School of Information Systems

Contextual Design

Contextual Design adalah proses desain berpusat pada pengguna yang terstruktur dan terdefinisi dengan baik yang menyediakan metode untuk mengumpulkan data tentang pengguna di lapangan, menafsirkan dan mengkonsolidasikan data itu dengan cara yang terstruktur, menggunakan data untuk membuat dan membuat prototipe konsep produk dan layanan, dan secara iteratif menguji dan menyempurnakan konsep tersebut dengan pengguna. Ini adalah inti dari filosofi Contextual Design – pahami pengguna untuk mengetahui maksud, keinginan, dan pendorong mendasar mereka. Tapi ini tidak terlihat oleh pengguna – jadi satu-satunya cara untuk mengumpulkannya adalah dengan pergi ke lapangan dan berbicara dengan orang-orang. Meskipun berdasarkan teori dari beberapa disiplin ilmu, termasuk antropologi, psikologi dan desain, Contextual Design dirancang untuk aplikasi praktis dengan tim desain komersial. Terdapat tujuh tahapan dalam CD, antara lain collecting data, interpretation, data consolidation, visioning, storyboarding, User Environment Design (UED) dan prototyping. 

  1. Collecting Data: merupakan tahapan dimana peneliti memahami kondisi dan pemahaman user terkait suatu rancangan produk. Collecting Data menggunakan metode observasi dan one to one interview.
  1. Interpretation: Data dari hasil wawancara tersebut kemudian dilakukan analisis guna mendapatkan isu utama dan informasi suatu produk. Work model secara rinci dibuat guna memahami setiap aspek yang berguna dalam tahap perancangan design. Sesi interpretasi berguna untuk mempertemukan tim antar lintas fungsi untuk mendengar seluruh hasil wawancara dan observasi. Sesi ini memungkinkan setiap orang dalam tim menyampaikan persepsinya melalui beberapa work model untuk menangkap isu-isu dan menggambarkan pandangan bersama dari data yang didapatkan. Pada tahap ini terdapat lima work model yang digunakan, antara lain flow model, sequence model, cultural model, artifact model, dan physical model

*Flow model menampilkan data koordinasi, komunikasi, interaksi, aturan dan tanggung jawab masing-masing dalam lingkungan organisasi/kerja user. 

*Sequence model menampilkan breakdown tahapan-tahapan aktivitas user. 

*Cultural model menampilkan norma-norma, pengaruh, tekanan yang terdapat dalam aktivitas kerja. 

*Artifact model menampilkan dokumen atau perangkat yang mendukung aktivitas kerja user. 

*Physical model biasanya menampilkan office layout, network topology, atau layout dari tools komputer yang digunakan. 

  1. Data konsolidasi: menggabungkan beberapa data yang telah dianalisa ke dalam bentuk affinity diagram. Affinity diagram akan menggambarkan pola umum dan struktur secara keselurahan. Konsolidasi menghasilkan representasi dari target yang mendorong design action.
  1. Visioning: Pada langkah ini, tim lintas-fungsional datang bersama-sama untuk membuat rancangan atau ide tentang bagaimana konsep produk, jasa, dan teknologi baru yang lebih baik dan dapat mendukung praktek kerja pengguna. Tim visi dimulai dengan meninjau data untuk mengidentifikasi isu-isu kunci dan peluang. Sesi pengumpulan data diikuti dengan sesi pembentukan visi, tim visioning menghasilkan berbagai konsep produk baru dengan merekayasa skenario atau keinginan mereka berdasarkan data yang dikumpulkan.
  1. Storyboarding: Setelah visioning, tim mengembangkan visi dalam storyboard, memikirkan skenario tentang bagaimana orang akan bekerja dengan sistem yang baru. Memahami cara saat kerja, struktur dan alur kerja baru. Storyboard menyusun rincian dari visi, dipandu oleh data konsolidasi, menggunakan gambar dan teks dalam serangkaian tabel.
  1. User Environtment Design (UED): UED Merencanakan bagaimana dapat mendukung user saat bekerja pada sistem yang baru. Contextual design menggunakan User Environtment Design (UED) diagram dalam memperlihatkan fokus area, yaitu area yang terlihat oleh pengguna atau yang relevan dengan pengguna. Fokus area dapat didefinisikan lebih lanjut sebagai fungsi dalam sistem yang mendukung jenis tertentu atau bagian dari pekerjaan. UED juga menyajikan bagaimana fokus area berhubungan satu sama lain dan menunjukkan hubungan antar fokus area.
  1. Prototyping: Prototipe menguji struktur UED dan ide user interface awal, serta pemahaman tentang pekerjaan, sebelum tahap implementasi.

Referensi: 

https://www.interaction-design.org/literature/book/the-encyclopedia-of-human-computer-interaction-2nd-ed/contextual-design 

https://fadhilnetwork.wordpress.com/2018/01/18/tahapan-dalam-melakukan-contextual-design/ 

  1. Beyer and K. Holtzblatt, Contextual design Envolved. Morgan & Claypool, 1999.
Muhammad Thaha Rizieq Hentihu

    Deprecated: Function get_option was called with an argument that is deprecated since version 5.5.0! The "comment_whitelist" option key has been renamed to "comment_previously_approved". in /var/www/html/public_html/sis.binus.ac.id/wp-includes/functions.php on line 6031