Immersion 2017 – SIS goes to Japan
Dalam menunjang strategi dari Bina Nusantara University untuk menghasilkan lulusan yang dapat bersaing secara global, maka School of Information Systems tiap tahunnya mengadakan kegiatan immersion yang berkolaborasi dengan Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi (HIMSISFO). Pada tahun ini, School of Information Systems mengadakan immersion ke negeri Sakura, yaitu Jepang yang berlangsung pada tanggal 7-13 September 2017.
Apa saja kegiatan yang kita lakukan selama di Jepang, berikut cerita dari salah satu peserta selama mengikuti kegiatan immersion:
Nadiah Kusuma Ariastuti – 1901471585 (Sistem Informasi dan Manajemen)
Hari Pertama – 7 September 2017
Pada hari pertama kegiatan immersion berjalan kami berkumpul di bandara Soekarno Hatta pada pukul 6 pagi hari. Saya berangkat bersama papa saya menuju lokasi meeting point yang berasa di KFC terminal 2 keberangkatan, ketika saya datang pagi itu suasana di KFC sudah cukup ramai ada beberapa panitia dan anggota yang sudah hadir. Dalam kegiatan ini saya bersama kedua teman saya Diana dan Jasheline merupakan mahasiswa yang mengambil jurusan Sistem Informasi dan Manajemen sementara sisa peserta dan panitia (kecuali satu panitia bernama Melyana) adalah mahasiswa Sistem Informasi, sehingga untuk saya pribadi saya masih belum mengenal banyak peserta lain. Dari kedua briefing yang dilaksanakan (briefing pertama ketika sebelum pembayaran pertama dan briefing terakhir sehari sebelumnya) yang hanya saya kenal saat itu hanyalah Melyana, Bernandus Roy dan Jordan yang merupakan bagian dari kelompok dan yang terakhir adalah Yuli salah satu mahasiswi Sistem Informasi Global Class. Beberapa saat kemudian akhirnya para peserta yang lainpun mulai berdatangan membuat suasana KFC semakin ramai saat itu dan akhirnya panitia dari travel peponi dan panitia acara immersion memutuskan untuk berpindah lokasi ke dalam. Setelah berpamitan dengan papa, saya dan Diana segera mengikuti seluruh peserta dan panitia ke dalam. Dalam pembagian briefing final dibagikanlah tiket pesawat dan hadiah bingkisan kecil berupa tas ransel. Sepuluh menit berlalu akhirnya seluruh peserta datang kami segera melakukan check in dan memasukkan koper-koper agar dapat di proses menuju bagasi pesawat. Untuk bagasi pesawat sendiri saya dan Diana berbagi kapasitas bagasi dimana bagasi yang kita beli adalah 20 Kg, sehingga satu orang dapat membawa barang bawaan di bagasi seberat masing-masing 10kg. Setelah semua proses selesai kami langsung berjalan ke arah ruang tunggu. Perjalanan menuju Jepang menggunakan pesawat air asia, dimana nanti kami sempat transit di Malaysia untuk 2 jam lalu terbang menuju Jepang. Waktu boarding yang tertera di boarding pass kami adalah pukul 07.55 sedangkan saat itu menunjukkan pukul 7 pagi, sehingga kami sempat memiliki waktu bebas di ruang tunggu bandara. Pada saat itulah kami mulai saling berkenalan antara satu dengan yang lainnya. Setelah waktu boarding tiba kami segera masuk ke dalam pesawat dan take-off menuju Malaysia. Sesampainya di Bandara Kuala Lumpur pukul 11-12 siang kami semua segera menuju tempat foodcourt, dimana kami dipersilahkan untuk makan siang selama kurang lebih 20 menit. Akhirnya saya bersama Yuli memutuskan untuk memesan makanan ayam hainan sementara Diana dan Jasheline memutuskan untuk makan mie. Setelah makan, kami segera menuju ke ruang tunggu pesawat dan beberapa saat kemudian pintu menuju pesawat akhirnya dibuka dan kami segera masuk ke pesawat. Untuk penerbangan tadi ke Malaysia saya duduk bersama Jasheline namun, untuk penerbangan ke Jepang saya duduk bersama Melyana dan beberapa teman lainnya kami duduk di deretan paling belakang dimana 5 baris terakhir adalah seluruh peserta dan panitia immersion. Selama perjalanan yang memang saat itu masih pukul 5 sore ketika take-off penuh dengan obrolan dan canda tawa, saya berkenalan dengan banyak orang, salah satunya ketua immersion yaitu Rafi dan beberapa panitia lainnya seperti Suci namun, saya juga berkenalan dengan anggota lainnya, yaitu Putri, Willy, Andri dan masih banyak lagi.
