School of Information Systems

Pengembangan Sistem Perangkat Lunak Berorientasi Objek

Latar Belakang
Budaya sistem berbasis paper-less sudah cukup jamak diaplikasikan pada organisasi dewasa ini. Hal ini dimungkinkan dengan adanya implementasi teknologi informasi (TI) yang membantu proses bisnis yang tadinya berjalan secara konvensional atau paper-based dapat digantikan dengan sistem yang berjalan secara elektronik.
Salah satu metode pengembangan sistem informasi di lingkungan organisasi adalah dengan menggunakan metode analisa dan desain berorientasi objek dimana unified modeling language (UML) berperan sebagai alat bantu (tool) dalam melakukan analisa dan desain.

Pembahasan
Rekayasa perangkat lunak merupakan satu disiplin ilmu yang bertujuan mengembangkan sistem perangkat lunak yang efektif dari segi biaya. Karakteristik yang biasanya terdapat pada perangkat lunak adalah sebagai berikut (Pressman,1992):

  • Pembuatan perangkat lunak berdasarkan logika.
  • Perangkat lunak merupakan hasil pengembangan dan bukan dibuat oleh pabrik-pabrik tertentu.
  • Perangkat lunak tidak akan pernah usang karena selalu diperbaharui.

Metode rekayasa perangkat lunak merupakan pendekatan terstruktur terhadap pengembangan perangkat lunak yang bertujuan memfasilitasi produksi perangkat lunak kualitas tinggi dengan cara yang efektif dalam hal biaya. Metode seperti structured analysis (DeMarco, 1978) yang dikembangkan pada sekitar tahun 1970-an berusaha mengidentifikasi komponen fungsional dasar dari suatu sistem. Pada tahun 1980-an dan 1990-an, metode berorientasi fungsi ini ditambah dengan metode berorientasi objek seperti yang diajukan oleh Booch (1994) dan Rumbaugh (1991).

Teknologi objek menganalogikan sistem aplikasi seperti kehidupan nyata yang didominasi oleh objek. Orang adalah objek, mobil adalah objek, komputer adalah objek. Objek memiliki atribut, misalnya orang memiliki nama, pekerjaan, dan rumah. Objek dapat beraksi dan bereaksi, seperti orang dapat berjalan dan dapat berbicara. Keunggulan teknologi objek dengan demikian adalah bahwa model yang dibuat akan mendekati dunia nyata yang masalahnya akan dipecahkan oleh sistem yang dibangun.

Analisis dan desain yang berorientasi objek sangat perlu dilakukan dalam pengembangan sistem berorientasi objek. Proses analisis bertujuan memahami masalah, sedangkan proses desain bertujuan memahami pemecahan masalah yang didapatkan dari proses analisis, yaitu dengan mengusulkan secara detail sistem komputer seperti apa yang perlu dibangun untuk mengatasi masalah tersebut. Tujuan dari melakukan proses analisis dan desain adalah untuk mendapatkan domain masalah dan pemecahan logis atas masalah dari kacamata teknologi objek. Dalam analisis, diidentifikasi dan dijelaskan objek-objek yang terlibat dalam domain masalah dan bagaimana interaksi terjadi antara objek tersebut. Objek dalam analisis adalah objek dari perspektif dunia nyata. Dalam desain, didifinisikan objek-objek yang akan diimplementasikan oleh bahasa pemrograman berorientasi objek. Objek dalam desain adalah objek yang dilihat dari perspektif perangkat lunak komputer.

Suatu objek bisa diambil untuk dimodifikasi berupa penambahan atau pengurangan untuk memecahkan suatu masalah yang baru. Hal ini jugalah yang turut menjadi kelebihan dari pengembangan sistem berorientasi objek dimana sistem yang dibangun dengan teknologi objek memiliki fleksibilitas yang tinggi terhadap perubahan karena menggunakan konsep komponen yang bisa digunakan kembali.

Referensi
Booch, G. (1994). Object-Oriented Analysis and Design with Applications, 2nd Edition. The Benjamin/Cummings Publishing Company, Inc, Redwood City, California

DeMarco, T. (1978). Structure Analysis and System Spesification. Prentice Halls, Englewood Cliffs, New Jersey

Pressman, Roger S. (1992). Software Engineering: A Practitioner’s Approach, 3rd Edition. McGraw-Hill, New York.

Rumbaugh, J., Blaha, M., Premerlani, W., Eddy, F., Lorensen, W. (1991). Object-Oriented Modeling and Design. Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey

D4792 – Yulius, S.Kom., M.M.S.I