School of Information Systems

Perbedaan ARA dan ARB di Bursa Efek Indonesia

Perbedaan ARA dan ARB di Bursa Efek Indonesia

Oleh: Riyanti Teresa Tedja

            ARA (Auto Reject Atas) dan ARB (Auto Reject Bawah) mendefinisikan pergerakan saham – saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia. Manajemen Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menenetukan dalam sehari kenaikan atau penurunan saham dibatasi sampai persentasi yang telah ditentukan sesuai dengan fraksi harga sahamnya. Apabila harga saham bergerak melampaui persentase harian tertentu, maka akan ada penolakan otomatis oleh JATS (Jakarta Automated Tranding System). JATS adalah sistem market terkomputerisasi yang diterapkan di Bursa Efek Indonesia.

            Apabila saham perusahaan mengalami ARB, nilainya dijamin tidak akan pernah nol karena BEI akan berusaha melindungi nasabah dengan batas harga terendah sebesar Rp 50 per saham. Saham – saham dapat mencapai ARA di Bursa Efek Indonesia saat:

  1. Penawaran Publik Perdana (Initial Public Offering/ IPO)
  2. Cum Date

Cum Date adalah tanggal terakhir untuk memiliki saham dan turut mendapatkan hak atas aksi korporasi yang dilakukan suatu emiten

  1. Rilis berita menggembirakan seputar akuisisi, ekspansi, dan proyek baru
  2. Rilis laporan keuangan dan annual report dimana net income mencapai keuntungan atau laba

Adapun hal – hal yang perlu diketahui untuk batas auto reject saham IPO (penawaran public perdana / Initial Public Offering), yaitu:

  1. Ditentukan khusus auto reject saham IPO diperbolehkan 50% di hari pertama
  2. Kebanyakan saham IPO memang ARA, namun ada kecenderungan dimana nyaris ARB di hari pertama pada saham BUMN IPO, sperti IPO PPRE
  3. Mencapai batas ARA atau ARB menunjukan minat masyarakat pada suatu saham dalam satu hari
  4. IPO yang ARA menunjukkan IPO yang sukses

IPO yang sukses ditandai dengan adanya oversubscribed yang tinggi saat book building saham tersebut. Oversubscribed yang tinggi berarti permintaan akan saham tersebut tetap tinggi saat harga yang telah ditentukan bahkan permintaan akan saham tersebut dapat berkali – kali lipat melampaui jumlah saham yang tersedia. Sehingga investor yang memesan sejumlah saham, hanya akan mendapatkan sebagian kecil dari jumlah yang dia pesan.

Book building adalah mekanisme dimana underwriter sebuah saham menentukan harga penawaran perdana yang didasarkan kepada seberapa besar permintaan investor atas saham tersebut. Pada proses ini, dilakukan oleh bandar dimana bertugas untuk mengatur agar IPO dapat berlangsung sesuai dengan keinginan.

Sources:

https://www.seputarforex.com/artikel/apa-itu-ara-dan-arb-di-bursa-efek-indonesia-283499-34

Riyanti Teresa