22 Desember 2025 – Tim Vermak Data, yang terdiri dari Dhiya Tsaltsa Muharram, Dominique Gabriella Hermansyah, dan Fidelio Bagas Prakoso, mahasiswa BINUS University Kemanggisan, berhasil menorehkan Juara 1 dalam ajang Dashboard Analytics Competition – Data Slayer 3.0 Telkom University Purwokerto, melalui pengembangan dashboard analitik berjudul INDEEP (Indonesia Economic Disparity Explorer).

Pada tahap awal kompetisi, tim Vermak Data melalui proses penyisihan dengan mengolah data melalui Google Colaboratory dan mengembangkan dashboard interaktif menggunakan Looker Studio, dengan fokus pada tema eksplorasi data ketimpangan ekonomi desa–kota di Indonesia. Dashboard ini menjadi dasar penilaian seleksi awal, hingga akhirnya tim berhasil lolos sebagai 10 besar finalis dari 106 tim yang mendaftar. Memasuki babak final, Vermak Data kemudian menyusun karya tulis ilmiah (paper) yang menjelaskan metodologi, temuan utama, serta implikasi kebijakan dari dashboard INDEEP. Selanjutnya, tim Vermak Data mempresentasikan hasil analisis tersebut secara daring di hadapan dewan juri pada sesi final.

Tim Vermak Data mengangkat isu strategis terkait ketimpangan ekonomi antara wilayah pedesaan dan perkotaan di Indonesia, yang selama ini kerap tersembunyi di balik data agregat nasional. Melalui pemanfaatan data resmi Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS periode 2019–2024, tim menyusun analisis komprehensif yang mengintegrasikan indikator kemiskinan, ketimpangan, pola konsumsi, serta akses layanan dasar.

INDEEP dirancang sebagai platform pendukung keputusan berbasis data, yang tidak hanya menyajikan angka statistik, tetapi juga memvisualisasikan pola struktural ketimpangan desa–kota secara intuitif. Salah satu temuan utama yang diangkat adalah fenomena Twin Paradox, di mana wilayah perdesaan mengalami tingkat kemiskinan yang lebih tinggi namun ketimpangan yang lebih rendah (shared poverty), sementara wilayah perkotaan menunjukkan kemiskinan yang lebih rendah tetapi ketimpangan yang lebih tinggi (wealth concentration).

Selain itu, melalui analisis Food Vulnerability Gap dan Economic Leakage, tim Vermak Data menunjukkan bahwa rumah tangga pedesaan mengalokasikan proporsi pengeluaran yang lebih besar untuk kebutuhan pangan dan konsumsi non-produktif, sejalan dengan Hukum Engel, yang pada akhirnya meningkatkan kerentanan terhadap guncangan ekonomi dan memperkuat kemiskinan struktural.

Untuk memperdalam analisis, INDEEP menerapkan pendekatan Principal Component Analysis (PCA) dan K-Means Clustering, guna memetakan kesenjangan dan karakteristik wilayah secara lebih granular. Pendekatan ini memungkinkan rekomendasi kebijakan yang lebih kontekstual, terarah, dan tidak bersifat “one-size-fits-all”, sesuai dengan tujuan DAC dalam mendorong pemanfaatan data untuk pengambilan keputusan publik.

Keikutsertaan tim Vermak Data dalam DAC menjadi bukti bahwa integrasi data analytics, visualisasi interaktif, dan pemahaman kebijakan publik dapat menghasilkan solusi yang relevan terhadap permasalahan nyata. Melalui INDEEP, tim berharap dapat berkontribusi dalam mendukung perumusan kebijakan yang lebih inklusif, berbasis bukti, dan selaras dengan visi Indonesia Emas 2045.