School of Information Systems

Dampak Penerapan Autonomous Decision-Making (ADM) Terhadap Bisnis Di Era Digital Ini

Setiap bisnis terutama di era digital saat ini selalu berusaha untuk bisa mendapatkan keunggulan kompetitif agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya. Selain itu, era digital yang mendukung kebangkitan big data, yang membuat suatu perusahaan dapat mempunyai akses ke sejumlah besar data seperti: interaksi pelanggan, operasi rantai pasokan, dan juga tren pasar. Selain itu, karena adanya algoritma AI dan ML yang lebih canggih dan adanya ekspektasi yang lebih tinggi dari konsumen digital terhadap pengalaman yang dipersonalisasi dan respons secara real time. Oleh karena itu, untuk menghadapi beberapa realita yang ada di era digital ini, perusahaan mulai menerapkan teknologi transformatif yang bernama Autonomous Decision-Making (ADM). ADM merupakan suatu penggunaan Artificial Intelligence, Machine Learning, dan analisis data agar dapat memungkinkan terjadinya proses pengambilan keputusan seacara otomatis dalam suatu organisasi. Sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan teknologi ADM ini dapat memicu terjadinya revolusi terhadap cara bisnis beroperasi dan mengambil keputusan.  Oleh karena itu, dalam artikel ini kita akan mengupas latar belakang dan dampak penerapan ADM terhadap bisnis di era digital.

          Autonomous Decision-Making (ADM) merupakan suatu konsep yang berkaitan erat dalam era digital yang terus berkembang pesat saat ini. Teknologi ADM ini merujuk pada kemampuan sistem komputer dalam mengambil suatu keputusan secara independen tanpa adanya pengaruh atau arahan faktor eksternal seperti tekanan dari orang lain. Ditambah lagi dengan adanya perkembangan AI yang semakin maju dan juga pemrosesan data yang kuat, maka teknologi ADM ini mulai menjadi pusat perhatian pada berbagai bidang, seperti dalam bidang mobil otonom hingga dalam bidang keuangan serta perawatan kesehatan. Adapun terdapat penjelasan mengenai ADM dari para ahli yaitu digambarkan sebagai suatu proses yang didalamnya terdapat sejumlah besar data yang akan diproses oleh algoritma untuk menghasilkan suatu keputusan yang diambil berdasarkan data (Newell & Marabelli, 2015). Selain itu, terdapat penjelasan ADM berdasarkan dari Pasal 22 mengenai Peraturan Perlindungan Data Umum Eropa (GDPR) dimana ADM diartikan sebagai keputusan yang hanya didasarkan pada pemrosesan otomatis, seperti halnya pembuatan profil, yang berdampak pada hukum terhadap dirinya ataupun hal serupa yang dapat berdampak signifikan pada dirinya. (GDPR, 2016).

Sumber: https://www.telemedicus.info/self-determination-in-the-age-of-automated-decision-making-adm/

Gambar di atas merupakan contoh ilustrasi dari skenario dasar ADM di mana keputusan hanya dapat diambil oleh algoritme atau dalam gambar di atas disebut sebagai Agen AI. Adapun pada gambar di atas terdapat 3 fase utama dalam proses dasar ADM. Yaitu:

  1. Fase Input: selama fase ini, model algoritmik yang telah diprogram oleh pengembang mulai dipersiapkan dengan ditambah lagi oleh suatu kumpulan data yang terkait yang telah dipilih oleh pengembang dan kemudian diterapkan oleh Agen AI.
  2. Fase Processing: selama fase ini, model yang telah dikembangkan kemudian akan diterapkan melalui pemrosesan data terhadap variabel target yang telah ditentukan untuk subjek keputusan.
  3. Fase Output: selama fase ini, agen AI mulai dapat membuat keputusan berdasarkan keluaran yang telah dibuat.

Jadi, bisa dari definisi dan contoh ilustrasi mengenai Autonomous Decision-Making (ADM)  di atas, kita dapat membahas lebih dalam mengenai segala hal yang berkaitan dengan Autonomous Decision-Making (ADM), dimana berikut saya akan menjelaskan mengenai apa saja dampak positif dan juga negatif dari penerapan ADM ini pada suatu perusahaan. Selain itu juga akan menganalisis dampak yang dihasilkan dari penerapan Autonomous Decision-Making (ADM) pada Netflix.

