School of Information Systems

Pengembangan Destinasi Wisata berbasis Teknologi Informasi

Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain dan dalam bahasa inggris disebut dengan istilah tour (Oka A. Yoeti, 1982:113). Adapan pada Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan, menyebutkan bahwa pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela, serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata termasuk pengusahaan objek dan daya tarik wisata tersebut. “Destination is at one a single entity but it comprises every kind of tourism organization and operation in its geographical area” (Sumber : A.V Seaton & M.M Bennett, 1996, p.350).

Dari definisi di atas maka destinasi merupakan suatu area geografi, dapat berupa daerah administrasi atau bentukan geografi yang dikembangkan untuk memuaskan wisatawan.  Di dalam sebuah destinasi terdapat berbagai faktor yang saling mendukung. Hal itu merupakan bentuk dari konsep destination mix ; yaitu “The destination mix is another unique, relational concept with five components: attractions and events, facilities, infrastructure, transportation, and hospitality resources”. (Sumber : Alister M. Morrison,2001,p.186)

Tujuan memasarkan sebuah destinasi wisata yang harus dicapai  di antaranya adalah :

  1. Meningkatkan citra dari suatu daerah dengan harapan dapat mendorong para investor untuk menanamkan modalnya di daerah tersebut.
  2. Meningkatkan jumlah dan kualitas dari fasilitas dan infrastruktur di daerah tersebut yang tidak hanya berguna bagi keleluasaan para wisatawan namun juga berguna bagi masyarakat lokal di mana destinasi tersebut berada.
  3. Memberikan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat lokal terhadap daerahnya karena banyak wisatawan yang ingin datang dan melihat daerahnya tersebut.
  4. Memberikan sebuah pemikiran baru dan pemasukan keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas di lingkungan lokal suatu destinasi.
  5. Mencoba untuk membuat destinasi agar dapat lebih diterima oleh wisatawan dengan membaca ekspektasi dari wisatawan dan juga melihat pada kebijakan dari pemerintah.

Pada laporannyaa Yosafati Hulu, seorang faculty member School of Information Systems – Binus University yang telah melakukan penelitian dengan judul Pengembangan Media Destinasi Pariwisata   Memanfaatkan Potensi dan Sumberdaya Lokal   di Era Otonomi dan Pemekaran Daerah, menyatakan bahwa jika hasil penelitian ini dapat diterapkan, maka dengan sendirinya dapat menunjang tercapainya sasaran pengembangan ekonomi kreatif yang dicanangkan oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2009-2015;

Media Destinasi Pariwisata tersebut dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman dan database berbasis web (PHP, Javascript, dan MySql). Adapun informasi Objek Wisata dapat terdiri dua aspek: Informasi Utama dan Informasi Tambahan. Informasi Utama adalah informasi yang menjelaskan tentang objek wisata itu sendiri sedangkan Informasi Tambahan adalah informasi yang relevan dengan objek wisata tersebut dan dapat dimasukkan oleh setiap user. (TP)