School of Information Systems

Metodologi Implementasi Robot Process Automation (RPA)

Ada empat model implementasi yang umum digunakan:

1. Organisasi yang ingin mengotomatisasi proses bisnisnya dapat membangun tim pengembang otomatisasi yaitu pihak yang menyediakan tenaga ahli dan bertanggung jawab untuk mengimplementasikan otomasi melalui tim implementasi yang dibentuk.

2. Model kedua melibatkan organisasi klien yang ingin mengotomatiskan proses bisnisnya menggunakan Platform Otomasi Bisnis milik vendor. Organisasi dapat meminta bantuan ke penyedia layanan (vendor) otomatisasi eksternal dan biasanya merupakan mitra resmi dari organisasi tersebut untuk dapat memberikan layanan dan keahlian yang diperlukan untuk Tim Implementasi

3. Pada model ketiga, organisasi klien dapat memperoleh lisensi dan layanan implementasi dari vendor. Dalam skenario ini, tim profesional yang dibentuk sendiri oleh klien akan membentuk tim Implementasi untuk menyediakan layanan yang diperlukan menggunakan lisensi yang dibeli.

4. Organisasi Klien secara utuh memberikan projek implementasinya kepada tim implementasi eksternal (mitra/vendor) dan juga penyedia licensi yang diinginkan.

Terdapat 8 fase pada model implementasi RPA yang biasa digunakan oleh vendor eksternal:

1. Kick-Off: Pada tahap ini tim implementasi akan mendiskusikan terhadap infrastruktur yang ada di dalam perusuhaan, termasuk di dalamnya akan membuat kegiatan Test & Dev Enviroments, Test Data/ Test Cases, tahap ini akan menentukan apakah perusahaan memenuhi syarat untuk implementasi RPA.

2. Business Case & Technical Validation: Pada tahap ini tim implementasi akan mengumpulkan ide untuk otomatisasinya, kompleksitasnya, fisibilitasnya dan prioritisasi ide otomatisasi.

3. Process Analysis: Menganalisa proses As-Is yang telah dijalankan saat ini dan membuat Process Definition Document (PDD) sampai membuat test case untuk skenario yang ada.

4. Solution Design: Membuat planning projek (Project Plan), membuat Solution Design Document (SDD), melakukan update terhadap proses bisnis yang ada serta membuat proses kontrol (Change Control Process).

5. Development & Testing: Membangun secara nyata solusi yang ada berdasarkan dokumen-dokumen yang telah didokumentasikan pada proses sebelumnya dan pada akhirnya akan menghasilkan dokumen code review dan Tecnhnical Testing Plan.

6. User Acceptance Testing (UAT): Tim implementasi melakukan UAT dan berkoordinasi dengan bisnis yang berjalan, pastikan testing sudah sesuai dengan kegiatan yang sebenarnya.

7. Deployment & Hypercare: Migrasi progress yang sudah dirancang ke proses produksi termasuk didalamnya ada proses monitoring dan support yang diberikan

8. Project Closure: Mengkonfirmasi kesesuaian service yang ditawarkan dengan kesepakatan didalam kontrak perjanjian dan menyerahkan dokumentasi untuk membantu klien dalam melakukan monitoring process secara mandiri dan pemeriksaan terhadap 1 siklus utuh otomatisasi.

Alvian Shanardi Wijaya