School of Information Systems

Garuda Menuju Piala Dunia: Saatnya AI Ikut Bermain

Tim nasional Indonesia kini sedang berjuang dalam babak kualifikasi Piala Dunia FIFA 2026. Harapan untuk lolos ke ajang sepak bola paling bergengsi ini tidak lagi sekadar mimpi. Dengan penampilan yang makin solid, pelatih berpengalaman, dan dukungan publik yang luar biasa, Indonesia memiliki fondasi yang kuat. Namun, di balik semua itu, ada satu kekuatan tambahan yang mulai dilirik banyak negara: Artificial Intelligence (AI). 

AI dalam sepak bola bukanlah hal baru. Penggunaannya telah berkembang pesat, terutama di klub-klub Eropa dan tim nasional yang sudah lebih dahulu menerapkan teknologi ini untuk menganalisis pertandingan, meningkatkan performa pemain, dan menyusun strategi berbasis data. Pendekatan serupa kini dapat diadaptasi untuk memperkuat performa Timnas Indonesia, terutama di tengah tantangan berat menghadapi lawan-lawan tangguh di Asia. 

Salah satu contoh konkret pemanfaatan AI adalah dalam analisis video pertandingan lawan. Teknologi ini mampu memproses rekaman pertandingan, mengenali pola serangan, celah pertahanan, hingga perilaku spesifik pemain lawan. Dengan dukungan visualisasi data, tim pelatih bisa lebih akurat menentukan strategi pertandingan, tidak hanya berdasarkan pengalaman, tapi juga berdasarkan data objektif. 

Selain itu, AI bisa membantu memantau dan mengevaluasi performa pemain sendiri. Dengan penggunaan alat seperti GPS tracker dan sensor wearable saat latihan, data mengenai kecepatan, jarak tempuh, jumlah sprint, dan tingkat kelelahan pemain dapat dikumpulkan. Data ini penting untuk meminimalkan risiko cedera dan menjaga kondisi optimal para pemain saat bertanding. 

Dalam konteks Sistem Informasi, AI dapat diintegrasikan ke dalam Decision Support System (DSS) yang dirancang untuk mendukung keputusan teknis tim. Misalnya, sistem dapat memberikan rekomendasi susunan pemain terbaik berdasarkan performa dalam sesi latihan, statistik pertandingan sebelumnya, dan gaya bermain lawan. Ini menjadikan proses seleksi pemain lebih transparan dan berbasis data. 

Salah satu topik yang sedang berkembang adalah penggunaan Computer Vision dan Machine Learning dalam mendeteksi pola permainan lawan, bahkan secara otomatis menandai momen-momen penting dalam video pertandingan seperti peluang emas, pelanggaran, atau kesalahan taktis. Teknologi ini sudah digunakan dalam berbagai turnamen, termasuk oleh FIFA dan UEFA untuk keperluan analisis. 

Gambar 1. Penerapan teknologi computer vision untuk mendeteksi dan melacak pemain dalam pertandingan sepak bola. (Disclaimer: This image is AI-generated using DALL·E.) 

Bagi Indonesia, mengadopsi pendekatan ini bukan hanya soal teknologi, tapi juga soal kesiapan sistem dan sumber daya manusia. Kabar baiknya, Indonesia kini memiliki komunitas data science yang berkembang, serta berbagai startup teknologi olahraga yang mulai bermunculan. Kolaborasi antara federasi sepak bola, akademisi, dan pelaku industri teknologi bisa menjadi langkah awal yang konkret. 

Mengintegrasikan AI dalam sepak bola nasional adalah peluang besar untuk meningkatkan daya saing Timnas Indonesia secara berkelanjutan. Di tengah semangat menuju Piala Dunia, ini bukan hanya soal mimpi, tapi juga soal kesiapan strategis. Jika dilakukan dengan benar, teknologi bisa menjadi “pemain ke-12” yang ikut membantu Garuda terbang lebih tinggi. 

Referensi 

Anindhita Dewabharata