Threat of New Entrants in PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA)

I. Pendahuluan
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) atau yang biasa dikenal sebagai Bank Central Asia merupakan salah satu perbankan swasta terkuat di dunia berdasarkan Forbes. Hal ini dapat digapai BBCA karena layanan serta inovasi yang diberikan berfokus pada kepuasan pengguna jasa mereka. Pada aspek bisnis, guna menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan serta kesuksesan mereka, metode analisa Porter’s Five Forces dapat membantu untuk mengidentifikasi faktor-faktor tersebut. Porter’s Five Forces dibagi menjadi 5 bagian, diantaranya; Threats of New Entrants; Threats of Buyers; Threats of Suppliers; Threats of Substitutes; Threats of Competitive Rivalry. Pada artikel ini, akan dibahas secara mendalam mengenai Threats of New Entrants serta berbagai faktornya yang dapat memengaruhi Bank BCA.
II. Threats of New Entrants
Threats of New Entrants adalah suatu ancaman dari pendatang baru yang berpotensial memasuki pasar dan bersaing dengan bisnis yang sudah ada dan pada kasus kali ini adalah bisnis perbankan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Terdapat beberapa faktor dalam Threats of New Entrants yang dapat memengaruhi tingkat ancaman bagi perusahaan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), diantaranya adalah:
- Supply-Side Economies of Scale
Aspek ini memiliki peran penting dalam mengurangi ancaman dari pendatang baru bagi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). BBCA sebagai bank besar dapat dengan mudah memanfaatkan aspek ini untuk keunggulan kompetitif perusahaan. Hal ini dapat terjadi karena pendatang baru akan menghadapi hambatan masuk (Barriers to Entry) untuk mencapai tingkat efisiensi biaya, skala, dan akses ke sumber daya yang sama dengan BBCA. Faktor- faktor ini dimanfaatkan oleh BBCA untuk mempertahankan biaya yang rendah, meningkatkan daya saing, dan memperkuat posisinya di pasar perbankan Indonesia.
- Demand-Side Benefits of Scale
Demand-Side Benefits of Scale dapat memengaruhi tingkat ancaman dari pendatang baru dengan cara, semakin besar pangsa pasar yang dikuasai bank, semakin sulit bagi pendatang baru untuk bersaing dengan daya tarik yang ditawarkan oleh bank besar. Contoh dari hal tersebut adalah BBCA dapat memanfaatkan loyalitas pelanggan dan integrasi layanan untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang sulit ditiru oleh bank baru. Dikarenakan faktor-faktor tersebut, hambatan masuk yang tinggi bagi pendatang baru ini membuat PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dapat mempertahankan posisinya di pasar perbankan Indonesia.
- Switching Costs
Switching costs dapat diartikan sebagai biaya atau hambatan yang harus ditanggung oleh pelanggan ketika mereka beralih dari satu produk ke produk lainnya. Hal ini sangat mengurangi tingkat ancaman pendatang baru. Dengan besarnya pangsa pasar yang sudah dikuasai oleh BBCA, pelanggan cenderung enggan pindah bank karena adanya kemungkinan hambatan, seperti biaya admin saat transfer antar bank yang sebagian besar pangsa pasar sudah didominasi oleh BBCA. Sehingga BBCA dapat mempertahankan basis pelanggannya dan mengurangi tekanan dari pendatang baru yang ingin masuk ke pasar perbankan.
- Capital Requirements
Capital Requirements berperan penting dalam mengurangi ancaman dari pendatang baru. Hal ini dikarenakan dibutuhkannya modal yang sangat besar (Berdasarkan OJK, bank baru harus menyiapkan modal sebesar Rp. 5 triliun) untuk mendirikan sebuah bank dengan persyaratan regulasi, pembangunan infrastruktur, dan mengelola risiko membuat bank baru menghadapi hambatan yang sangat tinggi untuk bisa masuk dalam pasar. Bank besar seperti BBCA memiliki akses ke modal yang lebih mudah, serta telah unggul dalam skala infrastruktur. Sebagai hasilnya, ancaman persaingan yang datang dari pendatang baru tidak cukup besar untuk menggeser bank besar seperti BBCA.
- Incumbency
Incumbency memberikan keuntungan yang signifikan bagi BBCA dalam mengurangi threat of new entrants. Dengan memiliki pangsa pasar yang besar, reputasi yang kuat, infrastruktur yang terintegrasi, dan hubungan yang baik dengan berbagai pihak, BBCA bisa mempertahankan posisinya di pasar perbankan Indonesia dalam menghadapi bank-bank baru.
- Distribution Channels
Salah satu faktor kunci BBCA dapat mempertahankan dominasinya di dunia perbankan, distribution channels merupakan faktor utama dalam mengurangi tingkat ancaman dari pendatang baru. Dengan jaringan cabang dan ATM yang luas, inovasi digital seperti aplikasi, serta kemitraan yang kuat dengan berbagai pihak, BBCA memiliki keunggulan saluran distribusi yang sangat sulit bagi pendatang baru untuk bersaing dengan BBCA.
- Government Policy
Government policy atau bisa disebut kebijakan pemerintah memberikan keuntungan bagi BBCA. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang ketat terkait regulasi, izin usaha, pengawasan, dan perlindungan konsumen menciptakan hambatan besar bagi bank baru untuk memasuki pasar perbankan Indonesia, sehingga perusahaan baru akan sangat sulit untuk mendirikan sebuah bank dengan regulasi ketat yang wajib dipatuhi. Oleh karena itu, pasar perbankan Indonesia cukup sulit bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam pasar, sehingga mengurangi ancaman bagi BBCA.
- Anticipated Incumbent Response
Anticipated incumbent response sangat penting untuk mengurangi ancaman dan menjaga posisi dominan dari PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA). Dengan langkah-langkah strategis dari BBCA seperti kekuatan dan sumber daya yang dimilikinya, BBCA memiliki berbagai strategi yang dapat diterapkan untuk merespons pendatang baru, seperti memperkenalkan inovasi produk, meningkatkan layanan pelanggan, menyesuaikan harga, memperluas jaringan, serta memperkuat kampanye pemasaran.
III. Kesimpulan
Setelah menganalisis ancaman dari pendatang baru (Threats of New Entrants) bagi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dapat dilihat bahwa ancaman dari pendatang baru sangat minim. Hal ini dapat terjadi karena BBCA dapat memanfaatkan setiap faktor secara maksimal sehingga hanya menyisakan sedikit celah bagi pendatang baru untuk bersaing dengan perusahaan mereka. Dari berbagai faktor yang sudah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa BBCA dapat dengan sangat baik menjaga dominasi mereka di pasar perbankan Indonesia.