School of Information Systems

The Characteristic of Interactive Marketing Communication

The Characteristic of Interactive Marketing Communication

Oleh: Riyanti Teresa Tedja

            Saat ini, manager e-commerce terus bekerja keras untuk menarik pengguna baru atau pengunjung baru yang mengunjungi situs e-commerce mereka dan mendorong traffic situs mereka dengan menggunakan marketing communication technique. Marketing communication technique yang dipilih oleh e-commerce mengacu pada digital media channel mereka. Sangat penting untuk memahami krakteristik komunikasi yang berbeda antara traditional dan new media. Hal ini akan membantu e-commerce untuk mengeksploitasi karakterisktik yang terbaik dari digital media.

Berikut adalah karakteristik dari marketing communication yang interaktif:

  1. From push to pull:

Yang termasuk push media yaitu media traditional, seperti: TV, radio yang dimana informasi ini tidak langsung dari perusahaan kepada customer. Saat ini situs web merupakan pull media dan dikenal luas sebagai inbound marketing. Yang berarti ini sebagai porspek dimana hanya customer mengujungi website ketika mereka membutuhkan sesuatu, mereka proaktif dan yang memilih sendiri.

Yang harus dilakukan oleh oleh perusahaan dalam menciptakan pull media marketing, yaitu:

  • Perusahaan perlu menyediakan physical stimuli untuk mendorong customer mengunjungi website.
  • Perusahaan perlu untuk memastikan bahwa website mereka optimal untuk search enginers.
  • Design website dapat meng-capture email customer. Email merupakan online push medium yang digunakan untuk push relevant dan mengirim pesan kepada customer secara berkala, sehingga email menjadi object prioritas dalam website.

  1. From monologue to dialogue:

Dengan adanya internet yang merupakan digital medium dan komunikasi dimana software pada web server sebagai perantara untuk menyediakan kesempatan untuk interakasi dua arah (customer dan perusahaan). Saat ini website, mobile phone memungkinkan untuk melakukan dialog dengan customer.

  1. From one-to-many to one-some and one-to-one:

Dengan penggunaan TV atau print sebagai traditional push communication yang dimana komunikasi 1 perusahaan untuk banyak customer dengan pesan yang sering kali sama untuk segment yang berbeda dan hal ini juga menyebabkan hasil yang ditargetkan sering kali buruk.

Namun dengan menggunakan new media one to one, dapat mencapai sebuah micro-segment yang menjadi lebih praktis bagi e-marketer untuk mampu menargetkan pesan mereka ke berbagai segment.

  1. From one-to-many to many-to-many communication:

Dengan adanya new media memungkinkan untuk many-to-many communication dimana customer dapat berhubugan dengan customer lain melalui website atau independent communities.

  1. From “lean-back” to “lean-forward”:

New media juga merupakan media lean forward dimana biasanya website memiliki attention ke pengunjung. Yang berarti customer ingin memegang kendali, ingin untuk experience flow, dan website responsive terhadap kebutuhan customer.

  1. The medium changes the nature to standard marketing communication tools such as advertising:

Fungsi website juga dapat dipertimbangkan sebagai advertising dimana website dapat memberikan informasi, persuasi, dan mengingatkan customer mengenai berlangganan. Menurut Berthon et al (1996), website sebagai campuran antara advertising dan penjualan secara langsung karena itu website dapat digunakan untuk melibatkan visitor dalam sebuah dialog.

  1. Increase in communications intermediaries:

Dengan digital era, hal ini membuat rentang pada media owner atau publishers sangat meningkatkan dimana marketers dapat mempromosikan service atau product mereka dan kuhusunya dapat menautkan link website mereka. Media owner atau publisher ini merupakan orang yang aktif dalam menggunakan social media dan meng-influence, seperti: celebrities, industry commentators, blogger

  1. Integration remains important:

Kebanyakan dari kita menghabiskan waktu di dunia nyata dibandingkan dunia virtual, maka dari itu perusahaan juga perlu untuk mengkombinasikan dan mengintegrasikan antara new media dan traditional media berdasarkan kekuatan perusahaan. Dengan kombinasi dan integrasi ini dapat membantu perusahaan mencapai sinergi dan proporsi promosi antara offline dan website juga sangat panting.

Sources:

Chaffey, D., Hemphill, T., & Edmundson-Bird, D. (2019). Digital Business and E-commerce Management. Harlow CM17 9SR: Pearson Education Limited.

Riyanti