School of Information Systems

Uji DNA Pakai Blockchain, Degenics Harumkan Nama Indonesia

Degenics, layanan pemeriksaan genetika yang mengutamakan privasi, berhasil memenangkan Impact Bounty dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Identity Bounty dari InterPlanetary File System (IPFS) dalam perlombaan hackathon ETHDenver.

Kemenangan itu berhasil diraih berkat konsep kerja Degenics yang inovatif dan implementasi dini yang menjanjikan. “Degencis sebelumnya telah meluncurkan platform pengujian DNA berbasis blockchain, dengan berkolaborasi bersama Blocksphere,” ujar Pandu Sastrowardoyo Founder/Inisiator Degenics.

Degenics yang dibangun berdasarkan Distributed Ledger Technology (DLT) terlaksana berkat kerja sama perusahaan konsultasi dan pengembangan blockchain Blocksphere, serta tim pengembangan teknologi blockchain dari Malaysia, BlockZero.

Pada 18 Februari 2021, Degenics menjadi bagian dari Decentralized Bio Network, sebagai awal mula dari inisiasi sesuatu yang lebih besar untuk menyediakan platform data dan sebuah marketplace untuk pengujian-pengujian biomedis secara umum.

“Pengujian genetika secara pribadi merupakan sebuah tren yang sedang berkembang pesat, dengan pangsa pasar sebesar USD 12 Milyar dan diprediksi untuk terus tumbuh hingga USD 21 Milyar pada 2027. Oleh karena itulah, berbagai macam perhatian muncul mengenai penambangan data DNA, kedaulatan individu terhadap data genetiknya, dan juga peretasan dan pelanggaran data,” tutur Pandu.

Decentralized Bio Network, melalui Degenics dApp-nya, akan mencegah penyalahgunaan data genetik, pelanggaran privasi, permasalahan keamanan, dan praktik-praktik jual beli data genetik tanpa persetujuan pemilik materi DNA.

Penggabungan penggunaan kriptografi dan DLT bersamaan oleh Decentralized Bio Network juga bisa menyimpan data di atas platrom terdesentralisasi, yang membuat akses tanpa otorisasi menjadi tidak memungkinkan.

Decentralized Bio Network juga memperluas konsep Degenics, sehingga memungkinkan melayani kasus-kasus di luar pasar pengujian genetik, termasuk di dalamnya pengujian laboratorium untuk mendeteksi penyakit dan pertukaran data Rekam Medik Elektronik (RME).(chi/jpnn)

Kesimpulan,

Blockchain merupakan basis data global yang berbasis online yang dapat digunakan maupun terkoneksi internet di seluruh dunia. Degenics, meluncurkan platfrom pengujian DNA berbasis blockchain, dengan berkolaborasi bersama Blocksphere. Dan Degenics pun berhasil memenangkan Impact Bounty dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Identity Bounty dari InterPlanetary File System (IPFS) dalam perlombaan hackathon ETHDenver.

Opini saya,

Walauapun degenics meluncurakn sesuatu yang berbasis teknologi. Tetapi, mereka tetap mengutamakan keamanan data-data seperti privasi. Menurut saya, setiap organisasi yang meluncurkan teknologi baru atau aplikasi harus selalu menjaga keamanan data user agar tidak disalah gunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

 

Referensi

https://www.jpnn.com/news/uji-dna-pakai-blockchain-degenics-harumkan-nama-indonesia?page=2

Feliza Ayuningtias