School of Information Systems

Jenis-Jenis Learning Organization

                Kunci utama pada learning organization adalah adanya visi organisasi, misi yang jelas dan cara mewujudkan visi dan misi tersebut ke dalam nilai-nilai dan perilaku. Learning organization dibangun atas dasar asumsi bahwa organisasi merupakan sistem yang terbuka, organisasi memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi dan memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan, organisasi merupakan hasil kombinasi pilihan-pilhan strategis dan pengaruh lingkungan, organisasi dipandang sebagai organism yang hidup yang memiliki semangat, dan pikiran , dan organisasi dianggap memiliki kapasitas sebagai sistem pemrosesan.

            Argyris dan Schon, menyatakan bahwa learning dapat dibedakan menjadi dua, yaitu single loop learning (adaptive learning) dan double loop learning (generative learning).

 

  1. Single Loop Learning (Pembelajaran Satu Putaran)
    Single Loop Learning merupakan pembelajaran yang membawa ke arah peningkatan kinerja organisasi dengan cara menemukan dan memperbaiki kesalahan berdasarkan pada kumpulan norma-norma dan nilai-nilai, atau suatu teori yang berlaku. Single-Loop learning adalah penetapan secara langsung tujuan dan sasaran pada suatu titik di mana sasaran tersebut terukur dan berorientasi pada hasil; pekerjaan (kegiatan, program, kebijakan) mengarah pada sasaran; dan mengukur hasilnya dengan memperbandingkan capaian kinerja (performance results) dengan kinerja yang direncanakan (performance plan). Proses perbandingan tersebut mendorong manajer untuk menilai keberhasilan atau kegagalan, meneliti faktor dan proses kinerja yang menjadi penyebab dan bagaimana memperbaiki/merubahnya. Singkatnya, single-loop learning memenuhi organisasi untuk meyakinkan hal yang sama lebih baik.

 

  1. Double Loop Learning (Pembelajaran Dua Putaran)
    Pembelajaran dua putaran (Double-Loop learning) adalah pembelajaran yang mendorong perubahan dalam nilai-nilai theory-in-use, seperti asumsi-asumsi dan strategi. Asumsi dan strategi berubah secara bersamaan dengan atau sebagai suatu konsekuensi perubahan di dalam nilai-nilai. Double-Loop learning terjadi ketika para anggota organisasi menguji dan mengoreksi asumsi-asumsi dasar yang menyokong misi dan kebijakan inti mereka. Dengan demikian menjadi lebih relevan bagi survival organisasi dibandingkan hanya efisiensi jangka pendek. Pembelajaran ini menyiratkan suatu keinginan untuk menengok kembali misi, sasaran, dan strategi organisasi secara reguler.

    Cara lain yang digunakan oleh organisasi untuk belajar adalah deutero learning dan anticipatory learning. Deutero learning terjadi ketika para anggota organisasi melakuka refleksi secara kritis atas asumsi-asumsi yang biasanya mereka terima begitu saja. Deutero learning ini oleh Argyris dan Schon juga disebut belajar tentang belajar (learning how to learn), caranya adaah dengan mempelajari cara yang belajar yan dilakukan saat ini. mereka mencari faktor-faktor yang menghambat dan mendorong proses learning yang baru, menguji dan kemudian menggeneralisasikannya

    Sedangkan anticipatory learning adalah proses dari organisasi dalam usahanya menemukan pengetahuan dari masa depan. Anticipatory learning menggunakan proses penyusunan rencana sebagai media belajar, planning as learning. Sementara itu Fulmer menayatakan anticipatory learning adalah juga suatu strategic learning dalam mengatisipasi kondisi pada masa yang akan datang.

Sumber :

Ch. Argyris, D. A. (1997). Organizational Learning: A Theory of Action Perspective. Reis: Revista Española de Investigaciones Sociológicas.

Ferry