Hari Kedua – 8 September 2017
Kami sampai di Bandara Haneda, Jepang sekitar pukul 11 malam dan kami segera masuk ke antrian imigrasi ketika akhirnya saya dipanggil ternyata visa saya merupakan visa bisnis dan saya cukup kaget karena saya sama sekali tidak tahu apapun mengenai visa karena kebutuhan visa adalah tanggung jawab agensi travel, sehingga akhirnya petugas bandara menyuruh saya untuk datang dengan tour guide saya yang merupakan Kak Darian sendiri. Saya kembali mengantri bersama Kak Darian dan akhirnya setelah kedua kalinya mencoba ternyata akhirnya saya berhasil melewati imigrasi. Selesainya mengurus imigrasi kami segera bergerak menuju tempat pengambilan tas koper yang ternyata ada lagi kejadian pada tengah malam itu, yaitu koper Rafi ternyata tidak ada. Setelah dicari berkali-kalipun ternyata tetap tidak ada, akhirnya Rafi dan Kak Darian segera mengurus ke pihak yang bertanggung jawab dari Air Asia. Selama menunggu masalah Rafi dan Kak Darian kami bertemu dengan tour guide kami yang satu lagi bernama, Kak Pricila. Kami segera akrab dengan mudah karena mungkin faktor umur kedua tour guide yang memang tidak jauh dari umur kami. Waktu telah menunjukkan pukul 12 akhirnya ada lagi kejadian yang menimpa kegiatan kami ini, yaitu kami sudah ketinggalan jam untuk menggunakan kereta, sehingga akhirnya ternyata kami diberikan fasilitas untuk menggunakan taksi hingga menuju ke hotel kami di daerah Higashi Nihombashi. Saya, Diana dan Jasheline pergi menuju hotel bersama dengan Kak Icil dan selama perjalanan Kak Icil bercerita bahwa ternyata tarif taksi merupakan tarif kendaraan termahal di Jepang dimana jarak dari Bandara menuju tempat penginapan kami saja bisa menghabiskan sebesar 8000-an yang kurang lebih jika di rupiah-kan sebesar 1.045.500 rupiah untuk sekali jalan. Mahal banget bukan? Sesampainya di hotel kami, yaitu Hostel Grinds Nihombashi, kami segera diberikan pembagian kamar dimana lantai 5 berisi seluruh peserta perempuan dan lantai 7 untuk seluruh peserta laki-laki. Sedangkan untuk tempat mandinya sendiripun dipisah dimana untuk perempuan jika ingin mandi ada di lantai 3 dan untuk laki-laki di lantai 4, tempat makan dan dapur ada di lantai 2. Sesampainya di lantai 5 saya sendiri cukup kaget dimana banyak sekali beda kebudayaan antara Indonesia dan Jepang. Sepatu harus dilepas dan diletakan di loker sementara jika ingin ke dalam ruangan kami diminta untuk menggunakan sendal di dalam ruangan, di ruang tidurnya sendiri dibagi menjadi tiga, yaitu bedroom (kamar tidur), ruangan locker dan yang terakhir adalah powder room (kamar mandi dan tempat untuk siap-siap alias make-up dan lain sebagainya). Cukup repot menurut saya namun, tetap harus dijalani kapan lagi seperti ini? Ruangan untuk tidurnya pun hotel kami menggunakan sistem kapsul, dimana satu orang mendapat satu kubikal yang berukuran cukup besar dengan 1 tombol lampu dan 2 colokan serta tirai yang menutupi bagian masuk dan luar agar memberikan privasi tersendiri. Awalnya ketika melihat langsung saya cukup tertegun namun, ternyata ketika mencoba masuk ke dalam ruangan kapsul tersebut suprisingly it is comfortable, saya cukup puas dengan ruangan tersebut terlebih lagi kami semua berkumpul di satu tempat yang sama, dimana kami bisa berbincang-bincang. Keesokan paginya kami harus siap pada pukul 6 pagi hari karena kami harus segera masuk ke dalam kegiatan yang ada di rundown. Cukup lelah rasanya karena waktu istirahat kami terbilang pendek, tidur sekitar jam 12 hingga jam 1 pagi dan harus segera siap (sudah mandi dan sarapan) pada pukul 7 