School of Information Systems

SOCIAL MEDIA MARKETING

Paper Juntae Deline (IBM) mengungkapkan ada empat langkah yang mudah dilakukan tentang bagaimana menggunakan data (terstruktur dan tidak terstruktur) untuk meningkatkan pemasaran melalaui media sosial. Pertama, pahami bagaimana data disusun dan bagaimana kita akan menggunakannya.  Data terstruktur tersedia dengan baik dalam suatu database. Data ini mudah dihubungkan satu sama lain seperti: nama konsumen, email, dan alamat surat. Tetapi kita juga mempunyai data yang tidak terstruktur, yang justru sebaliknya tidak mudah menghubungkannya satu sama lain, misalnya data percakapan di media sosial. Bagian yang sulit adalah untuk meningkatkan wawasan atau pengetahuan dari data tersebut, kita harus berusaha untuk menghubungkan dari data yang terstruktur dan data yang tidak terstruktur. Artinya, dalam praktek kita harus hubungkan data konsumen yang sudah ada dalam database dengan data percakapan konsumen dari media sosial. Tentu kita dapat menggunakan alat manajemen suara dan media online untuk mengumpulkan data tidak terstruktur tersebut, seperti: Salesforce, Ubervu, dan Sprout. Kedua, kembangkan strategi pemanfaatan data. Strategi ini harus selaras dengan tujuan pemasaran kita yaitu pemasaran efektif. Misalnya, jika ingin meningkatkan konversi, kita bisa memanfaatkan strategi data berikut untuk melakukan hal itu. Rumus data strategi data bisa dirumuskan seperti berikut:

Pre-Existing Data+New Social Data =Sentiment Score. Sentiment Score ditetapkan dengan menggunakan kebijakan saat memberikan nilai kepada setiap konsumen.  Biasanya kita tahu produk industri dan pemerhati atau peminat produk. Kita buat profil dari konsumen berdasarkan dua tipe data tersebut dan gunakan profil perusahaan saat ini sebagai tolok ukur pada saat mengembangkan nilai sentimen konsumen mendatang. Ketiga, buat skor sentimen untuk memandu target komunikasi pemasaran. Kita dapat menetapkan skor sentimen untuk semua prospek yang kita perkirakan dan sesuaikan isi strategi pemasaran untuk setiap rentang skor sentimen. Misalnya, konsumen dengan nilai sentimen yang lebih rendah dapat menerima lebih banyak komunikasi personal dan mereka yang memiliki nilai lebih tinggi berarti dapat menerima komunikasi untuk memperkuat posisi produk.  Keempat, eksekusi berdasarkan wawasan data baru.

Gunakan konten yang cenderung berpengaruh pada konsumen yang potensial. Jika ternyata konsumen potensial mengajukan pertanyaan atau memberi komentar tentang promosi produk kita, kita perlu membuat konten baru yang menjawab hal-hal yang dipertanyakan. Sebagi contoh, bila konsumen memiliki tingkat sentimen rendah tentang proses pembelian, maka buatlah infografis yang dapat memandu dan menunjukkan langkah-langkah untuk membeli produk. Secara keseluruhan, begitu diperoleh data wawasan baru, kita dapat membuat konten untuk mengurangi kesulitan konsumen, atau langsung berkomunikasi dengan konsumen tersebut dengan memberikan informasi yang sangat relevan dan sesuaikan keseluruhan komunikasi pemasaran berdasarkan wawasan ini.

Sebagai kesimpulan, untuk meningkatkan data wawasan, kita harus melakukan pengumpulan data di setiap tahap pemasaran dan menambahkan data yang sudah ada dengan data yang baru untuk mendapatkan wawasan yang dapat ditindaklanjuti. Sebagai penegasan, kita harus membuka mata dan lihat bagaimana menghasilkan data konsumen, dan mendengarkan apa yang konsumen katakan. Pada akhirnya, wawasan ini akan lebih membantu memahami konsumen kita, sehingga kita bisa membuat konten pemasran yang cocok dengan kebutuhan mereka.

Suroto Adi, Drs., M.Sc.. D.M.S