Data Sensitif dalam GDPR – Panduan untuk Bisnis

Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR atau General Data Protection Regulation) adalah undang-undang komprehensif yang mengatur pemrosesan data pribadi di Uni Eropa (UE). Peraturan ini bertujuan untuk melindungi hak-hak dasar individu terkait data yang dimiliki. Salah satu area penting yang dibahas dalam GDPR adalah penanganan data pribadi yang sensitif.
Apa yang dimaksud dengan Data Pribadi Sensitif ?
Data pribadi sensitif, juga dikenal sebagai data kategori khusus, dimana hal itu adalah bagian dari data pribadi yang memerlukan tingkat perlindungan yang lebih tinggi karena potensi diskriminasi atau bahaya yang akan ditumbulkannya. GDPR menguraikan kategori spesifik dari data pribadi sensitif, termasuk:
· Asal ras atau etnis
· Opini politik
· Kepercayaan agama atau filosofis
· Keanggotaan serikat pekerja
· Data genetik
· Data biometrik
· Data tentang kesehatan
· Data tentang kehidupan seks atau orientasi seksual seseorang
Mengapa Data Sensitif perlu untuk dilindungi ?
Data pribadi yang sensitif dianggap lebih rentan karena dapat mengungkapkan detail pribadi tentang kehidupan seseorang. Jika data ini disalahgunakan, maka hal ini dapat menyebabkan kerugian yang signifikan, seperti diskriminasi, pencurian identitas, maupun kerusakan reputasi yang dimiliki.
Persyaratan GDPR untuk Memproses Data Sensitif
GDPR memberlakukan persyaratan yang lebih ketat bagi bisnis yang memproses data pribadi yang sensitif. Persyaratan ini meliputi::
1. Persetujuan Eksplisit:
Bisnis harus memperoleh persetujuan yang jelas dan tegas (eksplisit) serta berdasarkan informasi dari subjek data sebelum memproses data pribadi sensitif yang dimiliki. Subjek data harus menyetujui pemrosesan dengan jelas dan bebas serta memahami sifat dan tujuan data yang dimilikinya.
2. Dasar Hukum:
Selain persetujuan eksplisit, bisnis juga dapat mengandalkan dasar hukum lain untuk memproses data pribadi sensitif, seperti:
o Kepentingan publik
o Kewajiban hukum
o Kepentingan vital subjek data atau orang lain
o Kepentingan publik yang substantial
3. Langkah Teknis dan Organisasi yang Tepat:
Bisnis harus menerapkan langkah teknis dan organisasi yang tepat untuk memastikan keamanan data pribadi sensitif. Langkah ini dilakukan agar dapat melindungi dari akses data yang tidak sah, perubahan (modification), pengungkapan (disclosure), atau penghancuran (destroy).
4. Petugas Perlindungan Data (DPO atau Data Protection Officer):
Jika bisnis memproses data pribadi sensitif dalam skala besar atau terlibat dalam aktivitas pemrosesan berisiko tinggi, organisasi bisnis mungkin diharuskan menunjuk DPO. DPO akan bertanggung jawab untuk memastikan kepatuhan terhadap GDPR dan memberi nasihat tentang berbagai masalah dalam perlindungan data.
5. Pemberitahuan Pelanggaran Data:
Dalam pelanggaran data yang melibatkan data pribadi sensitif, organisasi bisnis harus segera memberi tahu otoritas pengawas terkait dan subjek data yang terpengaruh pelanggaran data.
Praktik Terbaik untuk Menangani Data Sensitif
Organisasi bisnis harus mengikuti praktik terbaik guna memastikan kepatuhan terhadap GDPR dan melindungi data pribadi yang sensitif:
· Minimalkan Pengumpulan:
Kumpulkan hanya data pribadi sensitif yang diperlukan untuk pemrosesan.
· Batasi Retensi:
Simpan data pribadi sensitif tidak lebih lama dari waktu yang diperlukan.
· Penyimpanan Aman:
Selalu menerapkan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi data sensitif dari akses yang tidak sah.
· Tinjauan Berkala:
Lakukan peninjuan dan perbarui kebijakan dan prosedur perlindungan data secara berkala untuk memastikan kepatuhan terhadap GDPR
· Pelatihan Staf:
Melatih staf tentang prinsip-prinsip perlindungan data dan pentingnya menangani data sensitif secara bertanggung jawab.
Dengan mengikuti panduan ini, organisasi bisnis dapat membantu melindungi privasi dan hak individu serta menghindari hukuman yang signifikan atas ketidakpatuhan terhadap GDPR.