The Key to Good Strategy
Ketika berbicara tentang perusahaan atau organisasi, yang membedakan satu dengan lainnya adalah strategi masing-masing. Dengan adanya strategi, kita dapat membedakan mana perusahaan yang sukses dan mampu bertahan, mana yang tidak. Berdasarkan buku Good Strategy/Bad Strategy: The difference and why it matters, Richard Rumelt menuliskan bahwa strategi dibagi menjadi dua yaitu strategi baik dan strategi buruk, serta tidak semua strategi akan berhasil mencapai competitive advantage dan meningkatkan profit suatu perusahaan, terlebih lagi jika itu adalah bad strategy. Keuntungan alami utama dari adanya strategi yang baik akan muncul karena organisasi lain sering kali tidak memiliki strategi tersebut. dalam membentuk suatu strategi yang baik, hendaknya terdapat koherensi, tindakan koordinasi, kebijakan, serta sumber daya sehingga dapat mencapai tujuan yang penting.
Menurut Rumelt, banyak organisasi yang mengganti strategi untuk berbagai tujuan yang mungkin menggambarkan kemajuan namun, nyatanya yang terjadi adalah strategi tersebut tidak mempunyai pendekatan yang koheren untuk benar-benar mencapai kemajuan tersebut. Topik mengenai strategi ini merupakan hal yang wajib jika kita berbicara tentang organisasi maupun perusahaan mengingat di segala sektor organisasi. Dalam menentukan strategi perusahaan, tentu harus diperhatikan apakah strategi tersebut memiliki tujuan yang jelas atau tidak. Berdasarkan pernyataan dari Richard Rumelt, banyak dari perusahaan yang membuat dan menghasilkan strategi yang buruk dan hal ini umum untuk terjadi. Dari hal tersebut, yang harus kita perhatikan adalah penyebab terbentuknya strategi buruk ini bukan saja dikarenakan dari salah perhitungan, hasil analisa, ataupun kalkulasi dalam proses penyusunan strategi namun, strategi yang buruk seringkali dikarenakan penghindaran secara aktif dari pernyataan kerja lebih keras untuk menghasilkan strategi yang baik. Strategi yang buruk juga dapat terbentuk karena ketidakmampuan seorang pemimpin untuk memilih salah satu di antara berbagai analisa dan perhitungan dalam proses penyusunan strategi.
Dalam membuat strategi yang efektif untuk agile business, kita perlu melihat dari lensa tiga konteks utama yaitu 3C, Consumer, Competitor, Company.
1. Consumer (Konsumen)
Perusahaan harus selektif dalam perubahan perilaku konsumen, mana yang harus diprioritaskan dan ditangani lebih dulu, mana yang bisa menunggu. Untuk menyusun strategi dalam menangani pelanggan, perusahaan tentu harus memperhatikan fad dan trend. Kedua hal ini tentunya berbeda yang mana fad perubahannya bersifat sementara atau temporary, sedangkan trend lebih mendasar atau fundamental. Kuncinya adalah prioritas dan memahami secara signifikan terhadap perubahan tertentu. Saat ini, strategi yang paling efektif adalah dengan mengoptimalkan pendekatan dan menciptakan hubungan erat dengan konsumen, mau bereksperimen dengan hal baru, serta mempu menarik wawasan dari berbagai sumber. Dapat dilihat seperti pada masa sekarang ini di mana segalanya sudah dapat dilakukan secara online dan akhirnya perusahaan harus mampu menciptakan strategi untuk mampu menjangkau seluruh konsumennya dengan mengoptimalkan inovasi terhadap layanan, produk dan hal lainnya.
2. Competitor (Pesaing)
Dalam suatu bisnis, pesaing bukan merupakan hal yang asing bagi pebisnis. Dengan melihat berbagai pesaing, kita diwajibkan untuk mampu menentukan pilihan mengenai bagaimana kita akan memimpin pasar serta kita bermain di pasar mana. Kita tentunya harus menganalisa para pesaing dan berinovasi untuk mengembangkan produk yang memiliki nilai yang berbeda dari pesaing kita.
3. Company (Perusahaan)
Untuk menyusun strategi bagi perusahaan itu sendiri, diperlukan pemahaman tentang potensi dan penerapan teknologi baik teknologi yang baru maupun yang sudah ada sebelumnya. Di era modern ini, teknologi menjadi sangat penting bagi semua askpek. Perusahaan harus mengetahui bagaimana cara untuk menciptakan dan menghasilkan nilai baru yang luar biasa jika teknologi lama digabung dengan teknologi baru.
Pada akhirnya, kita harus mengetahui perbedaan antara tujuan dan strategi. Rumelt menyatakan bahwa “tujuan bukan strategi melainkan keinginan. Strategi adalah bagaimana caranya seseorang mencapai tujuan”. Tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan di lingkungan bisnis tidak pasti, selalu mengalami perubahan sesuai perkembangan zaman, dan harus bergerak cepat. Oleh karenanya, pembentukan strategi bisnis pada dasarnya tidak akan sama terus menerus sepanjang masa, melainkan harus diubah dan dievaluasi berdasarkan hasil analisa, perkiraan dan perhitungan lainnya. Penting untuk mengevaluasi apakah strategi perusahaan masuk kedalam strategi baik atau buruk, atau bahkan belum bisa dikatakan sebagai sebuah strategi. Menghasilkan strategi yang baik berpotensi untuk mempertahankan atau bahkan memenangkan persaingan dalam lingkungan bisnis.
From:
Chapter 9 from Book Building the Agile Business Through Digital Transformation. Neil Perkin and Peter Abraham, 2021