School of Information Systems

Tanggung Jawab Conscientious dan Conscious pada Data Privacy & Ethic

Sebagian besar perusahaan melakukan upaya yang cukup besar untuk berhati – hati dalam melakukan pendekatan terhadap masalah privasi dan upaya untuk menghindari pelanggaran terhadap hak individu. Tetapi kenyataannya adalah, sebanyak apa pun upaya perusahaan untuk melakukan pendekatan tersebut, individu yang memiliki data tetap tidak bisa mengendalikan semua itu, tapi kita bisa memengaruhi hasilnya. Cara terbaik untuk mengelola masalah data privacy adalah dengan membiarkan individu menentukan apa yang berfungsi untuk mereka dan memberikan kesempatan kepada individu untuk memberikan feedback yang memadai di mana umpan balik adalah faktor penting yang mempengaruhi perubahan operasional, dan di mana ada transparansi dalam perubahan yang dilakukan.

Bahkan di Inggris Raya, Undang – Undang Perlindungan Data dapat menentukan hal-hal seperti “Apa yang dimaksud dengan data pribadi yang sensitif?” tetapi kemudian menambahkan peringatan di bagian akhir yang mengatakan, “Undang – Undang Perlindungan Data memerlukan persyaratan tambahan yang harus dipenuhi untuk pemrosesan data tersebut menjadi sah.”

A. Privasi Mungkin Menjadi Fokus yang Salah

Ada banyak contoh di mana fokusnya bukan hanya tentang privasi, ini tentang apa yang James Stogdill sebut sebagai etika dan hubungan pelanggan yang positif. Misalnya, mungkin tidak ada pelanggan yang setuju dengan aplikasi iPhone yang diam – diam mengunduh seluruh buku alamat tanpa persetujuan Anda. Itu akan digolongkan sebagai taktik intrusif tentu menjengkelkan bahkan bagi lingkungan sosial yang paling liberal.

Pada Februari 2012, Arun Thampi, seorang pengembang di Singapura, melatih kekuatan kreativitasnya bersiap untuk berpartisipasi dalam “hackathon” sosial. Dia pikir dia akan bekerja pada aplikasi iPhone yang memanfaatkan Path, sebuah aplikasi untuk penjurnalan dan berbagi aktivitas kehidupan seseorang. Lalu dia melihat sebuah permintaan antara perangkat dan server Path, yang mencakup “pos” dari seluruh konten buku alamat telepon miliknya ke server Path. Ironisnya, slogan Path adalah “Sederhana dan cara pribadi untuk berbagi kehidupan dengan keluarga.”

Dalam beberapa jam, CEO Path, Dave Morin berkomentar dan akhirnya mengeluarkan pernyataan resmi di situs web mereka. Pernyataannya termasuk detail tentang tindakan yang diambil (“Kami telah menghapus seluruh koleksi pengguna

mengunggah informasi kontak dari server kami”) dan sedang berusaha menjaga komitmen terhadap transparansi.

B. Bisakah Data Dianonimkan?

Masalah yang dihadapi adalah, bisakah data yang dikumpulkan untuk tujuan tertentu kemudian digunakan tujuan lain (disebut, “penggunaan sekunder”) dengan cara mengklasifikasikan personally identifiable information (PII) dan memungkinkan individu yang terkait dengan data tersebut tetap anonim? Jawaban sederhananya adalah data individu bisa dijadikan anonim. Tantangannya adalah semakin Anda menganonimkan data, semakin sedikit utilitas yang dimiliki oleh data. Di sisi lain, beberapa orang menunjukkan bahwa sebenarnya tidak memerlukan banyak usaha untuk membangun kembali identitas data.

C. Cara Menjaga Data Pribadi

Perlindungan privasi di Internet sangatlah penting. Sebab, saat ini semakin banyak kasus kebocoran data pribadi. Selain data pribadi, profil dan aktivitas kamu juga bisa dilacak. Berikut beberapa cara untuk menjaga data pribadi:

· Gunakan VPN

Virtual private network (VPN) merupakan perangkat populer yang dipakai sebagai sensor Internet di sekolah maupun kantor. Pada dasarnya, perangkat ini memindahkan koneksi Internet kamu ke lokasi berbeda, sehingga kamu tidak mudah diidentifikasi ke situs yang melacakmu.

· Aktivasi otentikasi dua faktor (2FA)

Otentikasi dua faktor memerlukan kode di luar kata sandi untuk masuk ke akun tertentu. Ini bisa berupa kode yang dikirimkan kepadamu melalui pesan teks atau email.

· Terapkan enkripsi

Enkripsi sangat penting untuk menjaga keamanan data pribadimu di Internet. Enkripsi bekerja dengan mengacak segala sesuatu yang kamu kirim melalui jaringan.

· Miliki email cadangan

Untuk melindungi privasi di internet, kita juga perlu menggunakan email cadangan. Hampir setiap web memerlukan alamat email jika kita ingin menggunakan jasa mereka.

· Pakai tracker blocker

Sebagian besar situs di Internet menggunakan semacam platform pelacakan atau analitik. Pelacak ini membuat situs web melacak efektivitas pemasaran mereka dan mendapatkan informasi tentang jumlah pengunjung. Sayangnya, pelacak ini juga mengumpulkan datamu, seperti alamat IP, lokasi, dan jenis perangkat.

· Blokir iklan

Pemblokir iklan mirip dengan pemblokir pelacak karena berfungsi dengan mendeteksi iklan di halaman dan memblokirnya dari memuat.

· Berhati-hati dalam memberi izin

Saat mengunduh aplikasi di ponsel, mungkin pengguna akan diminta memberikan izin tertentu. Perhatikan saat menerima persyaratan ini. Sebab, aplikasi ini mungkin meminta akses yang tidak perlu ke kamera atau mikrofonmu. Memberikan izin aplikasi tanpa menyadari yang disetujui, dapat menyebabkan pelanggaran privasi yang tidak disengaja

Evaristus Didik Madyatmadja

    Deprecated: Function get_option was called with an argument that is deprecated since version 5.5.0! The "comment_whitelist" option key has been renamed to "comment_previously_approved". in /var/www/html/public_html/sis.binus.ac.id/wp-includes/functions.php on line 6031