Pairwise Comparison Matrix
disclaimer: artikel ini merupakan bagian kedua dari topik pairwise comparison, sebelum membaca artikel ini, diharapkan Anda membaca bagian pertama dengan judul: Pairwise Comparison in General
Pada artikel sebelumnya, kita sudah membahas mengenai pengertian dan manfaat pairwise comparison serta langkah-langkah dalam melakukan Analytical Hierarchy Process. Pada artikel ini, kita akan membahas bagaimana menyusun pairwise comparison matrix yang dapat membantu dalam memberi peringkat, memprioritaskan, dan umumnya membandingkan barang.
Dalam menyusun prioritas dapat menggunakan skala Saaty (Zhang, Liu, & Yang, 2009), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Masing-masing perbandingan berpasangan dievaluasi dalam Saaty’sscale 1 – 9sebagai berikut;
Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada tabel berikut ini:
- Pengertian nilai tengah-tengah adalah jika elemen A sedikit lebih penting dari elemen B maka kita seharusnya memberikan nilai 3, namun jika nilai 3 tersebut dianggap masih terlalu besar dan nilai 1 masih terlalu kecil maka nilai 2 yang harus kita berikan untuk prioritas antara elemen A dengan elemen B.
- Tabel diatas tidak disebutkan konversi nilai elemen A kurang penting dari elemen B karena pernyataan elemen A kurang penting dari elemen B sama dengan pernyataan nilai elemen B lebih penting dari elemen A
Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, A3 dan A4. Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada gambar matriks di bawah ini:
Cara mengisinya adalah dengan menganalisa prioritas antara elemen baris dibandingkan dengan elemen kolom. Dalam prakteknya kita hanya perlu menganalisa prioritas elemen yang terdapat dibawah pada garis diagonal (kotak dengan warna dasar putih) yang ditunjukan dengan warna kuning atau diatas garis diagonal yang ditunjukan dengan kotak warna hijau.
Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya.
Hal ini sesuai dengan persamaan matematika yang menyebutkan jika A:B= X, maka B : A = 1/X. Contoh: jika prioritas elemen A2 (baris) : elemen A1 (kolom) = 2, maka prioritas elemen A1 (baris) : elemen A2 (kolom) = 1/2 (lihat rumus persamaan perbandingan matematika diatas).
Selanjutnya adalah menentukan bobot pada tiap elemen, nilai bobot ini berkisar antara 0 – 1. dan total bobot untuk setiap kolom adalah
- Cara menghitung bobot adalah angka pada setiap kotak dibagi denganpenjumlahan semua angka dalam kolom yang sama.Contoh : bobot dari (elemen A1, elemen A1) = 1/ (1+2+5+3) = 0.090, (elemen A2, elemen A1) = 2 / (1+2+5+3) = 181.
- Penentuan nilai bobot prioritas. Caranya adalah dengan melakukan penjumlahan setiap nilai bobot prioritas pada setiap baris tabel dibagi dengan jumlah elemen
- Pengujian Konsistensi Logis
Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
- Mengalikan matriks awal dengan nilai bobot proritas bersesuaian.
- Menjumlahkan hasil perkalian per baris.
- Hasil penjumlahan tiap baris dibagi nilai bobot prioritasbersangkutan dan hasilnya dijumlahkan.
- Hasil c dibagi jumlah elemen, akan didapat λmaks.
- Indeks Konsistensi (CI) =
- Rasio Konsistensi =
dimana RI adalah Indeks Random konsistensi, dilihat dari table Random Indeks dibawah sesuai dengan ukuran n. Jika rasio konsistensi ≤ 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan/konsisten
Bibliography
Baxter, R. (2015, March 23). Use Pairwise Comparison to Prioritize Multiple Options. Retrieved from linkedin: https://www.linkedin.com/pulse/generating-value-using-pairwise-comparison-rod-baxter/
Ramík, J. (2020). Pairwise Comparisons Method: Theory and Applications in Decision Making. Switzerland: Springer Nature.
Zhang, Z., Liu, X., & Yang, S. (2009). A Note on the 1-9 Scale and Index Scale In AHP. Cutting-Edge Research Topics on Multiple Criteria Decision Making (pp. 630-634). Berlin, Heidelberg: Springer.