         Perusahaan yang mulai menerapkan Autonomous Decision-Making (ADM) pada perusahaannya tentunya akan mengalami dampak pada perusahaannya baik berupa dampak positif maupun negatif. Oleh karena itu berikut beberapa dampak positif bila perusahaannya menerapkan Autonomous Decision-Making (ADM) sebagai keunggulan kompetitif perusahaannya, yaitu:

  • Adanya Pengambilan Keputusan yang Lebih Tepat dan Lebih Baik

Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya penerapan ADM ini kumpulan data yang sangat besar dapat dianalisis dengan lebih baik karena dapat lebih cepat dan akurat dibandingkan manusia. Selain itu dengan adanya penerapan ADM, maka dapat dilakukan pengambilan keputusan yang lebih baik di berbagai bidang seperti manajemen inventaris, strategi penetapan harga, dan penilaian risiko, sehingga kesalahan dapat diminimalkan.

  • Dapat Meningkatkan Pengalaman Pelanggan

Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya penerapan ADM dapat memberikan rekomendasi yang dipersonalisasi dan pengalaman yang sesuai dengan pelanggan. Sehingga, kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan dan loyalitas serta penjualan dapat ditingkatkan.

  • Dapat Meningkatkan Efisiensi dan Mengurangi Biaya

Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya penerapan ADM, kebutuhan akan intervensi manual dapat dikurangi. Sehingga, biaya dapat lebih hemat karena operasi dapat lebih efisien dengan adanya sumber daya yang lebih sedikit.

  • Dapat Memprediksi Pemeliharaan

Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya penerapan ADM, kegagalan peralatan dan kebutuhan pemeliharaan dapat diprediksi. Sehingga, dapat mengurangi waktu henti dan biaya pemeliharaan.

  • Dapat Meningkatkan Manajemen Risiko

Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya penerapan ADM, data dapat dianalisis secara real-time untuk mengidentifikasi dan memitigasi risiko yang dapat berupa penipuan ataupun ancaman keamanan siber. Sehingga, aset serta reputasi organisasi dapat dijaga.

  • Adanya Inovasi Berbasis Data

Hal ini dapat terjadi karena dengan adanya penerapan ADM, data yang sebelumnya tidak dapat diakses dapat terungkap wawasannya. Sehingga, pada akhirnya dapat berdampak pada adanya pengembangan produk, layanan, dan model bisnis baru.

Selain penerapan teknologi dapat memberikan dampak positif, namun juga bisa memberikan beberapa dampak negatif apabila mengelami kegagalan dalam penerapannya, seperti:

  • Keputusan Yang Dibuat Menjadi Tidak Akurat

Jika penggunaan ADM kualitas dan privasi datanya buruk dapat berdampak pada keputusan yang menjadi tidak akurat.

  • Adanya Kekhawatiran Etis

Penerapan ADM yang berfokus pada pengambilan keputusan yang otonom dapat menimbulkan pertanyaan etis, seperti masalah bias dalam algoritma dan akuntabilitas keputusan.

  • Terjadinya Kolaborasi Antara Manusia-AI

Penerapan ADM dapat memunculkan adanya keputusan yang sepenuhnya diotomatisasi dikarenakan suatu proses bisnis tetap memerlukan keseimbangan yang tepat antara otomatisasi dan intervensi manusia.

  • Terjadinya Masalah Integrasi dan Skalabilitas

Penerapan ADM harus dapat secara mulus ke dalam infrastruktur TI yang ada. Selain itu juga perlu diskalakan untuk mengakomodasi pertumbuhan volume data.

          Contoh penerapan Autonomous Decision-Making (ADM) yang berhasil yaitu Netflix.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200708130306-37-171130/cara-daftar-netflix-gratis-dan-tanpa-kartu-kredit

Netflix merupakan salah satu contoh perusahaan yang bergerak dalam industri hiburan dan media, yang dimana telah berhasil dalam menerapkan Autonomous Decision-Making (ADM) untuk keunggulan kompetitif perusahaannya dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Dengan adanya penerapan ADM ini akhirnya dapat berdampak pada meningkatnya pengalaman pengguna dan kesuksesan konten mereka. Adapun berikut beberapa Netflix berhasil menerapkan ADM dalam bisnisnya:

  • Diterapkannya Sistem Rekomendasi Konten

Fitur ini merupakan salah satu penerapan ADM terpopuler dari Netflix, dimana mereka menggunakan algoritme yang canggih untuk menganalisis data historis pengguna, seperti riwayat penontonan, preferensi, dll. Dengan adanya fitur ini akhirnya dapat membantu pengguna untuk bisa menemukan konten yang relevan dan retensi pelanggan menjadi dapat ditingkatkan.

