Jenis-jenis Maturity Model

Maturity Model dalam knowledge management adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menilai dan meningkatkan penerapan knowledge management dalam suatu organisasi, membantu organisasi memahami sejauh mana mereka telah mengintegrasikan praktik knowledge management dalam operasional mereka. Intinya, Maturity Model menggambarkan tahapan-tahapan yang dilalui organisasi mulai dari merancang, menerapkan, hingga memperbaiki proses knowledge management agar lebih efektif. Sedangkan Capability Maturity Model, menjelaskan lima tingkatan perkembangan yang menunjukkan bagaimana organisasi secara bertahap mengelola dan meningkatkan proses knowledge management-nya.
Berikut beberapa jenis maturity model yang ada, diantaranya:
1.Infosys Knowledge Management
Ada lima tahapan dalam jenis Infosys
- Default: Di organisasi, setiap orang masih menyimpan pengetahuan sendiri-sendiri. Belum ada cara jelas untuk berbagi, jadi pengetahuan itu hanya dipakai oleh orang yang memilikinya saja.
- Reactive: Organisasi sudah sadar pentingnya pengetahuan dan mulai menyimpannya dengan teknologi, tapi belum terbiasa untuk saling berbagi.
- Aware: Organisasi mulai mengelola pengetahuan lebih teratur. Teknologi seperti portal knowledge management sudah dipakai, dan ada tim khusus yang mengurus pengetahuan.
- Convinced: Organisasi sering memakai data dan pengetahuan untuk ambil keputusan penting. Berbagi pengetahuan sudah jadi kebiasaan, dan ada cara untuk mengukur keberhasilan knowledge management.
- Sharing: Pengetahuan mengalir lancar di seluruh organisasi. Organisasi mampu mengelola kemampuan orang dengan baik, terus berinovasi, dan cepat beradaptasi dengan perubahan.
2.Forrester Knowledge Management
Ada tiga tahapan dalam jenis Forrester
- Assisted
Pada tahap awal ini, karyawan masih butuh bantuan orang lain (seperti pustakawan atau Komunitas Praktik) untuk menemukan dan menggunakan pengetahuan. Organisasi mulai mengubah cara berpikir dan cara kerjanya agar selaras dengan tujuan jangka panjang dan tantangan yang ada. Cara kerja sehari-hari di organisasi mulai diubah supaya bisa menyesuaikan dengan situasi dan perubahan yang terjadi di lingkungan luar, seperti pasar, teknologi, atau regulasi.
- Self-service
Karyawan mulai mandiri dalam menemukan dan mengelola pengetahuan. Penggunaan teknologi meningkat (misalnya, pencarian otomatis).
- Organic
Knowledge Management sudah menyatu dalam aktivitas bisnis tidak lagi memerlukan usaha khusus.(tanpa dicari atau dikirim manual) Pengetahuan muncul otomatis sesuai kebutuhan (Just-In-Time, Just-Enough-Training).
3.Knowledge Process Quality Model
Ada lima tahapan dalam jenis Knowledge Process Quality Model
- Initial: Pada tahap ini, pengelolaan pengetahuan masih dilakukan secara sembarangan tanpa aturan atau sistem yang jelas. Semua dilakukan secara asal-asalan dan tidak terencana, sehingga pengetahuan sering tidak dicatat dengan baik dan susah dipakai lagi nanti.
- Aware: Organisasi mulai menyadari bahwa mengelola pengetahuan itu penting. Mereka mulai membuat aturan atau langkah-langkah sederhana untuk mulai mengumpulkan, menyimpan, dan membagikan pengetahuan secara lebih teratur.
- Established: Di tahap ini, organisasi sudah punya aturan dan sistem yang jelas untuk mengelola pengetahuan. Semua proses dibuat sesuai kebutuhan organisasi, dan pengelolaan pengetahuan jadi lebih terarah dan efektif.
- Quantitatively Managed: Organisasi mulai mengukur proses pengelolaan pengetahuan dengan data dan angka. Dari sini, mereka bisa melihat apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.
- Optimizing: Organisasi sudah punya budaya untuk terus memperbaiki pengelolaan pengetahuan. Mereka aktif mencari cara-cara baru agar prosesnya lebih efisien dan hasilnya lebih bermanfaat.