School of Information Systems

System Dynamics untuk Emisi Karbon: Simulasi Cerdas untuk Kebijakan Berkelanjutan

Perubahan iklim adalah tantangan global yang membutuhkan solusi berbasis data dan strategi jangka panjang. Salah satu pendekatan yang semakin digunakan dalam merancang kebijakan lingkungan, termasuk pengurangan emisi karbon, adalah simulasi berbasis system dynamics. Metode ini membantu pembuat kebijakan, peneliti, dan pelaku industri untuk memahami keterkaitan kompleks antar variabel, serta mengevaluasi dampak jangka panjang dari berbagai keputusan. 

Gambar 1. Ilustrasi sederhana hubungan dinamis antara kebijakan, konsumsi energi, dan emisi karbon. (Disclaimer: This image is AI-generated using DALL·E) 

System dynamics merupakan metode pemodelan sistem kompleks yang dikembangkan oleh Jay W. Forrester di MIT. Pendekatan ini digunakan untuk memetakan dan mensimulasikan perilaku dinamis dari sistem yang memiliki banyak elemen yang saling memengaruhi, seperti sistem ekonomi, energi, transportasi, dan lingkungan. Dalam konteks emisi karbon, system dynamics mampu merepresentasikan hubungan antara pertumbuhan ekonomi, konsumsi energi, penggunaan bahan bakar fosil, investasi energi terbarukan, hingga regulasi pemerintah. 

Misalnya, dalam memodelkan sistem transportasi nasional, kita bisa melihat bagaimana peningkatan jumlah kendaraan akan meningkatkan konsumsi bahan bakar, yang kemudian berdampak pada peningkatan emisi karbon. Namun, jika skenario kebijakan seperti subsidi kendaraan listrik atau pengembangan transportasi publik diperkenalkan dalam model, kita bisa mensimulasikan bagaimana dampaknya terhadap emisi dalam jangka waktu 5, 10, hingga 30 tahun ke depan. Dengan demikian, simulasi ini menjadi alat bantu penting dalam membuat keputusan berbasis bukti (evidence-based policy). 

Salah satu keunggulan utama dari system dynamics adalah kemampuannya untuk menunjukkan efek feedback loop—yakni efek berantai dari suatu keputusan yang bisa memperkuat atau melemahkan dampak awalnya. Contohnya, ketika regulasi ketat diberlakukan terhadap emisi industri, perusahaan mungkin akan mengalihkan investasinya ke energi bersih. Hal ini tidak hanya menurunkan emisi, tetapi juga menciptakan inovasi dan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan, yang pada akhirnya mempercepat transisi menuju ekonomi rendah karbon. 

Selain digunakan oleh pemerintah dan lembaga riset, simulasi berbasis system dynamics juga dimanfaatkan oleh perusahaan besar untuk merancang strategi keberlanjutan. Dengan mensimulasikan berbagai skenario bisnis dan regulasi lingkungan, perusahaan dapat mengantisipasi risiko karbon jangka panjang, menyesuaikan rantai pasok, dan merancang target dekarbonisasi yang realistis. 

Namun demikian, penggunaan system dynamics juga memerlukan data yang akurat dan pemahaman mendalam tentang sistem yang dimodelkan. Model yang buruk bisa menghasilkan proyeksi yang menyesatkan. Oleh karena itu, keterlibatan pakar lintas disiplin—dari ekonom, insinyur lingkungan, hingga analis kebijakan—menjadi kunci keberhasilan pendekatan ini. 

Ke depan, pendekatan system dynamics diprediksi akan semakin populer, terutama karena banyak negara dan perusahaan mulai mengadopsi target net-zero emission. Dengan bantuan visualisasi simulasi yang interaktif, pendekatan ini tidak hanya membantu pengambilan keputusan strategis, tetapi juga meningkatkan pemahaman publik tentang dinamika perubahan iklim. 

Referensi: 

Anindhita Dewabharata