School of Information Systems

Penggunaan HEART Framework untuk Ukur Performa Design

Terdapat beberapa framework yang dapat digunakan untuk mengukur performa design, namun kali ini kita akan membahas bersama mengenai HEART Framework. HEART Framework merupakan sebuah framework yang dibuat oleh sekelompok tim peneliti UX asal Google yang terdiri dari Kerry Rodden, Hilary Hutchinson, dan Xin Fu). Tujuan awal dibuatnya HEART framework ini adalah untuk membantu tim design UX Google agar dapat mempersempit fokus mereka hanya kepada beberapa user metrics yang diinginkan pengguna dan mengukurnya agar dapat dievaluasi secara objektif. Melalui framework ini, UX designer maupun product manager diharapkan mampu untuk mengambil keputusan dalam pengembangan suatu produk dengan menjadikan pengalaman pengguna sebagai landasan utama.

HEART Framework terdiri dari 5 aspek, yaitu:

  1. Happiness: Mengukur kepuasan dan kemudahan pengguna yang merupakan bagian dari pengukuran kualitatif UX yang dapat dilihat menggunakan angka kepuasan pengguna di survey atau saat melakukan usability testing, melalui rating aplikasi, maupun Net Promoter Score (NPS)
  2. Engagement: Intensitas interaksi pengguna untuk menggunakan suatu produk pada waktu tertentu.
  3. Adoption: Jumlah pengguna yang berhasil menjadi pengguna tetap ataupun fitur baru dalam jangka waktu tertentu.
  4. Retention: Banyak pengguna yang menggunakan suatu produk.
  5. Task Success: Keberhasilan pengguna untuk melakukan proses yang diinginkan dengan menggunakan suatu produk secara mudah dan cepat.

Figure 1. Template HEART Framework (https://www.productplan.com/glossary/heart-framework/)

Tahapan menggunakan HEART Framework:

  1. Menentukan Tujuan (Goals): Tujuan penting untuk ditetapkan dengan harapan setiap tim UX designer berada dalam konsep tujuan yang sama. Jumlah tujuan maksimal yang bisa dibuat adalah sebanyak 3 tujuan.
  2. Menentukan Sinyal (Signals): Merupakan indikator bahwa ada proses yang telah dilakukan oleh tim UX designer untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
  3. Memilih Metriks (Metrics): Metrics menjadi alat yang membantu tim UX designer untuk melihat hasil dari proses yang telah dijalankan sesuai rencana, apakah telah memberikan kepuasan bagi pelanggan atau belum.

Figure 2. Contoh HEART Framework Google (https://clevertap.com/blog/google-heart-framework/)

Beberapa alasan UX Designer perlu untuk menggunakan HEART Framework, yaitu:

  1. Tren dan Kecerdasan Bisnis yang Berharga

HEART Framework mengukur pengalaman pengguna dari berbagai sudut, sehingga dapat membantu UX designer untuk mengidentifikasi pola pengguna yang dapat meningkatkan kualitas produk. Namun dalam prakteknya, ketika tim UX designer ingin meningkatkan suatu aspek, hal tersebut dapat berpengaruh pada penurunan kualitas aspek lainnya. Oleh karena itu penting untuk menggunakan informasi kepuasan pengguna untuk dapat membantu UX designer dalam melakukan penyesuaian dan pengembangan aplikasi.

  1. Dapat Lebih Fokus ke Hal yang Strategis

UX designer diharapkan untuk lebih fokus pada pengalaman pengguna dan tidak melihat hal lain. Lewat HEART Framework, UX designer memahami bahwa yang perlu mereka fokuskan adalah pada hal-hal tertentu yang dapat memberikan dampak strategis bagi bisnis mereka dan bagi pengguna.

  1. Lebih Mudah untuk Memprediksi ROI

Melalui faktor-faktor yang ada dan berdasarkan hasil yang dilihat melalui metrics maka dapat terlihat faktor mana yang dapat memberikan pengaruh terbesar dan menghasilkan peningkatan pendapatan.

Sehingga, dengan menerapkan HEART Framework dalam rangka untuk mengukur seberapa baik design yang ada berpengaruh pada kepuasan pengguna. Ini membantu UX designer untuk melakukan berbagai perancangan secara jelas, terarah, dan mudah.

Referensi:

Michelle Andriana