School of Information Systems

THE B2B ECOMMERCE

1. Introduction

B2B atau dikenal sebagai Business to business merupakan penjualan produk atau jasa yang diberikan oleh satu bisnis dan diperuntukan untuk bisnis lainnya, dan bukan kepada konsumen biasanya B2B ini memiliki ciri has yakni memiliki procurement pada proses bisnisnya, salah satu contohnya adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang fashion menjual baju pada toko offline dan online mendapatkan bahan – bahan untuk membuat baju dari perusahaan B dan transaksi bisnis seperti inilah yang disebut B2B.

2. The current condition of B2B Ecommerce

Pada tahun 2019 hanya sekitar 13% dari sales B2B terjadi secara digital, dan menurut perhitungan pada saat pre – pandemic diekspetasikan bahwa sales dari B2B ini meningkat hingga 17% pada tahun 2023 yang bahkan bukan merupakan peningkatan yang signifikan.

Dengan munculnya wabah pandemic COVID 19 ini banyak perusahaan ecommerce terutama pada B2C yang mangalami peningkatan drastis pada penjualan mereka, dan perkembangan pesat dalam bidang digital inilah yang menekan traditional B2B dalam berkembang dalam transformasi digital business, hal ini dikarenakan transaksi pada B2B itu jauh lebih kompleks dari yang terjadi pada B2C, seperti hal sederhana dalam B2C saja sudah cukup untuk menjadi sebuah peluang bisnis yang besar, transformasi digital yang terjadi pada B2C dan kondisi pandemic yang ada sekarang ini, memaksa para pemeran bisnis untuk beradaptasi pada perkembangan teknologi yang ada alhasil membuahkan sebuah peluang bisnis yang lebih besar pada online sales.

– The challenges of B2B

Peluang bisnis dari B2B tidak sesederhana B2C dimana pada B2C, kita hanya perlu melakukan Analisa pada behaviour customer dan mencari peluang bisnis dalam hal tersebut, namun untuk B2B tidak semudah itu, karena pada traditional B2B membutuhkan banyak interaksi seperti sales – meeting, negosiasi, kontrak, dan proses procurement. Tidak mudah untuk meng – identidifikasi digital experience dari B2B ini karena proses bisnis yang dilakukan memerlukan lebih banyak interaksi dan juga karena hal ini sebuah perubahan digitalisasi dan juga kondisi yang mendukung digitalisasi ini tidak terlalu mempengaruhi perubahan pada B2B.

Salah satu tantangan utamanya adalah kenyataan bahwa para pemeran B2B ini mayoritas adalah orang – orang yang masih tech savy atau bisa disebut istilahnya dalam bahsa jaman sekarang adalah gaptech, sekitar 61% dari transaksi B2B ini sekarang terjadi secara online.

Untuk mengantarkan sebuah platform ecommerce yang mudah untuk digunakan dan juga mendukung workflow dari proses business yang kompleks adalah salah satu tantangan yang harus diperhatikan dalam B2B ecommerce, dan berikut adalah beberapa tantangan yang harus diperhatikan dalam B2B ecommerce.

  • B2B relationship are personal

Hubungan antara buyer dan seller pada B2B ini membutuhkan sebuah personalsasi yang lebih kompleks dari ecommerce pada B2C, dikarenakan kebutuhan yang dimiliki lebih banyak dan juga lebih kompleks dari transaksi pada ecommerce pada umumnya, kebutuhkan yang dipersonalisasikan ini mencangkup penetapan harga kusus pelanggan, baik berdasarkan sistem berjenjang atau kesepakatan yang dinegosiasikan secara khusus.

Buyer dari B2B expected untuk mendapatkan penetapan harga katalog, dan pemilihan produk diatur sesuai dengan kebutuhkan khusus mereka.

  • B2B buying process involves a lot of decision makers, and the buying cycle is complex

Pada transaksi B2B ini pemeran yang terlibat dalam proses bisnisnya cendrung memiliki skala yang besar dengan peran dan tanggung jawab yang berbeda – beda, sperti stake – holder yang membutuhkan solusi untuk pembelian yang cepat, perwakilan finansial yang memberikan persetujuan untuk jumlah spending, dan proses decision making ini membutuhkan waktu yang cukup lama tergantung dari value pembelian

yang terjadi, tidak semudah membeli barang pada contoh seperti toko pedia yang hanya perlu langsung checkout saja.

