6 Managerial Leadership Styles
Dalam melaksanakan suatu perkerjaan, tim membutuhkan seorang pemimpin yang dapat mengakomodasi kebutuhan dari setiap anggota. Setiap orang memiliki dasar kepemimpinan masing-masing dan gaya yang berbeda-beda satu pemimpin dengan yang lainya. Tetapi ada kalanya seorang pemimpin harus mengubah gaya kepemimpinan biasa mereka untuk memenuhi kebutuhan tim dalam suatu situasi tertentu. Berikut adalah 6 jenis kepemimpinan menurut Daniel Goleman, Leadership That’s Get Result. Beliau meneliti lebih dari 3000 manajer dalam waktu 3 tahun dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis gaya kepemimpinan dan efek mereka dalam perusahaan. Ke-6 gaya kepemimpinan tersebut adalah sebagai berikut:
- The Pacesetting
Gaya kepemimpinan ini menitikberatkan ide dan flow dari perkerjaan pada pemimpin tersebut. Pemimpin dengan gaya ini mengharapkan timnya untuk bergerak dan bekerja sesuai dengan kecepatan pemimpin. Pemimpin dengan gaya ini biasanya suka berkata “Lakukan seperti yang saya kerjakan sekarang.”. Gaya kepemimpinan ini baik digunakan ketika tim sendiri mempunyai kemampuan serta motivasi yang setara dengan pemimpin dan jika pemimpin mengincar hasil yang cepat. Gaya ini tapi dapat membuat tim kewalahan dan mengurangi kreativitas.
- The Authoritative
Gaya kepemimpinan ini menggerakkan tim menuju suatu target yang sama dan berfokus kepada hasil. Pemimpin dengan gaya ini akan menarik tim untuk bekerja, tetapi membiarkan tim untuk bekerja dengan cara mereka masing-masing asal target yang diinginkan tergapai. Pemimpin dengan gaya ini biasanya suka berkata “Ayo kita mulai” atau “Ayo ikut saya”. Gaya kepemimpinan ini baik digunakan jika tim membutuhkan target baru jika suatu kondisi dalam perkerjaan berubah. Pemimpin ini menjadi suatu inspirasi dan menumbuhkan kreativitas dalam tim, tetapi gaya kepemimpinan ini tidak cocok jika tim memiliki pengetahuan lebih dari pemimpin.
- The Affiliative
Gaya kepemimpinan ini berfokus untuk membuat suatu ikatan dengan setiap anggota tim, dan menginginkan agar setiap anggotanya memiliki rasa memiliki dan penerimaan dalam tim. Pemimpin dengan gaya ini akan berkata “Peoples First” dan menjaga kondisi setiap anggota agar tetap termotivasi. Gaya kepemimpinan ini baik digunakan saat tekanan perkerjaan tinggi, saat tim baru keluar dari kegagalan, atau saat tim membutuhkan kepercayaan satu dengan yang lain, tetapi jika pemimpin hanya menggunakan gaya kepemimpinan ini, performa tim dapat berkurang.
- The Coaching
Gaya kepemimpinan ini berfokus dalam perkembangan kemampuan tim dan bertujuan untuk membuat performa setiap anggota tim lebih baik. Pemimpin dengan gaya ini biasanya suka berkata “Coba ini” dan turun tangan dalam memberikan petunjuk untuk setiap anggota tim. Gaya kepemimpinan ini baik digunakan jika pemimpin membutuhkan personil yang dapat menggantikan dia, atau jika prosedur perkerjaan belum jelas. Gaya kepemimpinan ini tidak baik digunakan jika tim tidak mau berubah, jika pemimpin tidak punya kewibawaan yang cukup untuk dihargai, atau jika kemampuan pemimpin belum cukup.
- The Coercive
Gaya kepemimpinan ini bertujuan agar tim dapat patuh di bawah pemimpin. Gaya ini membuat seluruh anggota tim bergerak sesuai dengan suruhan pemimpin. Pemimpin dengan gaya ini biasanya suka berkata “Lakukan yang sudah saya suruh”. Gaya ini baik digunakan saat sebuah perusahaan membutuhkan suatu perintah dan prosedur yang jelas di mana seluruh anggota harus melaksanakan prosedur tersebut tanpa kesalahan. Gaya ini juga baik digunakan saat perusahaan mengalami krisis dan saat anggota tim mengalami kebingungan. Tetapi gaya kepemimpinan ini lebih baik dihindari karena tidak flexible, mengekang tim, dan menekan kreativitas anggota.
- The Democratic
Gaya ini bertujuan untuk mengumpulkan pendapat dari seluruh anggota tim. Gaya ini akan berusaha untuk mendapatkan pendapatan setiap anggota tim saat pemimpin harus membuat suatu pilihan. . Gaya ini membuat seluruh anggota tim bergerak sesuai dengan suruhan pemimpin. Pemimpin dengan gaya ini biasanya suka berkata “Apa pendapatmu…”. Gaya kepemimpinan ini baik digunakan saat pemimpin membutuhkan ide baru dan saat pemimpin mengalami keraguan dalam menentukan suatu pilihan. Gaya ini tidak baik digunakan saat perusahaan ada dalam krisis, atau saat anggota tim tidak memiliki pengetahuan yang cukup mengenai suatu hal.