pagi. Kami diberikan kartu kereta bernama Suica yang kami gunakan untuk transportasi kami selama kami di Jepang, karena kegiatan kami pada hari ini adalah mengunjungi universitas dan salah satu perusahaan logistik terbesar di Jepang, maka kami diwajibkan untuk membawa almamater binus. Kegiatan pertama kami adalah TMU (Tokyo Metropolitan University) yang berlokasi di Minami Osawa, dimana merupakan universitas terbesar di kota Tokyo, Jepang. Disana kami diberikan pengarahan dasar mengenai TMU (Tokyo Metropolitan University) dan kami diberikan tour untuk mengelilingi kampus yang menurut saya sangat nyaman, karena suasana dan luas, sehingga menurut saya pribadi terkesan besar. Selama kami tour mengeliingi kampus kami ditemani oleh tourguide kami bernama Akiko (Saya juga lupa namanya sepertinya, bernama akiko) yang merupakan mahasiswi TMU yang mengambil jurusan marketing. Selesainya kami dari TMU di daerah sekitar stasiun Minami osawa banyak terdapat makanan, dimana kami diberikan waktu bebas sekalian makan siang selama kurang lebih 30-45 menit dan kami juga diberikan rekomendasi oleh Kak Darian dan Kak Icil untuk makanan-makanan yang terbilang enak dan murah. Lokasi sekitar TMU banyak sekali spot bagus, sehingga saya, Jasheline dan Yuli memutuskan untuk mengambil beberapa foto dan menyempatkan diri untuk membeli ice cream yang memang saya mengakui keenakannya, karena ice cream disini lebih berasa susu dan creamy. Setelah itu, kami segera menuju daerah mendekati bandara Haneda yang ternyata kantor perusahaan logistik itu bernama Haneda Chronogate. Kami diberikan tour mengenai mekanisme jasa pengiriman barang dan beberapa marchandise menarik yang akhirnya kami simpan. Lalu malamnya kami segera kembali ke hostel dan mencari makan sekitar hostel dan beristirahat untuk hari esok.
Hari Ketiga – 9 September 2017
Hari ke 3 ini kami dapat bangun lebih siang. Jam 6 kami bangun dan mempersiapkan diri kemudian sudah harus mulai sarapan jam 7 pagi. Setelah melakukan study tour ke universitas dan Haneda Chronogate kemarin, tujuan kami hari ini lebih refreshing, yaitu ke Meiji Shrine (Kuil Meiji) yang merupakan kuil terbesar disana, Harajuku dan menuju ke Yoyogi Park yang berada tidak jauh dari Harajuku untuk bertemu dengan para alumni dan sharing pengalaman mereka bekerja di jepang lalu tempat terakhir adalah Shibuya. Pertama kami pergi ke Meiji Shrine, disana kami melihat gate (pintu masuk) kuil Meiji yang tergolong sangat besar, di dalamnya terdapat jalan yang cukup jauh menuju kuilnya namun, saya dan peserta lainnya menikmati waktu kami selama perjalanan tersebut karena suasananya yang mendukung dan menyenangkan. Disana kami melihat-lihat dan ternyata kami sangat beruntung saat itu karena kami sempat melihat upacara pernikahan tradisional Jepang. Setelah foto-foto, kami segera menuju ke daerah Harajuku. Sesampainya di Harajuku kami langsung menuju Takeshita Street, Takeshita Street adalah tempat pembelanjaan fashion yang menurut saya cukup lengkap, dimana merek-merek terkenal berada serta makanan-makanan enak dan unik tersedia. Harajuku merupakan tempat yang bagus untuk berbelanja. Disana ada Adidas, Zara, Creeps, Supreme, Bathing Ape, APE, Ice Cream yang besar, serta Line Friends Store Harajuku. Di Harajuku Takeshita Street para penjaga toko dapat dengan mudah mengerti dan berbicara Bahasa inggris dengan fasih, jadi kami tidak kesulitan ketika ingin berbelanja disana. Disana juga ada mesin money changer yang tempatnya cukup strategis agar wisatawan dapat menukarkan uang disana dan tidak takut kehabisan uang.