  • Adanya Optimasi Konten

ADM juga digunakan netflix untuk memutuskan konten apa yang akan diproduksi atau diakuisisi selanjutnya karena mengidentifikasi tren yang sedang naik. Sehingga, akhirnya berdampak pada netflix yang dapat menghasilkan atau mendapatkan konten yang lebih tren saat ini.

  • Adanya Pengoptimalan Streaming

ADM juga digunakan netflix untuk memastikan pengalaman streaming yang lancar kualitas jaringan dan kondisi perangkat pelanggan dimonitor secara real-time. Sehingga, berdampak pada dioptimalkannya kualitas video dan dapat menghindari terjadinya buffering.

  • Menerapkan Pricing Strategy

ADM juga digunakan netflix untuk mengelola strategi harga mereka. Sehingga, mereka dapat mengubah harga berdasarkan analisis data mengenai perilaku pelanggan dan menyediakan berbagai paket berlangganan.

  • Memproduksi Konten Lokal

ADM juga digunakan netflix untuk menarik pelanggan di berbagai wilayah dengan menentukan jenis konten lokal yang ditawarkan. Sehingga mereka dapat mempersonalisasi pengalaman untuk berbagai pasar.

  • Melakukan Pelaporan dan Analitik

ADM juga digunakan netflix untuk melacak kinerja konten dan platform secara keseluruhan. Sehingga mereka mengidentifikasi tren dan peluang bisnis baru untuk kedepannya.

Adanya keberhasilan dalam penerapan ADM ini terlihat dari grafik pertumbuhan dan dominasi mereka di pasar hiburan digital global seperti pada gambar di bawah ini yang menunjukkan pertumbuhan netflix dari tahun 2022 hingga dengan tahun 2023.

Sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/06/15/netflix-raih-175-juta-pelanggan-baru-pada-kuartal-i-2023

Dengan adanya pertumbuhan ini, Netflix telah menjadi salah satu pemimpin dalam penyediaan konten streaming dan akan terus menerapkan teknologi ADM ini untuk mempertahankan keunggulan kompetitif mereka. Karena dengan adanya penerapan ADM ini pihak Netflix dapat memahami preferensi pelanggan dengan lebih baik, mengurangi risiko kegagalan konten, dan memberikan pengalaman yang lebih kepada pengguna Netflix.

Kemudian, Contoh penerapan Autonomous Decision-Making (ADM) yang gagal yaitu Microsoft Tay.

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20230713175137-185-973184/microsoft-bakal-akuisisi-activision-blizzard-usai-menang-gugatan

Microsoft Tay merupakan sebuah chatterbot intelijensi artifisial yang digunakan sebagai platform Twitter yang dirilis oleh Microsoft Corporation pada 23 Maret 2016. Microsoft Tay ini merilis chatbot bernama Tay pada tahun 2016 dengan tujuan untuk berinteraksi dengan pengguna di media sosial. Namun, kegagalan Microsoft Tay dalam menerapkan ADM dengan terlihat dari Tay yang mulai mengeluarkan konten rasis dan kontroversial dan akhirnya berdampak negatif karena menyebabkan microsoft harus menonaktifkannya. Hal ini diakibatkan karena pihak Microsoft mengizinkan sistem AI berinteraksi dengan pengguna tanpa adanya monitor yang memadai.

           Sehingga melalui hal-hal mengenai Autonomous Decision-Making (ADM) yang telah dibahas diatas dengan Netflix dan Microsoft Tay sebagai objek diskusi, dapat disimpulkan bahwa dengan kemajuan teknologi di era saat ini Autonomous Decision-Making (ADM) merupakan salah satu cara yang dapat kita gunakan untuk meningkatkan keunggulan kompetitif suatu bisnis suatu perusahaan agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.  Selain itu, berbagai kebutuhan bisnis seperti proses pengambilan keputusan yang lebih baik dan tepat, meningkatkan loyalitas pelanggan, pengurangan biaya, dan meningkatkan manajemen risiko dapat terpenuhi. Oleh karena itu, jika sebuah perusahaan, terutama perusahaan besar di era digital ini, tidak menerapkan Autonomous Decision-Making (ADM), maka akan sulit bersaing di era digital ini apalagi menjadi market leader dalam suatu Industri. Namun, perusahaan juga tidak boleh terburu-buru dan harus berhati-hati dalam menerapkan Autonomous Decision-Making (ADM), karena apabila salah dalam penerapannya justru akan merugikan perusahaan karena dapat menurunkan citra perusahaan.

REFERENSI

Flora Novianti Wongso