School of Information Systems

Harga Pokok Produksi hilang diawal

Pengaruh Terjadinya Produk Hilang dalam Proses Terhadap Perhitungan Harga Pokok Per satuan

Dalam proses produksi adakalanya produk tidak memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Sehingga pada saat dibuat laporan produksi jumlahnya tidak sesuai.

Jika dilihat produk bisa saja hilang pada saat awal proses, sepanjang proses dan pada akhir proses. Untuk menghitung harga pokok prosuksi per satuan, produk yang hilang sepajang proses harus dapat ditentukan pada tingkat penyelesaian berapa produk yang hilang tersebut. Produk yang hilang selama proses diperlakukan sebagai produk yang hilang pada awal atau akhir proses.

Pengaruh Terjadinya Produk Hilang pada awal Proses Terhadap Perhitungan Harga Pokok Per satuan

Sebetulnya produk yang hilang di awal proses dianggap belum menyerap biaya produksi yang dikeluarkan dalam departemen tersebut, sehingga tidak diikutsertakan dalam perhitungan-perhitungan unit ekuivalensi produk yang dihasilkan.

Produk yang hilang diawal proses di departemen pertama mengakibatkan naiknya harga pokok produksi per satuan.

Pada departemen berikutnya produk yang hilang diawal proses ini mempunyai akibat :

  1. Menaikan harga pokok produksi persatuan yang diterima dari departemen sebelumnya.
  2. Menaikan harga pokok produksi per satuan yang ditambahkan dalam departemen produksi berikunya.

Contoh :

  1. ER memiliki 2 departemen produksi untuk menghasilkan produknya yaitu dept A dan Dep B. Data produksi dan biaya produksinya adalah sebagai berikut :

Data biaya produksi yang dikeluarkan dep.A :

                        Dept. A                    Dept. B

Bbb                 Rp. 22.500          Rp. –

Bbp                Rp. 26.100            Rp. 16.100

Btk                 Rp. 35.100             Rp. 22.500

Bop            Rp. 46.800           Rp. 24.750

Jumlah Biaya produksi
Rp. 130.500                   Rp.63.350

Perhitungan Harga Pokok Produksi di Dept. A

Jenis Biaya                  Biaya Produksi                        Unit ekuivalensi        Biaya per kg yang

 dihasilkan oleh Dept. A

Biaya bahan baku                   Rp. 22.500     700+ (100%x 200)= 900       Rp.25

Biaya bahan penolong           Rp. 26.100      700+ (100%x 200)=900              29

Biaya tenaga kerja                  Rp. 35.100     700+ (40%x 200)=780                45

Biaya overhead pabrik            Rp. 46.800    700+ (400%x 200)=780               60

                                            Rp. 130.500                                                 Rp.159

Produk yang hilang terjadi pada awal proses, sehingga produk tersebut belum menyerap biaya produksi yang dikeluarkan oleh Dept. A . Jadi tidak diikutsertakan dalam perhitungan unit ekuivalensi dalam dept A dan mengakibatkan biaya produksi per kg nya menjadi tinggi.

Perhitungan Biaya produksi dept A.

Harga pokok produk yg ditransfer ke dep B : 700x Rp. 159         Rp. 111.300

Harga pokok persediaan PDP akhir bulan :

–          Biaya bahan baku                   200x 100%x Rp.25=     Rp. 5.000

–          Biaya bahan penolong            200x 100%xRp.29 =           5.800

–          Biaya tenaga kerja                  200x 40%x Rp,45 =            3.600

–          Biaya overjhead pabrik           200x 40%x Rp.60 =            4.800

                                                                                                         Rp.   19.200

Jumlah Biaya produksi dep. A                                                         Rp. 130.500

I GUSTI MADE KARMAWAN