School of Information Systems

Digital Activism

Teknologi yang semakin berkembang dijaman sekarang ini mempengaruhi setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang. Setiap orang turun ambil alih dalam mengikuti perkembangan jaman. Setiap orang pasti akan selalu ingin berkembang dan mengikuti tren yang ada, bukan hanya mengitu perkembangan teknolagi namun juga adanya pengaru- factor0faktor yang dapat memperngaruhi gaya hidup, tingkah laku dan lingkungan dari seseorang.

Seriring dengan semakin berkembangnya teknologi, jika kita lihat semua orang telah mengikuti perkembangan yang ada. Teknologi yang semakin berkembang menjadi sarana untuk memudahkan hubungan antara orang, aktivitas dan sebagainya. Contohnya dengan adanya perkembangan teknologi orang semakin mudah untuk dapat berkomunikasi tanpa harus bertemu secara langsung karena masalah jarak atau sebagainya, contoh lain yang dapat kita lihat yaitu sekarang ini mulai banyak munculnya e-commerce yang dapat memudahkan orang yang ingin berbelanja, orang tidak perlu lagi mengunjungi store yang ada untuk mendapatkan barang yang diinginkan. Semua hal menjadi lebih mudah untuk dilakukan dengan adanya internet dan perkembangan teknologi yang semakin pesat.

Perkembangan teknologi yang terjadi juga menimbulkan munculnya istilah digital activism. Menurut kamus besar bahasa Indonesia aktivis adalah orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh, petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya. Arti dari kata aktivisme sendiri adalah kegiatan dari para aktivis. Dapat di simpulkan bahwa Digital activism, orang yang bekerja aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya melalui sarana digital yang ada (internet, dll). Digital activism, juga dikenal sebagai cyber activism, merupakan bentuk aktivisme yang menggunakan Internet dan media digital sebagai platform utama untuk mobilisasi massa dan aksi politik. Dari percobaan awal tahun 1980-an hingga “massa pintar” modern dan blog, aktivis dan spesialis komputer telah mendekati jaringan digital sebagai saluran untuk bertindak. Awalnya, aktivis online menggunakan internet sebagai media untuk penyebaran informasi, mengingat kapasitasnya untuk menjangkau khalayak besar lintas batas secara instan. Aktivisme digital yang lebih maju menggunakan World Wide Web sebagai situs protes yang mencerminkan dan memperkuat demonstrasi off-line. Beberapa bentuk aktivisme digital adalah kampanye e-mail dan media sosial, sit-in virtual, dan “hacktivism” (situs web yang mengganggu).

Digital Activism telah terbukti menjadi sarana yang kuat untuk mobilisasi politik akar rumput dan menyediakan cara-cara baru untuk melibatkan para pengunjuk rasa. Selain itu, tindakan online dapat menjadi penting di negara-negara di mana ruang publik sangat diatur atau berada di bawah kendali militer. Dalam kasus seperti itu, tindakan online adalah pilihan yang lebih baik daripada tindakan “langsung” yang mungkin secara fisik berbahaya. Protes daring juga dapat digunakan melawan lembaga transnasional. Meskipun banyak aktivisme digital jatuh ke dalam kategori pembangkangan sipil elektronik, beberapa aktivis bertanya bahwa gerakan politik online seperti itu selalu mewakili kepentingan komunal dan bukan agenda individu dan bahwa motif dan agen mereka menjadi pengetahuan publik sehingga dapat memisahkan mereka dari tindakan cyberterrorism atau peretasan kriminal.

Beberapa contoh dari digital activism yang ada yaitu:

  • Thinkmeldova.eu
  • Gerakan Koin Keadilan
  • Bebaskan Bibit Chandra
  • Red.org

(RED) memanfaatkan kekuatan orang dan perusahaan untuk memerangi AIDS. (RED) bermitra dengan merek paling ikonik di dunia yang menyumbangkan keuntungan dari penjualan produk dan pengalaman bermerek (RED) ke Global Fund. Hingga saat ini, (RED) telah menghasilkan lebih dari $ 500 juta untuk Dana Global untuk memerangi AIDS, Tuberkulosis dan Malaria, untuk mendukung hibah HIV / AIDS di Ghana, Kenya, Lesotho, Rwanda, Afrika Selatan, Swaziland, Tanzania dan Zambia. 100 persen dari uang itu digunakan untuk bekerja di lapangan – tidak ada biaya tambahan yang diambil. Global Fund memberikan dukungan (RED) telah berdampak pada hampir 110 juta orang dengan layanan pencegahan, pengobatan, konseling, tes HIV dan perawatan.

Referensi : https://www.britannica.com/topic/digital-activism

A.Raharto Condrobimo, Anastasia Alowisius Joseph

    Deprecated: Function get_option was called with an argument that is deprecated since version 5.5.0! The "comment_whitelist" option key has been renamed to "comment_previously_approved". in /var/www/html/public_html/sis.binus.ac.id/wp-includes/functions.php on line 6031