School of Information Systems

Etika penggunaan Artificial Intelligence

Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence, AI) telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita sehari-hari, mulai dari mesin pencari, asisten virtual, hingga mobil otonom. Kemajuan teknologi ini membawa banyak manfaat, namun juga menimbulkan berbagai pertanyaan etis. Bagaimana kita memastikan bahwa penggunaan AI dilakukan secara etis? Berikut ini adalah beberapa aspek penting dalam etika penggunaan AI.

Etika adalah seperangkat prinsip moral yang membantu kita membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Etika dalam AI adalah bidang multidisiplin yang mempelajari cara mengoptimalkan dampak menguntungkan dari AI sekaligus mengurangi risiko dan hasil yang merugikan.

Dalam penerapan etika dalam pengembangan AI, komunitas akademika telah menggunakan Belmont report sebagai bahan acuan. Ada 3 prinsip utama dalam Belmont report, antara lain:

  1. Menghormati Orang: Prinsip ini mengakui otonomi seseorang dan mempertahankan keyakinan bahwa peneliti akan melindungi mereka yang otonominya telah terganggu, yang mungkin disebabkan oleh sejumlah faktor seperti keterbatasan usia, penyakit mental, atau penyakit. Konsep persetujuan (consent) atau izin adalah topik utama dari prinsip ini. Setiap eksperimen yang diikuti oleh orang-orang harus menginformasikan kepada mereka tentang kemungkinan bahaya dan imbalannya, dan mereka harus memiliki kebebasan untuk memutuskan apakah mereka akan berpartisipasi atau tidak pada saat sebelum, selama, atau setelah eksperimen.
  2. Kemanfaatan (Beneficence): Prinsip ini diambil dari etika kedokteran, di mana para dokter bersumpah untuk “tidak membahayakan.” Ide ini dapat dengan mudah diterapkan pada kecerdasan buatan di mana algoritma dapat memperkuat bias seputar ras, jenis kelamin, kecenderungan politik, dan sebagainya, meskipun ada niat untuk berbuat baik kepada sesama dan meningkatkan performansi suatu sistem.
  3. Keadilan: Prinsip ini berhubungan dengan isu-isu seperti keadilan dan kesetaraan. Siapa yang harus mendapatkan manfaat dari eksperimen dan pembelajaran mesin? Belmont report menawarkan lima cara untuk mendistribusikan beban dan manfaat, yaitu dengan:
  • Pembagian yang sama
  • Kebutuhan individu
  • Upaya individu
  • Kontribusi masyarakat
  • Prestasi

UNESCO sebagai lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa juga telah mengeluarkan sebuah rekomendasi mengenai etika pada artificial intelligence pada November 2021. Rekomendasi ini disusun dengan menitikberatkan kepada kepentingan hak asasi dan martabat manusia.  Rekomendasi ini dituliskan sebagai empat nilai utama, antara lain:

  1. Hak asasi manusia dan martabat manusia.

Menghormati, melindungi, dan memajukan hak asasi manusia serta kebebasan dasar dan martabat manusia.

  1. Hidup dalam masyarakat yang damai

masyarakat yang damai, adil, dan saling terhubung. Teknologi yang dikembangkan harus mendukung agar masyarakat terlindungi. Salah satu hal yang dikawatirkan terabaikan dengan AI adalah mengenai hak privasi data pribadi.

  1. Memastikan keragaman dan inklusivitas.

Data yang digunakan oleh AI diharapkan tidak memihak kepada ras, negara atau suku tertentu. Selain itu juga hasil dari AI diharapkan tidak akan timpang sebelah dan merendahakan kepada ras, negara dan suku tertentu.

  1. Lingkungan dan ekosistem yang berkembang.

Isu yang dalam beberapa tahun belakangan ini sering digaung-gaungkan oleh pemerintah hampir disemua negara adalah mengenai keberlanjutan (sustainability). Teknologi AI yang dikembangkan harus dapat mendukung isu ini.

Referensi:

RA Dyah Wahyu Sukman