School of Information Systems

Menerapkan Prinsip Kemewahan (Luxury) pada Desain E-Commerce (Bagian 4)

Perhatian terhadap Detail

Dalam desain produk serta layanan di dalam toko mereka, merek-merek mewah bekerja keras untuk mempertimbangkan setiap detail dari pengalaman pelanggan mereka. Sayangnya, dalam penelitian ini,  dilakukan pengamatan terhadap berbagai macam contoh, ketika perhatian terhadap detail tidak terbawa ke dalam pengalaman digital yang mewah. Bisa terlihat bahwa kesalahan ketik, bug, dan lazy design adalah hal biasa.

Misalnya, dua peserta yang berbeda frustrasi menemukan pencari toko yang rusak di situs Tom Ford dan Bulgari (Ini sangat buruk untuk merek mewah — jika Anda ingin mendorong orang untuk berbelanja di toko, Anda sebaiknya membuatnya sangat mudah untuk menemukan toko tersebut!)

 Kesalahan ceroboh seperti itu mengurangi persepsi peserta tentang merek tersebut — hasil yang membawa malapetaka bagi kemewahan, di mana reputasi merek adalah segalanya.

Misalnya, salah satu peserta berbelanja gelang Cartier dari koleksi Love di situs Cartier. Saat melihat gelang desainer mahal ini, dia terganggu oleh overlay nonmodal yang dirancang dengan buruk yang meminta umpan balik tentang situs tersebut. Dia sangat marah.

“Saya tidak pernah menyukai hal-hal ini. Saya sudah berada di situs selama tiga detik. Rasanya norak. Anda akan menyela saya, meminta saya untuk mengisi survei, sementara saya membeli gelang seharga $4,000!? Itu membuatku tidak terlalu memikirkan Cartier.”

Dalam konteks e-commerce apa pun, kesalahan semacam ini membuat merek menjadi murah dan mengganggu pelanggan. Menghindari mereka sangat penting untuk kemewahan, di mana persepsi merek yang bersih diperlukan sebagai kompensasi terhadap harga jual yang tinggi.

Poin utama:

Berinvestasi dalam copyediting profesional dan jaminan kualitas.

  • Ketika produk dijual secara internasional (seperti yang sering terjadi pada barang-barang mewah), bekerjalah dengan penerjemah profesional untuk menghindari pilihan kata dan kesalahan ketik yang buruk.
  • Bagaimanapun, hindari mengganggu dan mengganggu pelanggan.
  • Ingatlah bahwa setiap piksel berkontribusi pada identitas merek.

Identitas dan Gaya Khas

Sebagian besar merek mewah memandang produk mereka sebagai karya seni, bukan sekadar barang konsumsi. Pelanggan setia mereka juga memandang mereka dalam hal ini, yang menambah nilai hiburan dari belanja mewah. Akibatnya, banyak merek mewah memprioritaskan desain visual situs dan aplikasi mereka di atas semua pertimbangan lainnya.

Ini belum tentu menjadi masalah. Produk mewah sangat visual, dan produk digital merek harus mencerminkan hal itu. Desain visual adalah cara terbaik untuk memperkuat nilai merek dan mengkomunikasikan gaya. Namun, merek mewah sering membuat kesalahan dengan mengorbankan interaksi dan desain konten untuk mengejar gaya visual, yang mengakibatkan pelanggan bingung dan frustrasi.

Memprioritaskan Interaksi dan Desain Visual Dimana Itu Penting

Elemen tertentu dari situs atau aplikasi memiliki tugas penting yang harus dilakukan (misalnya, elemen navigasi global, jejak breadcrumb, deskripsi produk, dan filter halaman listingan). Pastikan bahwa desain visual tidak menghalangi atau mencegah elemen-elemen tersebut untuk memenuhi tujuan fungsionalnya.

Misalnya, Supreme adalah perusahaan streetwear yang terkenal sulit menemukan dan memperoleh produknya, yang menyebabkan pasar penjualan kembali secara besar-besaran. Situs web Supreme menggunakan skema navigasi yang benar-benar keterlaluan untuk bagian Tokonya: pembeli diperlihatkan elemen pengguliran horizontal kacau yang menampilkan pola berbeda. Ketika salah satu pola ini diklik, halaman produk minimalis muncul. Dengan beberapa kesulitan, pelanggan akhirnya dapat menemukan halaman daftar, tetapi ini juga tidak terlalu membantu — sebagian besar produk terjual habis, dan informasi itu hanya ditampilkan saat mengarahkan kursor.

Di situs Tom Ford, salah satu peserta ingin belajar tentang kebijakan pengembalian perusahaan. Sayangnya, seluruh situs menggunakan teks huruf besar berwarna abu-abu muda. Meskipun pilihan itu konsisten dengan logo huruf besar semua merek, pilihan tersebut membuat konten mereka sangat sulit untuk dipindai.

Nuril Kusumawardani