Penerapan Internet Of Things Pada Dunia Agrikultur
Apa itu Internet of Things?
Internet of Things (IoT) adalah sistem perangkat komputasi yang saling terkait antara objek, hewan, atau orang dengan mesin mekanis dan digital. Dilengkapi juga dengan unique identifiers (UID) dan kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi antar manusia maupun interaksi antar manusia dan komputer. Penggunaan Internet of Things dapat berupa implan monitor pada jantung seseorang, pemasangan transponder biochip pada hewan ternak, mobil yang memiliki sensor built-in untuk memperingatkan pengemudi ketika tekanan ban rendah, maupun objek – objek lainnya yang dapat diberikan alamat Internet Protocol (IP) dan dapat mentransfer data melalui jaringan. Semakin banyak, organisasi di berbagai industri menggunakan IoT untuk beroperasi lebih efisien. Salah satu bidang yang diuntungkan dengan adanya IoT adalah bidang agrikultur.
Smart Farming
Smart farming berbasis teknologi IoT memungkinkan para petani untuk mengurangi limbah dan meningkatkan produktivitas mulai dari jumlah pupuk yang digunakan hingga jumlah kunjungan yang perlu dilakukan, serta memungkinkan pemanfaatan sumber daya yang efisien seperti air, listrik, dan sumber daya lainnya. Solusi IoT pada agrikultur adalah berupa sistem yang dibangun untuk memantau bidang tanaman dengan bantuan sensor yang dapat mengecek cahaya, kelembaban, suhu, kelembaban tanah, kesehatan tanaman, dan aspek – aspek lainnya serta mengotomatisasi sistem irigasi. Para petani dapat memantau kondisi lapangan dari mana saja dan memungkinkan para petani untuk memilih antara opsi manual dan otomatis untuk mengambil tindakan yang diperlukan berdasarkan data ini. Misalnya, jika tingkat kelembaban tanah menurun, petani dapat memasang sensor untuk memulai irigasi. Smart farming sangat efisien jika dibandingkan dengan pendekatan konvensional.
Contoh – contoh solusi IoT pada bidang agrikultur :
- Precision Agriculture
Precision Agriculture adalah pendekatan manajemen pertanian yang menggunakan teknologi digital untuk memungkinkan petani membuat keputusan yang lebih baik tentang di mana, kapan, dan berapa banyak untuk memupuk, mengairi, dan menyemprotkan pestisida.
Dengan menggunakan sensor untuk mengumpulkan data tentang cuaca, kelembaban tanah, kesehatan tanaman, dan real-time locational asset tracking (RTLAT), petani dapat membuat keputusan yang lebih tepat tentang cara merawat tanaman mereka.
- Crop Monitoring
Crop Monitoring melibatkan penggunaan sensor, drone, dan satelit untuk memantau kesehatan tanaman dan mengidentifikasi lokasi yang membutuhkan perhatian. Sistem pemantauan tanaman juga mencakup semua data seperti kesehatan tanaman, kelembaban, curah hujan, suhu, dan data – data lainnya.
Sensor membantu petani menentukan waktu terbaik untuk menanam dan memanennya, dan juga dapat mendeteksi masalah sejak dini.
- Livestock Monitoring
Livestock Monitoring menggunakan sensor dan tag RFID untuk melacak lokasi dan kesehatan ternak. Informasi ini membantu peternak dalam menentukan kondisi ternak mereka.
Misalnya, ditemukan hewan yang sakit sehingga dapat diisolasi dari kawanannya untuk menghindari penyebaran penyakit ke bagian ternak lainnya. Kemampuan peternak untuk menggunakan sensor berbasis IoT untuk menemukan ternak mereka meminimalkan biaya tenaga kerja secara signifikan.
- Irrigation Management
Irrigation Management menggunakan sensor untuk mendeteksi kapan dan berapa banyak air yang dibutuhkan oleh masing-masing tanaman. Sehingga memungkinkan untuk menghemat air dan juga mengurangi gulma dan limpasan.
- Smart Pest Control
Sensor mendeteksi keberadaan hama dan kemudian mengeluarkan pestisida sesuai kebutuhan untuk melindungi tanaman. Ini membantu mengurangi penggunaan pestisida dan dapat digunakan dengan smart irrigation management untuk penyemprotan yang ditargetkan hanya jika diperlukan.
Referensi
https://www.techtarget.com/iotagenda/definition/Internet-of-Things-IoT
https://www.iotsworldcongress.com/iot-transforming-the-future-of-agriculture/