Setelah itu kami berjalan menuju Yoyogi park yang berada tidak jauh dari lokasi Takeshita Street. Disana kami bertemu dengan empat orang alumni, mereka sharing pengalaman mereka di Jepang mulai dari biaya hidup, cara bekerja disana, cara mencari pekerjaan disana, bagaimana suka duka bekerja di sana, hingga mereka memberitahu perusahaan mana saja yang menerima pekerja asing, seperti Indonesia. Mereka juga berbagi pengalaman bahwa di perusahaan Jepang yang menerima pekerja asing, mereka berkomunikasi dalam Bahasa inggris baik dari orang jepang maupun orang asing dan para pekerja disana fasih Bahasa inggris. Menurut saya sharing dari mereka sangat berguna dan memotivasi, membuat saya juga tertarik untuk menjalani kehidupan dan bekerja di jepang.
Selesai di Yoyogi Park, kita berangkat menuju Shibuya. Shibuya juga merupakan tempat pembelanjaan yang besar, bahkan lebih besar skalanya dari Takeshita Street. Shibuya juga tempat dimana patung Hachiko berada. Tiba di Shibuya, tepat di depan stasiun Shibuya terdapat patung Hachiko. Hachiko adalah seekor anjing yang diceritakan setia menunggu tuannya di stasiun pada jam yang sama setiap tuannya pulang kerja hingga meninggal. Selesai di patung hachiko kami diberi waktu bebas. Saat waktu bebas saya bersama beberapa teman-teman saya segera menuju salah satu toko yang kami memang sudah cari-cari dari kemarin-kemarin, yaitu Lush Cosmetics. Disana saya pribadi bener-bener kalap. Selain harganya murah, banyak barang yang di toko Lush di Indonesia tidak ada, sehingga saya membeli cukup banyak barang disana. Kami disana hingga pukul 7 malam hari dan karena kami terpencar-pencar akhirnya saya bersama Jasheline. Sebelum kembali ke meeting point saya menyempatkan diri untuk makan malam ramen yang ada di daerah Shibuya. Pukul 7 malam kami kembali bertemu di meeting point dan segera kembali ke penginapan karena perjalanan lumayan jauh. Sesampainya di penginapan kami mandi dan langsung istirahat namun, jika ada yang ingin makan malampun diperbolehkan untuk mencari makanan di sekitar hostel lalu segera beristirahat untuk mempersiapkan hari esok.
Hari Keempat – 10 September 2017
Hari ini adalah salah satu hari yang ditunggu hampir seluruh peserta, jadwal kami hari ini adalah bermain di Tokyo Disney Resort seharian. Hari ini kami berangkat lebih siang dari pada hari-hari sebelumnya, yaitu pukul 9 pagi. Kami berangkat menggunakan kereta, seperti biasanya. Setiba di stasiun Disney resort kami dapat melihat kastil khas Disney yang indah dari kejauhan. Di depan Disney resort ada banyak orang orang yang menggunakan gaun putri dan kostum-kostum khas putri Disney. Tokyo Disney Resort terbagi menjadi dua bagian, yaitu Tokyo Disney Sea dan Tokyo Disney Resort dan kami disuruh memilih antara kedua tempat bermain itu. Tokyo Disney Land adalah tempat dimana kastil Disney berada, disana terdapat wahana yang lebih cocok untuk anak-anak karena bukan merupakan wahana menegangkan, namun berbeda dengan Tokyo Disney Sea, dimana permainannya sungguh menegangkan. Saya pun akhirnya memilih Tokyo Disney Sea. Tokyo Disney Sea letaknya lumayan berjauhan dari Tokyo Disney Land, sehingga kami harus menaiki LRT yang disediakan Tokyo Disney Resort. Dalam perjalanan kami melihat ada gunung api yang menjadi symbol Disney Sea Sampai perjalanan kami telah tiba di Tokyo Disney Sea dan mulai memasukinya. Di awal kami memasuki Tokyo Disney Sea kami pun dapat dengan mudah menemukan peta Tokyo Disney Sea yang memandu kami ke tempat wahana berada. Beruntungnya kami menemukan bahwa buku panduan tersedia dalam Bahasa Indonesia. Saat kami masuk, hal pertama yang kami lihat adalah air mancur di bola dunia Disney Sea. Air mancur itu menurut kami terlihat bagus dan kami menjadikannya meeting point saat keluar. Di dalam Tokyo Disney sea terdapat ruangan pertunjukan band jazz dimana yang memainkan alat musiknya adalah para tokoh Disney dan para penari turut memeriahkannya. Saya sendiri cukup kaget melihat ramainya suasana Disney Sea. Heran, Kaget, dan Speechless karena bayangkan matahari seterik itu dan antrian untuk satu wahana bisa sekitar 50-70 menit bahkan bisa sampe ratusan menit dan permainan yang dimainkan HANYA KURANG DARI 10 MENIT. Namun, karena kelompok kami yang terdiri dari (Saya, Jasheline, Fathan, Rafi, Fariz, Awan, Willy, Suci dan Dicky) mengantri wahana pertama kami yaitu pertunjukan musik disney dengan tokoh utamanya yang terkenal Mickey Mouse.
