Use Case Sebagai Kunci Business Process
Awal mula Use Case digunakan yaitu pada tahun 1986, Ivar Jacobson pertama kali merumuskan teknik pemodelan tekstual dan visual untuk menentukan Use Case. Yang selanjutnya pada tahun 1992, rekan penulis bukunya Rekayasa Perangkat Lunak Berorientasi Objek – Pendekatan Berbasis Use Case membantu mempopulerkan teknik untuk menangkap persyaratan fungsional, terutama dalam pengembangan perangkat lunak.
Seperti yang kita ketahui biasanya pengembang membuat beberapa diagram skenario atau flowchart sebelum membuat program atau kode terkait program lainnya agar lebih jelas dalam menggambarkan kebutuhan sistem untuk memecahkan masalah. Use case merupakan komponen terpenting dari diagram dibuat.
Menurut Satzinger, et al. (2010, hal.242), use case diagram adalah sebuah diagram yang menunjukkan berbagai peran pengguna dan cara para pengguna berinteraksi dengan sistem. Use case diagram sering digunakan untuk menggambarkan dan mendokumentasikan proses sistem yang sedang berlangsung, use case mencatat apa yang dikerjakan (doing) bukan kegunaan use case tersebut. Fokusnya adalah pada “apa” yang dilakukan sistem, bukan “bagaimana”.
Berikut pengertian Use Case dari para ahli yang lain :
- Nugroho (2010), use case diagram adalah sebuah sarana untuk melakukan organisasi yang spesifik pada setiap kebutuhan pengguna dengan cara yang mudah untuk dikelola dan dimengerti setiap pembaca.
- Lisnawanty (2014), use case diagram adalah pemodelan perilaku sebuah aplikasi atau sistem perangkat lunak yang dibuat dengan cara pendeskripsian interaksi antar satu atau lebih aktor dengan aplikasi yang dimaksud.
- Pratama (2014), use case diagram adalah sebuah aliran kegiatan dan proses bisnis yang dilakukan oleh pengguna.
- Sukamto dan Shalahuddin (2014), use case diagram adalah pemodelan untuk kelakuan sebuah sistem informasi yang akan dibuat sehingga fungsi dalam sebuah sistem dapat diketahui.
- Setiawan dan Khairuzzaman (2017), use case diagram adalah interaksi antara use case dengan aktor, yang berupa orang, peralatan, atau sistem lain yang terintegrasi, dengan cara menggambarkan fungsionalitas sistem atau persyaratan yang harus dipenuhi dari pandangan aktor.
Beberapa manfaat yang diperoleh produsen dan konsumen dari penggunaan use case ini adalah memfasilitasi komunikasi antara domain expert dan end user, memberikan jaminan kebutuhan sistem, digunakan untuk otentikasi, dll. Use case mencakup orang yang menggunakan website, tujuan dari pengguna, apa yang ingin dilakukan pengguna, dll.
Kapan diperlukan membuat Use Case dalam bisnis?
- Apabila perusahaan berencana melakukan rekayasa proses bisnis.
- Apabila akan membangun software pada bagian tertentu.
- Jika terdapat workflow yang sangat kompleks tetapi tidak ada dokumentasinya.
- Saat ingin membangun sistem.
Apa yang harus dilakukan untuk membuat Use Case untuk suatu bisnis?
Mulai dengan mempelajari misi dan visi perusahaan untuk mengidentifikasi use case. Selanjutnya dirinci ke dalam kegiatan-kegiatan yang harus ada untuk mencapai misi tersebut. Untuk setiap kegiatan dapat ditanyakan aktivitas apa yang dilakukan . Penelitian dilakukan pada kegiatan utama(core workflow) maupun kegiatan lainnya yang ada di dalam perusahaan seperti Sales, Marketing, Accounting, dan area bisnis lainnya.
Untuk membuat use case. kita harus memperhatikan langkah – langkah berikut, yaitu :
- Menentukan Actor dengan mengidentifikasi para pelaku bisnis
- Mengidentifikasi use case
- Membuat diagram Use Case untuk setiap tujuan yang ada dan pastikan semua terstruktur dengan baik
- Prioritaskan, ulas, tinjau, perkirakan dan validasi pengguna
Selain itu ada practical guidance yang perlu diperhatikan dalam proses pembuatan use case antara lain :
- Set konteks untuk target sistem
- Mengidentifikasi semua actor
- Mengidentifikasi semua use case
- Mendefinisikan semua asosiasi dari setiap actor dan setiap use case
- Mengevaluasi setiap actor dan juga setiap use case untuk mendapatkan kemungkinan perbaikan dan generalisasi
Contoh Use Case
Dari pemaparan diatas bisa disimpulkan bahwa Use Case sangat penting dalam proses bisnis karena Use Case menjadi jembatan antara pembuat/pengembang dengan konsumen saat mendeskripsikan sebuah sistem, selain itu Use Case juga menggambarkan proses bisnis dan menampilkan urutan aktivitas sebuah proses dengan lebih jelas, mudah dimengerti, dan transparan untuk siapapun pelaku bisnis dalam proses bisnis tersebut.
Referensi :
- John W. Satzinger, Robert B. Jackson, Stephen D. Burd. (2016), Systems Analysis and Design in a Changing World, 7th Edition. 7. Cengange Learning. -.ISBN: 978-1305117204. Chapter 3
- binus.ac.id. Diakses pada 03 November dari http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-1-00090-SI%20Bab2001.pdf
- binus.ac.id. Diakses pada 03 November dari https://sis.binus.ac.id/2022/04/18/use-cases-and-brief-use-case-descriptions/
- Diakses pada 03 November dari https://repository.bsi.ac.id/index.php/unduh/item/215571/File_10-Bab-II-Landasan-Teori.pdf