School of Information Systems

Mengenal UX Audit (Part 3)

Artikel sebelumnya telah membahas mengenai pengertian, tujuan, pelaksana, hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum mulai melakukan UX Audit, yang diikuti dengan elemen-elemen audit, serta langkah-langkah audit. Pada part 3 artikel ini, akan fokus membahas mengenai hasil audit UX dan dilengkapi dengan tips agar bisa melakukan audit UX secara efektif.

Seluruh hasil audit UX, nantinya akan dituangkan kedalam UX report atau laporan audit UX, yang berisi beberapa hal, yaitu:

  • Deskripsi proyek dan tujuan utama melakukan audit UX
  • Metodologi yang digunakan dalam audit UX, mencakup metrics yang dianalisa dalam melakukan audit UX, seperti analisa kompetitor, wawancara pengguna, data pengujian, pemetaan pengalaman pengguna, detil uji A/B, dan evaluasi heuristik.
  • Hasil pengujian yang dijabarkan secara detil dengan menekankan pada poin-poin positif yang didapatkan serta area potensial yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
  • Rekomendasi yang diikuti dengan saran berdasarkan prioritas untuk mampu meningkatkan kegunaan produk, pengalaman pengguna, serta ROI yang didapatkan perusahaan.

Tentunya, seluruh hasil audit UX tersebut dapat mampu memberikan kontribusi maupun nilai yang baik apabila seluruh hasilnya dituliskan secara detil dan didukung dengan penyertaan bukti-bukti pengerjaan maupun hasil dari audit UX. Berikut merupakan beberapa tips yang dapat diimplementasikan ketika ingin melakukan UX audit agar mampu mendapatkan hasil yang maksimal:

  • Melakukan dokumentasi: Dokumentasi selama kegiatan audit UX dapat dilakukan dalam bentuk catatan, screenshots, foto, maupun website yang sifatnya penting, dengan harapan seluruh dokumentasi ini berguna untuk menjadi pengingat agar seluruh aspek diperiksa dan ditelaah sehingga pada akhirnya mampu menjadi suatu masukan yang berguna bagi stakeholders.
  • Terorganisir: Akan ada banyak data yang dicari maupun diolah dalam proses audit UX, sehingga penting untuk tetap mengorganisir seluruh data tersebut agar mudah dicari dan digunakan. Salah satu alternatif untuk bisa mengorganisir data dengan baik adalah dengan menggunakan spreadsheet dan melakukan penyimpanan ke cloud sehingga mudah diakses. Penulisan didalam spreadsheet juga dapat disesuaikan berdasarkan kategori sehingga lebih mudah diidentifikasi.
  • Memberikan rekomendasi yang realistis: Hasil akhir dari audit UX salah satunya berupa rekomendasi yang disusun berdasarkan hasil temuan audit. Tentunya rekomendasi ini harus realistis dan bukan berdasarkan asumsi maupun tebakan belaka yang tidak berdasar.
  • Jelas dan tepat: Hasil laporan mampu menjelaskan masalah, analisa, serta rekomendasi kepada stakeholders secara jelas dan tepat sehingga dapat dipahami.
  • Melakukan prioritisasi: Masalah yang ditemukan dalam proses audit dapat ditentukan kedalam tingkat prioritas, seperti rendah, sedang, dan tinggi. Hal ini bertujuan agar stakeholders memahami masalah mana yang perlu ditindaklanjuti pertama hingga lebih akhir, sehingga mampu meningkatkan user experience
  • Menggunakan hal yang telah dipelajari: Seluruh hasil temuan perlu dikombinasikan dengan pengetahuan serta sumber daya yang tersedia sehingga mampu menghasilkan pembaruan yang lebih cepat maupun pengembangan yang berguna dimasa mendatang.

Demikian rangkaian artikel yang membahas pengenalan mengenai UX audit. Semoga informasi ini menambah wawasanmu, khususnya bagi kamu yang tertarik dengan dunia UI/UX.

Referensi:

Michelle Andriana

    Deprecated: Function get_option was called with an argument that is deprecated since version 5.5.0! The "comment_whitelist" option key has been renamed to "comment_previously_approved". in /var/www/html/public_html/sis.binus.ac.id/wp-includes/functions.php on line 6031