Enhancing Decision Making by using Data Analytics_Part 1
Pengambilan keputusan dalam perusahaan dapat dilakukan oleh siapapun dalam perusahaan misalkan manajer, CEO dan karyawan yang harus mendaapatkan persetujuan oleh atasan. Seluruh stakeholder harus memiliki knowledge worker yang berarti memikiki insight atas setiap proses produksi maupun operasional mengenai apa yang harus dipertahankan dan apa yang harus dibenahi ataupun dipangkas demi memenuhi trend maupun selera konsumen. Hal ini dikarenakan dalam proses produksi seluruh buruh seperti pemintal, penjahit baju hingga tukang desain harus diberikan insight mengenai apa yang telah dikerjakannya dimana sesuai dengan prinsip manajemen operasional yaitu harus seefisien mungkin kemudian baru efektif dari hulu ke hilir. Setiap prosesnya harus dipantau dan dipastikan bahwa tidak terjadi bottleneck yang menghambat proses produksi secara keseluruhan dikarenakan satu proses terhambat dalam supply chain, maka keseluruhan produksi akan berhenti sehingga akan merugikan perusahaan. Oleh karena itu, knowledge worker berperan krusial dalam menentukan faktor internal maupun eksternal apa yang membuat proses produksi terhenti dan harus mampu memberi masukan agar proses produksi dapat berjalan kembali. Proses pengambilan keputusan dapat tergambar dalam 3 pyramid yang terdiri dari Operational Management, Middle Management, dan Senior Management.
Seluruh stakeholder tentunya harus menggunakan open door policy dimana merupakan kebijakan pintu terbuka yang memiliki tujuan kepada para karyawan di perusahaan tertentu dalam berkomunikasi kepada manajer dan harus mengetahui kejadian di lapangan (top down/ bottom-up policy). Pada tahapan awal, karyawan yang merupakan bagian dari Operational Management dapat membuat decision yang bersifat simple misalkan pada bank terdapat divisi Credit Analyst,Credit Risk Reviewer yang melakukan eligibility seseorang dalam memperoleh pinjaman kredit, memut dan menentukan keputusan lembur karyawan (work overtime). Hal ini juga dapat kita lihat di Binus dimana operational management dapat memberikan izin kepada mahasiwa yang tidak bisa ikut ujian dengan menyertakan surat keterangan sakit dari dokter. Namun, apabila penyakit yang dialami oleh mahasiswa merupakan penyakit ringan harus dengan persetujuan SPV.
Keputusan yang lebih tinggi (keputusan semi-structured) harus disetujui oleh manajer seperti perubahan dan memodifikasi tampilan website perusahaan, membuat Marketing Plan & Marketing Campaign selama beberapa tahun ke depan, dan membuat laporan budgeting per departemen (jenjang staff/ operational management diperbolehkan membuat budget, tetapi harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari atasan yaitu manajer). Sedangkan Senior Management berkewenangan untuk mengambil keputusan/ decision making yang bersifat Unstructured seperti menentukan timing kapan waktu (timing) yang tepat untuk masuk & keluar pasar, menyetujui budget modal bisnis, membuat keputusan jangka panjang (long terms goals). Implementasinya adalah ketika Binus ingin buka cabang ke Bali, maka Middle Management diwajibkan untuk melakukan pembukuan atas data potensi mahasiswa di Bali termasuk analisa kompetitor dimana di Bali terdapat 1 univ ternama yaitu Universitas Udayana (Middle Management wajib melakukan benchmarking terlebih dahulu terhadap universitas kompetitor, melakukan R&D dan membuat value added beserta dengan Unique Selling Proposition (USP) sehingga Binus bisa lebih unggul daripada Universitas Udayana. Pembukuan tersebut akan disampaikan kepada atasan dan keputusan final berada di tangan Senior Management.
Akan dilanjutkan di Part 2….
Sumber:
http://ab.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Pengantar-Manajemen_TOPIK-4.pdf
https://www.info.populix.co/post/business-intelligence-adalah
https://studyonline.unsw.edu.au/blog/descriptive-predictive-prescriptive-analytics
https://online.hbs.edu/blog/post/types-of-data-analysis