Setelah menonton pertunjukan jazz kami segera mengantri wahana lainnya, seperti Toy Story, 20.000 under the sea of Triton’s, Permainan yang menyerupai roller coaster kecil, Indiana Jones. Menurut saya paling seru itu tentunya Indiana Jones. Dan saya bener-bener menikmati hari itu karena teman-temen sekelompok saya juga super seru-seru, dimana kita semua ketawa-ketawa terus dan semua hal kita bercandain, gak ada abisnya deh dan lagi HARI ITU ADALAH ULANG TAHUN JASHELINE. YAY. Saya memberikan tantangan kepada Jasheline dimana ia harus menggunakan bando dengan tulisan Happy Birthday selama di Tokyo Disney Sea, hingga sampai di hostel pada malam harinya dan itu super lucu karena setiap mau masuk wahana atau main wahana pasti staff Disney Sea-nya mengucapkan “Happy Birthday!!!”.
Malam harinya ada pertunjukan parade air ditengah danau sebagai bentuk perayaan ulang tahun Disney land. Parade air itu sangat bagus karena dihiasi kembang api, gunung dengan lampu lampu dan robot naga yang menyemburkan api. Kami pun menyelesaikan perjalanan yang menurut saya sangat seru dan menyenangkan walaupun super capek. Setelah semua telah berkumpul kami pun segera pulang ke hotel dan beristirahat.
Hari Kelima – 11 September 2017
Pada hari ini kami kembali menjalani rutinitas kami dengan berangkat ke Odaiba dimana museum masa depan berada, yaitu Miraikan Museum. Pukul 08:00 kami telah sampai di Odaiba seaside park dimana terdapat replica dari patung Liberty dan pemandangan laut yang indah.Disana kami diberi waktu bebas untuk sesi foto dan bersantai sembari menunggu Miraikan Museum dibuka. Kami mengakhiri sesi foto dan melihat-lihat pemandangan indah di Odaiba seaside park, tak jauh dari sana terdapat Miraikan Museum yang pada akhirnya telah dibuka. Pemandu travel pun akhirnya membelikan kami tiket untuk masuk ke dalam Miraikan Museum. Tiket ini terbilang unik karena terdapat barcode disana dan saat memasuki museum tiket kami pun tidak diperiksa, seperti biasanya namun tiket tersebut adalah untuk mencoba teknologi- teknologi di dalamnya jadi bila kita tidak memiliki tiketnya kita tidak akan dapat mencoba alat-alat menakjubkan di dalamnya. Miraikan museum sendiri adalah museum teknologi dari teknologi teknologi yang sedang dikembangkan tetapi ditinggalkan oleh penelitnya karena suatu hal. Disana juga terdapat tiga robot, yaitu robot yang paling utama robot Asimo, robot manusia dan robot hewan. Robot Asimo adalah robot yang paling dapat melakukan banyak hal, robot manusia lebih kepada komunikasi dimana kita dapat berbincang kepada robot tersebut dan terakhir robot hewan dimana saat kami memegangnya dan mengelusnya dia akan bereaksi.
