School of Information Systems

Ketika Data dan Mesin Berpikir: Revolusi AI dan Big Data di Dunia Manufaktur

Di balik kilau pabrik canggih dan jalur produksi otomatis, kini ada dua kekuatan yang pelan tapi pasti membentuk ulang wajah industri manufaktur: Kecerdasan Buatan (AI) dan Big Data. Bukan sekadar tren teknologi, keduanya menjadi “otak dan mata” baru bagi dunia industri—menjadikan mesin tak lagi hanya bekerja, tapi juga berpikir dan merespons. 

Penelitian sistematis dari berbagai universitas di Indonesia mengungkapkan bahwa AI dan Big Data bukan hanya meningkatkan efisiensi, tapi juga membawa perubahan mendasar: 

Mesin kini bisa memperkirakan kerusakan sebelum terjadi. 

Data pelanggan digunakan untuk menyesuaikan produk secara personal. 

Sistem otomatis mampu menyesuaikan proses produksi secara real-time berdasarkan data lapangan. 

Namun, ada juga tantangan besar yang harus dihadapi. Mulai dari keamanan siber, kualitas data yang belum optimal, hingga isu etika dalam penggantian tenaga kerja manusia oleh algoritma. 

Yang menarik, studi ini juga menyentuh sisi yang lebih luas:
AI kini dimanfaatkan untuk melatih pekerja pabrik, membentuk kurikulum baru di pendidikan teknik, bahkan menciptakan peluang wirausaha berbasis teknologi. Data besar pun dimanfaatkan untuk mengurangi limbah industri, mendukung keberlanjutan lingkungan, dan memperkuat ketahanan rantai pasok di tengah krisis global. 

Apa Makna Semua Ini Bagi Indonesia? 

Bagi Indonesia yang tengah mendorong transformasi industri 4.0, temuan ini seperti kompas. Ia menunjukkan bahwa masa depan manufaktur tak hanya soal mesin dan produksi, tapi juga data, manusia, dan nilai-nilai etis yang menyertainya. 

 

Kesimpulan:
AI dan Big Data bukan sekadar alat bantu produksi, tapi menjadi “game changer” yang menentukan siapa yang bertahan, tumbuh, atau tertinggal di era industri modern. Untuk memenangkan masa depan, industri harus siap bukan hanya berinvestasi pada teknologi, tapi juga pada etika, pelatihan manusia, dan kebijakan data yang bertanggung jawab. 

Source: https://journal.unusida.ac.id/index.php/nter/article/view/1119/711 

Lay Christian