Return on Investment
Return on Investment (ROI) atau disebut juga Tingkat pengembalian investasi yang di hitung dengan cara net income dibagi total investasi. ROI berguna untuk mengukur prospek dari suatu investasi, semakin tinggi ROI semakin diminati oleh investor atau stakeholder. ROI dapat diaplikasikan untuk menilai suatu startup atau segmen atau proyek tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tingkat ROI antara lain: a) Tingkat pengembalian (k) dan besarnya laba bersih akibat investasi tersebut. Untuk laba bersih dipengaruhi oleh besarnya kemampuan menghasilkan pendapatan dan beban-beban. Apabila ROI lebih kecil dari Tingkat pengembalian yang diharapkan maka berarti investasinya tidak menguntungkan. Kegagalan usaha untuk mencapai ROI dapat disebabkan oleh ketidak mampuan untuk menghasilkan pendapatan diatas target yang ditentukan dan atau pemborosan biaya sehingga beban usaha tinggi.
Kegunaan ROI antara lain: a) untuk mengukur efisiensi berbagai macam aspek karena sifat ROI yang menyeluruh. Kegunaan tersebut dapat maksimal apabila catatan akuntansinya telah diimplementasikan dengan baik; b) Sebagai dasar dalam mengambil keputusan investasi, baik itu dalam bentuk pembelian atau pendanaan; c) dapat digunakan sebagai perbandingan dengan perusahaan lain apabila rasio industri sudah diketahui.
Selain memiliki kelebihan terutama untuk investor, ROI juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain: a) tergantung dengan fluktuasi ekonomi, b) risiko terjadinya perbandingan yang tidak setara, misalnya Perusahaan dengan struktur utang yang besar sehingga struktur neracanya tidak sehat meskipun memiliki ROI lebih besar.
Contoh perhitungan ROI untuk start-up baru:
PT Ali Baba Indolindo didirikan dengan investasi awal Rp. 1.000.000.000, hasil selama 5 tahun adalah sebagai berikut:
Tahun Pendapatan Beban Laba Bersih ROI
Tahun | Pendapatan | Beban | Laba Bersih | ROI |
1 | Rp. 500 juta | Rp. 200 juta | Rp. 300 juta | 30% |
2 | Rp. 700 juta | Rp. 300 juta | Rp. 400 juta | 40% |
3 | Rp. 900 juta | Rp. 400 juta | Rp. 500 juta | 50% |
4 | Rp. 800 juta | Rp. 300 juta | Rp. 500 juta | 50% |
5 | Rp. 600 juta | Rp. 200 juta | Rp. 400 juta | 40% |
Rata-rata ROI = (30% + 40% + 50% + 50% + 40%) / 5 = 42%.
Apabila Tingkat pengembalian (k) yang di harapkan adalah 10% maka investasi ini dinilai baik Tingkat pengembalian investasinya.
PT Trotor didirikan dengan investasi awal Rp. 1.000.000.000, hasil selama 5 tahun adalah sebagai berikut:
Tahun Pendapatan Beban Laba Bersih ROI
Tahun | Pendapatan | Beban | Laba Bersih | ROI |
1 | Rp. 300 juta | Rp. 200 juta | Rp. 100 juta | 10% |
2 | Rp. 400 juta | Rp. 300 juta | Rp. 100 juta | 10% |
3 | Rp. 500 juta | Rp. 400 juta | Rp. 100 juta | 10% |
4 | Rp. 600 juta | Rp. 300 juta | Rp. 300 juta | 30% |
5 | Rp. 1.600 juta | Rp. 200 juta | Rp. 1.400 juta | 140% |
Rata-rata ROI = (10% + 10% + 10% + 30% + 140%) / 5 = 40%.
Meskipun rata-rata ROI kedua Perusahaan ini sama-sama 40% Tingkat pengembalian investasinya, namun ukuran kelayakan perlu ditinjau dari pengukuran lainnya.