Staff Word-of-Mouth (SWOM) dan Employee Referral Program (ERP)
Staff Word-of-Mouth (SWOM) merupakan sebuah proses pemberian informasi dan opini yang dilakukan oleh staff atau staff terdahulu mengenai organisasi, baik di dalam maupun di luar jaringan sosial mereka.
Selain SWOM, dikenal pula istilah Employee Referral Program (ERP). Menurut The Business Dictionary (2012) ERP adalah metode perekrutan dimana seorang karyawan umumnya diberi sebuah imbalan karena sudah merekomendasikan rekrutan yang dinilai cocok oleh perusahaan tersebut. Menurut Cambridge Dictionary (2012), ERP merupakan sebuah sistem dimana sebuah perusahaan membayar seorang karyawan jika seseorang yang dikenalnya bekerja di perusahaan tersebut atas rekomendasinya.
Walaupun terdapat beberapa kemiripan antaran ERP dan SWOM, kedua proses ini berbeda dari segi konsep dan segi strategis, antara lain :
- ERP memiliki proses administratif mengenai ruang lingkup program, lowongan yang dijadikan sasaran, ketentuan dan skala dari imbalan atas rujukan yang diberikan. Sebaliknya, SWOM terjadi secara informal, tidak melibatkan administratif perusahaan namun dapat dipengaruhi secara lebih proaktif oleh perusahaan.
- Proses ERP dimulai oleh perusahaan, sekaligus menentukan cakupan dari ERP yang akan dijalankan. SWOM merupakan proses yang dimulai oleh karyawan atau karyawan yang pernah bekerja di perusahaan tersebut, atau dari prospektif pelamar kerja itu sendiri.
- ERP melibatkan karyawan yang masih bekerja di perusahaan tersebut. Akibat dari tingkat turnover karyawan yang tinggi, banyak staff terdahulu yang malah memaparkan SWOM yang berguna sebagai bahan pertimbangan bagi pelamar kerja. Hal ini sejalan dengan WOM dari pelanggan yang mempengaruhi keputusan membeli. Beberapa perusahaan menjaga hubungannya dengan staff terdahulunya yang berguna untuk mempengaruhi SWOM yang diberikan.
- Menurut The Business Dictionary (2012) dan Cambridge Dictionary (2012), ERP akan merujuk pada orang yang dikenal. Yang artinya, seseorang yang memberi rujukan akan kehilangan imbalan secara finansial bahkan reputasinya jika perusahaan tidak berhasil merekrut orang tersebut. Potetntial applicants yang berada diluar jaringan sosial seorang karyawan seringkali mencari SWOM sebagai bahan pertimbangan untuk melamar pekerjaan di sebuah perusahaan.
- SWOM tidak memberikan extrinsic reward (misalnya, berupa bonus atau uang tambahan). Sedangkan ERP melibatkan motif finansial sebagai alasan seorang karyawan merujuk kenalannya untuk bekerja di perusahaan tersebut. Oleh karena faktor tersebutlah, ERP dinilai kurang credible dan kemungkinan menyebabkan informas menjadi bias. Sementara SWOM yang bersifat lebih personal dan merupakan komunikasi tanpa bayaran akan menjadi lebih credible.
- ERP merupakan sistem yang dilakukan di banyak perusahaan, menarik perhatian luas di dalam literatur pasar tenaga kerja, manajemen perusahaan, dan perilaku karyawan. Sedangkan SWOM menawarkan pengembangan potensi secara lebih luas kepada manajer dan penelitian.
References :
K.A. Keeling, P.J. McGoldrick, and H. Sadhu, “Staff Word-of-Mouth (SWOM) and Retail Employee Recruitment,” Journal of Retailing 89, no. 1 (March 2013)