School of Information Systems

Audit Internal Cloud: Definisi, Manfaat, Peran, dan Best Practices

Di era digital yang serba terhubung, cloud computing telah menjadi tulang punggung operasional bisnis modern. Namun, kemudahan dan fleksibilitas yang ditawarkan cloud juga membawa risiko tersendiri. Audit internal cloud muncul sebagai solusi kritis untuk memastikan lingkungan cloud perusahaan beroperasi secara optimal, aman, dan sesuai regulasi. 

Apa itu Audit Internal Cloud? 

Audit internal cloud adalah proses evaluasi sistematis yang mencakup pemeriksaan keamanan, kepatuhan, efisiensi biaya, dan ketersediaan layanan cloud. Audit cloud yang efektif harus mencakup aspek teknis, operasional, dan tata kelola untuk memastikan nilai maksimal dari investasi cloud.
Berikut beberapa manfaat adanya audit internal cloud: 

  1. Peningkatan Keamanan: Mengidentifikasi celah keamanan dan salah konfigurasi 
  2. Kepatuhan Regulasi: Memastikan compliance dengan GDPR, HIPAA, atau PCI DSS 
  3. Optimasi Biaya: Menemukan sumber daya yang tidak terpakai (Flexera 2023 menunjukkan 32% pemborosan) 
  4. Ketahanan Bisnis: Evaluasi rencana pemulihan bencana dan kontinuitas bisnis 

 

Tugas Auditor Internal Cloud 

Berikut beberapa tugas atau peran auditor internal cloud: 

  1. EvaluasiKeamanan, seperti verifikasi konfigurasi firewall dan enkripsi data, penilaian kerentanan sistem, dan penerapan zero trust architecture 
  2. PemantauanKepatuhan, seperti validasi kesesuaian dengan regulasi industri, pemeriksaan sertifikasi cloud provider, dan pemastian data residency (lokasi fisik atau geografis di mana data disimpan dan diproses) 
  3. OptimalisasiBiaya, seperti identifikasi zombie instances, analisis pola penggunaan, dan evaluasi strategi pembelian reserved instances 
  4. ManajemenRisiko, seperti penilaian rencana pemulihan bencana, evaluasi ketergantungan pada satu cloud vendor, dan review business continuity plan 

Apa Saja Hal yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Audit? 

  1. PemetaanLingkungan Cloud 

Perlu adanya dokumentasi layanan cloud (IaaS, PaaS, SaaS), mengidentifikasi data kritis dan alur pemrosesan, dan mempersiapkan cloud inventory. 

  1. PenentuanScope Audit 

Perlu menentukan fokus audit (keamanan, compliance, atau biaya), mengidentifikasi sistem dan aplikasi target, dan menetapkan periode waktu audit. 

  1. PenyiapanTools dan Akses 

Perlu dipersiapkan tools monitoring seperti AWS Config atau Azure Policy, memberikan akses memadai untuk auditor, dan menyiapkan dokumentasi API. 

  1. PemahamanRegulasi 

Perlu adanya pembelajaran regulasi industri terkait, pemahaman shared responsibility model, dan pengetahuan tentang kewajiban yang tertera pada Service Level Agreement (SLA). 

Best Practices Audit Cloud 

  1. Pendekatan Berbasis Risiko: Fokus pada area berisiko tinggi 
  2. Testing Berkala: Minimal setahun sekali atau setelah perubahan signifikan 
  3. Kolaborasi Stakeholder: Melibatkan tim IT, keamanan, dan bisnis 
  4. Pemanfaatan Automation: Menggunakan tools seperti AWS Security Hub 
  5. Dokumentasi Rinci: Temuan disertai rekomendasi actionable 

Referensi: 

  1. Mezzio, S., Stein, M., & Campitelli, V. (2022). Cloud Governance: Basics and Practice. 
  2. Flexera. (2023). State of the Cloud Report. 
  3. Cloud Security Alliance. (2021). Security Guidance for Critical Areas of Focus in Cloud Computing v4.0. 
  4. ISACA. (2020). COBIT 2019 Framework. 
  5. NIST. (2021). NIST Cloud Computing Security Reference Architecture. 
Erin