Efficiency Variance untuk Bahan Baku Langsung
Kebutuhan/unit |
Perbedaan meter/unit |
Unit Produksi |
Harga/meter |
Efficiency Variance |
||
(Budget) |
(Actual) |
(Budget) |
||||
(1) | (2) | (3) = (1) – (2) | (4) | (5) | (3) X (6) | |
Kain Tebal | 0.50 | 0.60 | (0.10) | 900 | 17.000 | (1.530.000) |
Kain tipis | 0.50 | 0.40 | 0.10 | 900 | 16.000 | 1.440.000 |
Total Efficiency variance |
(90.000) |
Ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya favourable efficiency variance, antara lain: adanya pekerja yang cukup trampil, sehingga penggunaan bahan menjadi efisien. Misalnya pada saat pemotongan bahan, dengan adanya karyawan yang trampil, maka kemungkinan terjadinya kesalahan dalam memotong bahan dapat diperkecil. Selain itu adanya kemungkinan bahan yang dibeli memiliki kualitas yang baik, sehingga tidak terjadi adanya kerusakan bahan. Kemungkinan lain yang dapat menjadi penyebab varians adalah adanya ketidaktepatan dalam penyusunan anggaran. Ketidaktepatan tersebut dalam bentuk terlalu ketat atau terlalu longgarnya penentuan standar penggunaan bahan. Setelah efficiency variance dan price variance diketahui, maka dapat diperoleh informasi bahwa penghematan total biaya bahan baku yang mengakibatkan terjadinya varians yang favourable sebesar Rp. 360.000, (flexible budget variance) lebih disebabkan karena adanya penghematan dalam harga bahan kain tebal (Rp.810.000,), efisiensi penggunaan kain tipis (Rp. 1.440.000,), adanya kenaikan harga kain tipis (Rp. 360.000,) dan peningkatan penggunaan kain tebal (Rp. 1.530.000,). Dari analisis di atas, ada hal menarik yang dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pemilihan bahan yang akan dipergunakan. Hal ini memang tidak selalu terjadi, namun paling tidak ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan manajemen. Pada kain tebal, jika dilihat dari harga bahan, harga kain tebal yang dibeli lebih rendah daripada yang dianggarkan, namun penggunaan kain tebal menunjukk:an adanya ketidakefisienan. Sedang untuk kain tipis, berlaku sebaliknya. Harga kain tipis yang di.beli lebih mahal daripada yang dianggarkan namun efisiensi penggunaan kain tipis menunjukkan terjadinya penghematan. Sekali lagi hal ini tidak selalu terjadi. Yang diharapkan oleh perusahaan adalah adanya bahan yang murah dengan tingkat efisiensi pemakaian yang tinggi. Yang dilkuatirkan adalah adanya bahan yang murah namun berkualitas rendah, sehingga penggunaan bahan menjadi tinggi.
Selain bahan baku langsung, beban produk yang bersifat variabel lainnya adalah beban tenaga kerja langsung dan beban overhead variabel. Karena memiliki perilaku yang sama, maka analisis varians baik untuk beban tenaga kerja langsung maupun beban overhead adalah sama. Perbedaan yang terjadi hanyalah bahwa pada beban overhead variabel, istilah price variance diubah menjadi spending variance.
Varian Efisiensi Tenaga Kerja(labor efficiency variance)
Varian ini mengukur produktivitas tenaga kerja langsung. Peningkatan produktivitas jam kerja langsung sangat penting untuk menurunkan biaya
Varian Efisiensi Tenaga Kerja = (AH X SR) – (SH X SR)
AH = Waktu Actual
SR = Tarif Standar
SH = Waktu standar yang diperkenalkan untuk output actual
Varian effisiensi tenaga kerja = (AH – SH) SR
Penyebab varian efisiensi tenaga kerja yang tidak menguntungkan adalah pekerjayang tidak terlatih atau motivasinya rendah; bahan baku berkualitas rendah; kerusakan mesinyang menyebabkan operasi berhenti; supervise tenaga kerja yang tidak memadai; dan standaryang tidak akurat, serta kurangnya permintaan atas produk perusahaan.Kelebihan persediaan barang dalam proses menyebabkan tingkat kerusakan danoperasi tidak efisien. Dianjurkan untuk menghilangkan varian efisiensi tenaga kerja untukmemotivasi dan mengendalikan pekerja di lantai kerja.
Varian Tarif Tenaga Kerja(labor rate variance)
Varian ini mengukur setiap varian dari standar tarif rata – rata per jam yang dibayarkankepada tenaga kerja langsung.
Varian tarif tenaga kerja = (AH X AR) – (AH X SR)
AH = Waktu actual
AR = Tarif aktual
SR = Tarif standar
Varian tarif tenaga kerja – AH (AR – SR)