Setelah selesai menikmati teknologi di Miraikan Museum dan selesai makan siang di mall dekat sana, kami pun berangkat ke Advance Institute of Industrial Technology. Study tour di Advance Institute of Industrial Technology merupakan sesuatu yang membuat saya kagum, dosen yang membimbing kami adalah dosen yang mengajar di bidang Security, di kelas kami diberi tahu tentang kampus itu dan fakultas apa saja disana. Di kelas terdapat kamera cctv yang merekam setiap pelajaran, lalu jika mahasiswa ingin menonton ulang pelajaran, maka mereka tinggal mendownload pada situs kampus sejenis “bimay”. Kami juga ditunjukan laboratorium komputer disana dimana praktikum dilakukan. Kami seharusnya berangkat ke Akihabara setelah ini, namun tujuan diubah menjadi Tokyo tower tanpa saya ketahui alasan perubahan tersebut. Namun perjalanan ke Tokyo tower menurut saya tidaklah buruk karena Tokyo tower begitu indah disana. Kami melihat pemandangan kota Tokyo dari sore hingga malam hari. Kami banyak berfoto disana karena memang pemandangan begitu indah terutama saat hari sudah malam dimana lampu lampu menghiasi kota Tokyo dan kendaraan lalu Lalang sangat indah dilihat dari ketinggian.
Hari Keenam – 12 September 2017
Hari ini merupakan hari terakhir kami di Jepang. Kami diberi waktu sarapan lebih siang dari biasanya karena kami harus melakukan packing dan mempersiapkan segalanya untuk pulang ke Indonesia pada malam hari nanti. Hari ini kami semua berangkat ke Tokyo skytree dan hari ini kami juga berangkat lebih siang dari biasanya karena kami telah menyelesaikan semua jadwal kami. Setibanya di Tokyo skytree kami mengambil beberapa gambar disana. di bawah Tokyo Skytree terdapat mall disana dimana kami dapat berbelanja berbagai macam barang disana. Selesai di Tokyo skytree kami pun berangkat ke Asakusa surganya para jajanan khas jepang. Di Asakusa ini kunjungan kami adalah Sensoji Temple. Berbeda dengan kuil yang sebelumnya kami kunjungi karena kuil kali ini merupakan kuil Buddha. Di sensoji temple terdapat banyak makanan dan souvenir yang bagus dan bertemakan tradisional Jepang, seperti kimono, dan lainnya. Kami pun menuju pusat pembelanjaan oleh-oleh di Donquijote dimana letaknya tidak jauh dari Sensoji Temple. Disana merupakan tempat pembelanjaan tax free dimana para turis dapat memiliki oleh-oleh dari berbagai tempat di Jepang barang-barang yang dijual berupa makanan atau cemilan, dan lain sebagainya dan yang paling menarik disini adalah semuanya 100% tax free. Disana juga terdapat banyak sekali cemilan-cemilan dan barang-barang yang hanya ada di Jepang, seperti berbagai macam rasa Kit Kat dan sebagainya. Selesai belanja, Kami pun segera berangkat ke penginapan untuk mengambil barang yang telah kami persiapkan pagi tadi, jadi ketika kami sampai penginapan kami hanya tinggal mengambil koper dan langsung jalan kembali ke bandara. Setelah kami sampai di airport kami pun melakukan segera melakukan check in pesawat disana dan melakukan penyerahan koper ke bagasi. Selesai melakukan check in kami pun diberi waktu bebas. Waktu bebas ini kami isi dengan makan malam di airport dan berbelanja free duty disana. Pukul setengah 11 tepat kami pun segera melakukan boarding ke Kuala Lumpur. Ini adalah akhir perjalanan kami di Jepang.
Hari Ketujuh – 13 September 2017
Jam 6 Pagi kami pun akhirnya tiba di bandara Kuala Lumpur, disana kami memiliki waktu untuk sarapan. Selesai melakukan sarapan disana kami pun segera melakukan boarding pukul setengah 8 kami semua terbang menuju Jakarta. Kamipun akhirnya tiba di Indonesia bandara Soekarno Hatta. Setibanya kami di Indonesia kami pun berkumpul kembali untuk melakukan penutupan acara. Ini adalah akhir dari keseluruhan perjalanan kami, namun melalui perjalanan ini kami dapat memiliki banyak teman-teman baru, serta pengalaman menarik.