Blockchain: Apakah Sudah Mati atau Justru Masuk Era Baru?

Masih ingat masa-masa di mana semua orang bicara soal blockchain dan crypto? Timeline media sosial dipenuhi istilah seperti Bitcoin, NFT, dan DeFi. Tapi sekarang? Banyak yang bertanya-tanya: “Apakah hype blockchain sudah lewat?” Jawabannya: belum. Justru, blockchain sedang masuk ke tahap yang lebih serius dan berguna—dan Gen Z harus tahu tentang ini!
Gambar 1. Illustration of blockchain. (Disclaimer: This image is AI-generated using DALL·E)
Masalah Lama: Blockchain Itu Lemot dan Mahal?
Salah satu keluhan terbesar tentang blockchain publik seperti Bitcoin dan Ethereum dulu adalah: transaksinya lambat dan biayanya mahal. Bayangin aja, untuk beli NFT kopi, kamu bisa kena biaya transaksi yang lebih mahal dari harga kopinya.
Nah, untuk ngatasin masalah ini, para pengembang mulai beralih dari sistem lama yang disebut Proof of Work (PoW) ke Proof of Stake (PoS). PoS jauh lebih cepat, lebih hemat energi, dan ramah lingkungan—sesuai banget sama gaya hidup Gen Z yang makin peduli keberlanjutan. Tapi tunggu dulu, PoS bukan obat mujarab juga.
Proof of Stake Masih Punya PR
Meskipun lebih efisien, PoS punya tantangan tersendiri. Misalnya, makin besar token yang kamu pegang, makin besar kekuatan kamu dalam sistem. Akibatnya, sistem bisa jadi terlalu dikendalikan oleh “whale” atau pemilik modal besar. Ini bikin blockchain kehilangan nilai awalnya: desentralisasi.
Selain itu, masih ada isu seperti:
- Interoperabilitas antar jaringan blockchain (gimana biar Ethereum bisa ‘ngobrol’ sama jaringan lain).
- Risiko smart contract yang bisa dieksploitasi kalau nggak diuji dengan baik.
- Pengalaman pengguna (UX) yang kadang bikin orang awam mikir dua kali buat pakai.
Solusi Baru: Bukan Blockchain Publik, Tapi Blockchain Konsorsium!
Kalau kamu pikir semua blockchain itu publik dan terbuka, saatnya kenalan dengan blockchain konsorsium. Salah satu contohnya adalah Hyperledger, proyek open-source yang dikembangkan bareng-bareng oleh perusahaan dan organisasi besar.
Apa bedanya?
- Blockchain publik: semua orang bisa akses dan ikut verifikasi transaksi. Contoh: Bitcoin, Ethereum.
- Blockchain konsorsium: hanya grup tertentu yang punya izin akses. Lebih privat, lebih cepat, dan lebih cocok buat dunia bisnis.
Kelebihan Blockchain Konsorsium (dan Kekurangannya)
✅ Kelebihan:
- Cepat dan efisien, karena hanya sebagian node yang ikut validasi.
- Privasi lebih terjaga, cocok buat data sensitif seperti supply chain atau dokumen legal.
- Regulasi lebih mudah dipenuhi, karena akses dan kontrol lebih terstruktur.
❌ Kekurangan:
- Kurang desentralisasi, karena dikelola oleh grup tertentu.
- Butuh kepercayaan antar anggota, karena transparansi tidak sebebas blockchain publik.
- Adopsi lebih lambat kalau tidak ada standardisasi.
Potensi Blockchain: Dari Spekulasi ke Solusi Nyata
Meskipun hype awal blockchain sempat dipenuhi spekulasi harga kripto dan demam NFT, kini teknologi ini memasuki fase kedewasaan. Fokusnya mulai bergeser: bukan lagi tentang “cepat cuan”, tapi tentang bagaimana blockchain bisa menyelesaikan masalah nyata di dunia industri dan pemerintahan.
Teknologi blockchain, terutama jenis blockchain konsorsium seperti Hyperledger Fabric dan Corda, kini sedang banyak diuji coba untuk kebutuhan seperti:
- Manajemen rantai pasok (supply chain) yang transparan dan tidak bisa dimanipulasi.
- Pengelolaan identitas digital yang aman dan terenkripsi.
- Audit digital dan pelacakan dokumen secara otomatis dan terpercaya.
Ke depannya, kita akan melihat blockchain tidak berdiri sendiri, tapi justru berkolaborasi dengan teknologi lain seperti AI, Internet of Things (IoT), dan Big Data. Misalnya, sistem logistik berbasis sensor IoT bisa langsung menyimpan data secara real-time ke dalam blockchain, menciptakan alur data yang tak bisa dimanipulasi—efisien, aman, dan transparan.
Tak hanya itu, upaya untuk memperbaiki interoperabilitas antar blockchain dan standarisasi protokol global juga terus dilakukan. Ini penting agar berbagai jaringan blockchain yang berbeda bisa “berkomunikasi” dan saling terhubung, layaknya internet hari ini.
Jadi, meskipun pembicaraan soal blockchain tidak se-riuh dulu, potensinya justru makin realistis dan menjanjikan. Ini adalah saat di mana blockchain benar-benar mulai digunakan, bukan hanya dibicarakan.
Referensi Valid:
- IBM. What is Hyperledger Fabric? https://www.ibm.com/think/topics/hyperledger. Tanggal Akses: 28 Februari 2025
- Ethereum Foundation. The Merge. https://ethereum.org/en/roadmap/merge/. Tanggal Akses: 28 Februari 2025.
- IBM. What is blockhain? https://www.ibm.com/think/topics/blockchain. Tanggal Akses: 28 Februari 2025.