakan bahan alami dapat menjadi keunggulan kompetitif yang signifikan. Contohnya, Indofood menawarkan berbagai varian bumbu racik yang tidak hanya fokus pada rasa, tetapi juga kemudahan penggunaannya. Meski begitu, kemampuan untuk benar-benar membedakan produk dalam kategori ini memiliki batasan tertentu.
- Switching Costs (Biaya Berpindah)
Biaya berpindah bagi konsumen dalam industri bumbu racik sangat rendah. Konsumen dapat dengan mudah mencoba merek atau varian lain tanpa risiko tinggi. Ini membuat ancaman persaingan semakin besar karena loyalitas konsumen terhadap merek tertentu cenderung rendah.
- Strategic Stakes (Kepentingan Strategis)
Bagi perusahaan besar seperti Indofood yang memiliki jaringan distribusi luas dan terintegrasi secara vertikal, kepentingan strategis dalam industri ini cukup tinggi. Namun, bagi pemain kecil, kepentingan strategis ini mungkin tidak sebesar itu karena skala operasinya yang terbatas.
- Capacity Expansion (Ekspansi Kapasitas)
Ekspansi kapasitas produksi dalam industri bumbu racik biasanya bisa dilakukan secara bertahap dan tidak memerlukan investasi besar secara langsung. Ini berarti ancaman dari sisi kapasitas tidak terlalu tinggi dibandingkan industri lain yang membutuhkan skala besar dalam ekspansi.
- Exit Barriers (Hambatan Keluar)
Hambatan untuk keluar dari industri ini cukup tinggi bagi perusahaan besar yang sudah berinvestasi besar dalam produksi, distribusi, dan branding. Misalnya, Indofood yang telah menginvestasikan banyak dalam pengembangan produk dan jaringan distribusinya akan menghadapi hambatan besar jika ingin keluar dari industri ini. Di sisi lain, pemain kecil mungkin menghadapi hambatan yang lebih rendah.
Sumber: https://www.indofood.com/product/food-seasonings
Contoh Pesaing:
- Munik: Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Munik dikenal dengan rangkaian bumbu instan yang cukup lengkap.
Sumber: https://www.sarimunik.com/tentang-kami-2/
- Bamboe: Bamboe menawarkan berbagai macam bumbu instan, tidak hanya untuk masakan Indonesia tetapi juga masakan Asia lainnya. Hal ini bisa menjadi nilai tambah bagi konsumen yang mencari variasi rasa yang lebih luas.
Sumber: https://ptbamboe.com/our-company/
- Sasa: Dengan jangkauan distribusi yang luas dan variasi produk yang beragam, Sasa menjadi salah satu pesaing utama di pasar bumbu instan. Selain bumbu instan untuk masakan, Sasa juga menawarkan produk-produk lain seperti tepung bumbu dan penyedap rasa yang sering digunakan bersamaan dalam proses memasak.
Sumber: https://www.sasa.co.id/our-products/category/bumbu-praktis