Requirement kompleks inilah yang harus terus menurus di kejar oleh B2B business, kita sebagai seller harus bisa meng – provide buyer dengan proses management yang effisien.

  • Buyer have complex procurement process

Pembeli B2B mengharapkan fleksibilitas dalam cara membayar, dan cara mereka memesan, karena proses pembelian beberapa perusahaan serumit dan analog dengan laggard yang mereka beli.

Procurment mengacu pada kegiatan di sekitar memperoleh produk dan layanan yang mendukung operasi bisnis. Ini sering dipantau dan dikendalikan dengan ketat, dengan kebijakan dan proses yang jelas. Ini dapat mencakup banyak dokumen, seperti kontrak, pesanan permintaan, pesanan pembelian, faktur, dan banyak lagi.

  • Buyer need many ways to pay

Menawarkan persyaratan pembayaran yang fleksibel kepada pelanggan B2B dapat membantu Anda memenangkan pelanggan baru dan membuat pelanggan lama tetap senang.

  • Data for multiple channels maybe siloed

Penyimpanan dan saluran data yang terjadi pada transaksi B2B ecommerce ini memerlukan multiple channels, karena ada kemungkinan bahwa channels yang diperlukan oleh buyer ini terpisah – pisah, karena bisa saja buyer memiliki banyak channel distribusi yang harus kita consider sebagai seller.

Solusi dari masalah ini adalah ERP, dengan software ini seller dapat mengintegrasikan manajemen pesanan, akuntansi, dan tampilan 360 derajat klien Anda ke dalam satu sistem waktu nyata, memberikan semua fleksibilitas yang Anda butuhkan untuk menyesuaikan alur kerja dan fungsionalitas lingkungan back-office Anda. Integrasi ERP yang kuat memberi Anda pandangan yang jelas dan holistik tentang bisnis Anda dan tingkat inventaris Anda sehingga Anda dapat memperkuat operasi secara keseluruhan dan memenuhi harapan pembeli.

  • Shipping on B2B has its own requirement and constraint

Menentukan strategi pengiriman terbaik untuk bisnis B2B Anda hadir dengan serangkaian tantangan uniknya sendiri, mulai dari pengiriman barang hingga persyaratan khusus klien dan banyak lagi.

Saat Anda mengembangkan strategi pengiriman B2B, bidik transparansi harga yang lengkap, beberapa opsi pengiriman, dan opsi pengiriman yang disesuaikan berdasarkan produk, pesanan, atau pelanggan. Dua hal yang dapat Anda lakukan sekarang? Gunakan aturan yang berbeda per grup produk, terutama jika Anda memperkenalkan lini produk baru, dan pastikan Anda memenuhi pesanan melalui layanan yang sesuai (mis., tidak ada pengiriman LTL untuk pengiriman paket kecil).

  • B2B buyers needs to find more complex product easily

Buyer termotivasi untuk menggunakan B2B ecommerce ini untuk menghindari sales meeting offline in person, maka dari itu kita sebagai seller harus bisa menyediakan buyer cara untuk memberikan cara yang mudah untuk buyer mencari dan meng – order produk kita dengan mudah namun juga sesuai dengan requirement yang mereka butuhkan, dengan membangun platform pembelian sperti website yang mudah di navigasi, dengan sugessti product dan content dari product yang lebih detail.

Selain kemudahan dalam penggunaan, akamodasi dari kompleksitas yang mereka butuhkan untuk requirement buyer juga harus diperhatikan seperi, akun unique yang berbeda – beda sesuai dengan requirement buyer, kemudian custom catalogue untuk departmene yang berbeda – beda, pricing yang khusus, dan juga untuk data dari product availability dapat ditampilkan dan diakses ecara real – time.

REFRENCES

1. https://www.bigcommerce.com/blog/common-b2b-ecommerce challenges/#wrapping-up

2. https://www.asuransibintang.com/id/artikel/14/definisi-b2b-dan-b2c-yang-wajib-anda-ketahui

Asnan Habib Munassar – 2201808825